Pengaturan Kewajiban Direksi di dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

pribadi terhadap perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian yang diderita perseroan. 126 Konsekuensi Perseroan terbatas sebagai asosiasi modal memang sangat menarik, karena perseroan terbatas akan menghimpun modal besar bahkan sangat besar dari sejumlah orang. Jika harus bertanggung jawab penuh atas segala kerugian sampai pada harta pribadi tentunya akan menimbulkan kesukaran ketika perusahaan tersebut go public mengingat jumlah pemegang sahamnya banyak dan mungkin diantaranya tidak saling kenal.

B. Pengaturan Kewajiban Direksi di dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Sebagai organ perseroan terbatas, direksi bertanggung jawab penuh atas kegiatan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan dalam mencapai tujuan perseroan, serta mewakili perseroan dalam segala tindakannya baik di dalam maupun di luar pengadilan. 127 Perseroan terbatas seperti yang telah dikemukakan sebelumnya memiliki kapasitas-kapasitas yakni : 1. dapat digugat dan menggugat yang berarti memiliki suatu persona standi in judicio tersendiri; 2. memiliki harta kekayaan tersendiri. Memiliki harta kekayaan di sini bukan memiliki harta kekayaan tetapi dalam makna milik bersama, melainkan harta kekayaan dari suatu kesatuan, suatu badan hukum, yang dapat dicatatkan atas namanya sendiri, yang menandakan bahwa perseroan adalah suatu subjek hukum yang mandiri; 3. dapat memberikan kuasa; 4. dapat membuat perjanjian, tentunya dengan segala akibat hukumnya; 126 Agus Budiarto, Op.Cit,hal 9 127 Ahmad Yani, dan Gunawan Widjaja, Perseroan terbatas, Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2003, hal 104 Universitas Sumatera Utara 5. mampu membuat peraturan untuk mengatur kehidupan internalnya sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut perseroan terbatas adalah sebagai badan hukum yang memiliki status, kedudukan dan kewenangan yang dapat dipersamakan dengan manusia sehingga disebut artificial legal person, dengan demikian ia tidak memiliki kehendak dan tidak dapat bertindak sendiri, Oleh karena itu diperlukan orang-orang yang memiliki kehendak untuk perseroan sesuai tujuan pendiriannya. Orang-orang yang menjalankan, mengurus dan mengawasi perseroan inilah yang disebut organ. Sebagaimana layaknya manusia, perseroan juga memiliki organ, hanya saja organ perseroan hanya tiga, yaitu Rapat Umum Pemegang Sahan RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris. 128 Rachmadi Usman dalam bukunya Dimensi hukum Perusahaan Perseroan Terbatas merumuskan tugas dan tanggung jawab pengurusan dan perwakilan yang dimiliki direksi itu bersumber pada dua hal, yaitu: ketergantungan perseroan pada direksi dipercayakan dengan kepengurusan dan perwakilan perseroan dan kemudian perseroan adalah sebab bagi keberadaan raison d’etre direksi, apabila tidak ada perseroan, juga tidak ada direksi. 129 Karena itu, tepat dikatakan bahwa antara perseroan dan direksi terdapat fiduciary relationship hubungan kepercayaan yang melahirkan fiduciary duties bagi para anggota direksi. Oleh karena itu, keberadaaan direksi bagi perseroan terbatas sangat penting. Menurut sistem hukum kita, demikian juga hukum di kebanyakan negara yang menganut civil law, hubungan antara direktur dengan perusahaan adalah bersifat 128 Ridwan Khairandy, Perseroan sebagai Badan Hukum, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 26, 2007, hal 5 129 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan perseroan terbatas, Bandung; PT Alumni, 2004 , hal 174 Universitas Sumatera Utara kontraktual artinya sungguhpun antara perusahaan dengan direkturnya tidak terdapat suatu kontrak tertentu, tetapi oleh hukum ”dianggap” fiksi ada kontrak pemberian kuasa 130 . Karena itu, hubungan antara direktur dengan perusahaan tidak merupakan hubungan antara ”trustee’ dengan ”beneficiary” seperti dalam anglo saxon 131 . Sebagai konsekuensi yuridisnya, direktur sebagai pemegang kuasa tidak boleh bertindak melebihi dari kekuasaan yang diberikan kepadanya, dapat dilihat dalam anggaran dasar perusahaan yang bersangkutan. Apabila direktur melampaui wewenang yang diberikan kepadanya tersebut, direktur tersebut ikut bertanggung jawab secara pribadi. Pemahaman mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab direksi perseroan yang bersumber langsung dari undang-undang perseroan terbatas bagi seorang direksi adalah merupakan keharusan, agar seorang anggota direksi perseroan dalam menjalankan fungsinya bisa secara profesional dan dengan penuh leluasa, namun tetap berada dalam dan dilindungi oleh koridor hukum yang memadai. Kondisi demikian, bukan hanya dapat memberikan kebebasan bertindak bagi seorang direksi perseroan, tetapi juga kenyamanan bertindak bagi diri bersangkutan. 