melanggar fiduciary duty dan pertanggungjawabannya menjadi tidak terbatas.
80
3. Tanggung jawab anggota direksi atas kerugian pengurusan perseroan.
Pasal 97 ayat 3, ayat 4, dan ayat 5, mengatur tanggung jawab anggota direksi atas kerugian perseroan yang timbul dari kelalaian menjalankan
tugas pengurusan perseroan, yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a.
anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi. b.
Anggota direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian perseroan.
4. pemegang saham dapat mengajukan gugatan terhadap anggota direksi yang
melakukan kesalahan atau kelalaian. Pasal97 ayat 6 memberi hak kepada pemegang saham mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Negeri terhadap anggota direksi yang melakukan kesalahan atau kelalian dalam menjalankan pelaksanaan
pengurusan perseroan, hak itu timbul apabila kesalahan atau kelalaian itu menimbulkan kerugian pada perseroan. Gugatan diajukan pemegang saham
atas nama perseroan, bukan atas nama pemegang saham sendiri.
2. Fiduciary Duty sebagai amanah yang diberikan kepada direksi
Seseorang mempunyai tugas fiduciary fiduciary duty manakala dia mempunyai kapasitas fiduciary fiduciary capacity. Seseorang dikatakan memiliki fiduciary
capacity jika bisnis yang ditransaksikannya atau uangproperty yang dihandel bukan milikinya atau bukan kepentingannya melainkan milik orang lain dan untuk
80
Tri Widiyono, Op. Cit, hal 91
Universitas Sumatera Utara
kepentingan orang lain tersebut, dimana orang orang lain tersebut mempunyai kepercayaan yang besar great trust kepadanya. Sementara itu, di lain pihak dia wajib
mempunyai itikad baik yang tinggi high degree of good faith dalam menjalankan tugasnya.
81
Kewajiban direksi dalam menjalankan perseroan terbatas harus didasarkan pada kewajiban kehati-hatian dan menjalankan perseroan dengan itikad baik sebagai landasan
direksi untuk menjalankan perseroan terbatas, menyangkut kewajiban direksi ini tentunya tidak dapat dipisahkan dari kewajiban fiduciary duty, istilah fiduciary duty berasal dari 2
dua kata, yaitu: 1.
fiduciary; dan 2.
duty.
82
Tentang istilah ”Duty” berarti ”tugas” sedangkan istilah ”Fiduciary” berasal dari bahasa latin ” Fiduciarius” dengan asal kata ”Fiducia” yang berarti ”kepercayaan”
trust atau dengan kata kerja ”Fidere” yang berarti ”mempercayai” to trust. Sehingga dengan istilah ”fiduciary ” diartikan sebagai ”memegang sesuatu dalam kepercayaan atau
seseorang yang memegang sesuatu dalam kepercayaan untuk kepentingan orang lain”. Dengan demikian, dalam bahasa inggris orang yang memegang suatu kepercayaan untuk
kepentingan orang lain tersebut disebut dengan ”trustee” sementara pihak yang menyerahkan kepercayaan untuk kepentingan tersebut disebut dengan ”beneficiary”.
83
Pada dasarnya dilandasi oleh dua prinsip yang penting, yaitu prinsip yang lahir karena tugas dan kedudukan yang dipercayakan oleh perseroan kepadanya fiduciary
81
Munir fuady II,Op. Cit, hal 33
82
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002 hal 67
83
Munir Fuady II, Op. Cit, hal 32
Universitas Sumatera Utara
duty dan prinsip yang merujuk kepada kemampuan serta kehati-hatian tindakan direksi duty of skill and care. Kedua prinsip ini menuntut direktur untuk bertindak secara hati-
hati dan disertai dengan itikad baik semata-mata untuk kepentingan dan tujuan perseroan.
84
Yang dimaksud dengan tugas fiduciary duties dari seorang direktur adalah tugas yang terbit secara hukum by the operation of law dari suatu hubungan fiduciary
antara direktur dengan perusahaan yang dipimpinnya, yang menyebabkan direktur berkedudukan sebagai trustee dalam pengertian hukum trust, sehingga seorang direktur
haruslah mempunyai kepedulian dan kcmampuan duty of care and skill, itikad baik, loyalitas dan kejujuran terhadap perusahaannya dengan derajat yang tinggi high
degree.
85
Hubungan kerja antara direktur dan perseroan yang memberikan pekerjaan adalah hubungan yang berdasarkan kepercayaan fiduciary duty.
86
Direktur dalam melakukan tugasnya harus menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk tujuan
yang patut. Direktur tidak dapat atau tidak boleh memperoleh keuntungan untuk dirinya pribadi, bila keuntungan ini diperoleh karena kedudukannya sebagai direktur perseroan
84
Ketentuan yang mengatur tentang prinsip fiduciary duty dan prinsip duty of skill and care tidak diatur secara tegas dalam WPT, tetapi kedua prinsip ini tersirat dalam Pasal 82, Pasal 85 dan Pasal 87
UUPT. Baca Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan Piercing The Corporate Veil, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Bandung ; PT. Citra Aditya Bakti, 2000, ha1.6.
85
Munir Fuady, Perseroan Terbatas - paradigma Baru, Bandung ; PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 81. selanjutnya disebut Munif Fuady III
86
Blacks Law Dictionary memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan Fiduciary Duty, yaitu : A Duty to act for someone elses benefit, while subordinating ones personal interest to that
of the other person. It is the highest standart of duty implied by law e.g. trustee, guardian.
Universitas Sumatera Utara
tersebut.
87
Oleh karena itu berdasarkan prinsip kepercayaan ini, maka direktur harus berbuat bonafide untuk kepentingan perseroan secara keseluruhan.
88
Untuk mengetahui bagaimana berlakunya fiduciary duty dan Business Judgement Rule bagi direksi perseroan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, maka harus diperhatikan ketentuan yang mengatur mengenai tugas pengurusan, kewajiban dan khususnya tanggung jawab direksi
perseroan terbatas dalam UUPT. Tanggung jawab terhadap kerugian perseroan ini dapat ditujukan baik terhadap
perseroan itu sendiri, tiap-tiap pemegang saham atau kreditor dalam hal terjadinya kepailitan perseroan. Dalam konteks yang demikian berarti baik perseroan, pemegang
saham ataupun kreditor yang dirugikan sebagai akibat berkurangnya harta kekayaan perseroan karena tidak adanya itikad baik direksi yang terjadi sebagai akibat kesalahan
atau kelalaiannya dalam bertindak, berbuat atau mengambil keputusan, berhak untuk menggugat direksi. Ketentuan selanjutnya diatur dalam Pasal 97 ayat 3 UUPT
menyatakan bahwa “ Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2”
87
Ada kemungkinan direktur memperoleh keuntungan bila perseroan secara tegas dan transparan monolak opportunity yang ada, Direktur tidak dapat monghindari tanggung jawab pembuktian
dengan menyatakan bahwa adalah fair ia memperoleh keuntungan. Baca Chatamarrasjid Ais, Pengaruh Doktrin piercing The Corporate Veil dalam Hakum Perseroan Indonesia Jurnal Hukum Bisnis, Volume
22 No. 6 Tahun 2003, hal. 12.
88
Berdasarkan kepercayaan ini maka direktur memiliki otonomi dalam menjalankan kepengurusan perseroan. Otonomi direktur ini dibatasi oleh azas kepantasan. Sepanjang direktur telah
menjalankan kepengurusan secara pantas, maka ia dikatakan tidak menyalahgunakan atau melanggar otonomi yang diberikan. Baca Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri dan Pertanggungjawaban Terbatas
dari Perseroan Terbatas, Surabaya ; Penerbit Airlangga University Pres, 1983, hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
E. Corporate Opportunity