132 Keberadaan direksi adalah untuk mengurus perseroan sesuai maksud dan tujuan perseroan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Mengurus perseroan bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, agar perseroan tersebut terurus sesuai dengan maksud didirikannya perseroan, diperlukan seorang direksi yang memenuhi persyaratan dan memiliki keahlian. Direksi sebagai salah satu organ perseroan adalah pihak yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan 130 Munir Fuady , Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1996, hal 93 131 Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1994, hal 59 132 Tri Widiyono, Op. Cit, hal 6 Universitas Sumatera Utara perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan. UUPT mendefinisikan Direksi dalam pasal 1 angka 5 yakni direksi sebagai organ perseoan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Selanjutnya mengenai tugas direksi dikemukakan dalam Pasal 92 ayat 1 yakni direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Pasal tersebut memberikan pengaturan bahwa direksi dalam menjalankan tugas kepengurusannya harus: a. memperhatikan kepentingan perseroan; b. Sesuai dengan maksud dan tujuan PT intra vires act; c. Memperhatikan ketentuan mengenai larangan dan batasan yang diberikan dalam undang-undang khususnya UUPT dan anggaran dasar. 133 Dari ketentuan ini diketahui bahwa tindakan direksi adalah tindakan yang memiliki tanggung jawab keperdataan. Sebagai pengurus perseroan, direksi adalah agen dari perseroan, dan karenanya tidak dapat bertindak sesuka hatinya. Apa yang dilakukan oleh direksi yang berada diluar batasan kewenangan yang diberikan kepadanya harus dapat dipertanggungjawabkan olehnya. Mengenai tanggung jawab direksi, hal tersebut tercantum dalam UUPT Nomor 40 Tahun 2007 dalam Pasal 97 ayat 1 yang merupakan penekan atas tanggung jawab dalam pengurusan perseroan, yang menyatakan bahwa: 133 Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal 77 Universitas Sumatera Utara “Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat 1” 134 Dalam hal ini perseroan akan tetap terus diwakili oleh Direksi, kegiatan perseroan ini tidak pernah dapat dipisahkan dari tugas perwakilan direksi yang diatur dalam Pasal 98 UUPT. Sebagai pengurus perseroan, direksi akan mewakili perseroan dalam setiap tindakan atau perbuatan hukum perseroan dengan pihak ketiga. Dalam hal ini jelas, direksi merupakan agen dari perseroan. keberadaan direksi dalam perseroan terbatas ibarat nyawa bagi perseroan, tidak mungkin suatu perseroan tanpa adanya direksi, oleh karena itu, keberadaan direksi dalam perseroan terbatas sangat penting. 135 Rumusan selanjutnya dalam Pasal 97 ayat 2 UUPT menyatakan bahwa: ”pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib dilaksanakan setiap anggota direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab” sejalan dengan sifat pertanggungjawaban perdata yang melekat pada direksi dalam melakukan pengurusan terhadap perseroan, Pasal 97 ayat 2 UUPT menekankan pada arti iktikad baik dan sesuai kewenangan yang diberikan atau dibebsankan kepadanya serta menurut aturan main yang berlaku. Selama dan sepanjang direksi melakukan pengurusan dengan itikad baik, dan dalam batasan atau koridor serta menurut ketentuan yang telah ditetapkan sebeumnya, maka direksi senantiasa dilindungi oleh business judgement rule. 136 Direksi dengan perseroan korporasi sebagai badan hukum terdapat hubungan fiduciary sehingga pihak direksi hanya bertindak seperti seorang trustee atau agen semata yang mempunyai kewajiban mengabdi sepenuhnya dan dengan sebaik-baiknya kepada 134 Pasal 92 ayat 1 ‘’ Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.” 135 Tri Widiyono, Direksi Perseroan Terbatas, keberadaan, tugas, wewenang, dan tangung jawab, Jakarta : Ghalia, 2008, hal. 40 136 Gunawan Widjaja, Op.Cit., hal 79 Universitas Sumatera Utara perseroan. Dengan demikian tugas utama dari direksi adalah mengurus perseroan. Fungsi direksi demikian sekaligus telah memberikan gambaran fungsi keberadaan direksi dalam suatu perseroan terbatas. Keberadaan direksi diperlukan oleh perseroan sebagai salah satu pilar utama dalam mengurus perseroan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa direksi dapat diibaratkan sebagai nahkoda perseroan, pusat energi central energi perseroan, mesin perseroan corporate engineering, semangat perseroan spirit of corporations, corporate image yang utama dari perseroan, simbol perseroan imagine corporations, aura perseroan, dan lain sebagainya. 137 Pengurusan perseroan yang harus dilakukan direksi untuk selanjutnya juga dijabarkan dalam Pasal 100 ayat 1 UUPT yakni: ”direksi wajib: a. membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat Direksi: b. membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Dokumen Perusahaan; dan c. memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan dokumen Perseroan lainnya. Kewajiban lainnya juga diatur dalam Pasal 101 ayat 1 mengenai saham atas nama keluarga yakni anggota direksi diwajibkan melaporkan kepada Perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Pasal ini tidak lain bertujuan agar dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya menjalankan perseroan senantiasa melaksanakannya dengan profesional semata. 137 Ibid, hal 41 Universitas Sumatera Utara

C. Putusan Perdata No. 305PDT.G1998PN. JAKSEL