BAB III PROSEDUR CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA
A. Prosedur Cerai Gugat
Tata cara penyelesaian cerai gugat diatur sebagai berikut: 1.
Gugatan Cerai diajukan kepada Pengadilan Agama a.
Cerai Gugat diajukan oleh seorang isteri yang melakukan perkawinan menurut agama Islam penjelasan Pasal 20 PP No.91975 tentang
pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. b.
Gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan Agama Pasal 40 ayat 1 jo pasal 63 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
43
2. Surat gugatan cerai
a. Surat gugatan cerai memuat :
1 Nama, umur dan tempat kediaman penggugat yaitu isteri, dan
tergugat yaitu suami. 2
Alasan-alasan yang menjadi dasar perceraian 3
Petitum perceraian b.
Gugatan cerai dapat diajukan berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang diatur dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 UU Nomor 1 Tahun 1974, pasal
19 PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang No 1
43
Mukti Arto, Peraktek Perkara Perdata Pada Pengadilan agama, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996, Cet. Ke-1, hal.219.
Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 116 dan Kompilasi Hukum Islam.
44
3. Kewenangan Relatif Pengadilan Agama
a. Gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya kepada Pengadilan
Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali dalam hal:
1 Penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama
tanpa izin Tergugat, maka gugatan cerai diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.
2 Penggugat bertempat kediaman diluar negeri, maka gugatan perceraian
juga diajukan kepada Pengadilan Agama daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Tergugat.
3 Penggugat dan Tergugat bertempat kediaman diluar negeri, maka
gugatan diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada
Pengadilan Agama Jakarta Pusat pasal 73 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
45
44
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama,hal.219.
45
Ibid, Peraktek Perkara Perdata Pada Pengadilan agama, h.220.
b. Gugatan cerai diproses di Kepaniteraan gugatan dan dicatat dalam register
induk perkara gugatan.
46
4. Pemanggilan pihak-pihak
a. Setiap kali diadakan sidang pengadilan yang memeriksa gugatan
perceraian, baik penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka akan dipanggil untuk menghadiri sidang tersebut Peraturan Pemerintah No.9
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Perkawinan. b.
Pemanggilan disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan, apabila yang bersangkutan tidak dapat dijumpainya, panggilan disampaikan
melalui lurah atau yang dipersamakan dengan itu.
47
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majlis Hakim selambat-
lambatnya 30 tiga puluh hari setelah diterimanya berkas surat gugatan; b.
Dalam menetapkan waktu mengadakan sidang pemeriksaan gugatan perceraian perlu diperhatikan tenggang waktu pemaggilan dan diterimanya
panggilan tersebut oleh penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka.
48
46
Mukti Arto, Peraktek Perkara Perdata Pada Pengadilan agama, hal.220.
47
Abdul Manan dan Fauzan, Pokok-pokok Hukum Perdata Wewenang Peradilan Agama, Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Cet. Ke-5, hal.63.
48
Abdul Manan dan Fauzan, Pokok-pokok Hukum Perdata Wewenang Peradilan Agama, hal. 66.
6. Kumulasi perkara
a. Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri dan harta
bersama suami isteri dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan
hukum tetap pasal 86 1 Undang-undang Peradilan Agama; b.
Tata cara pemerikasaan kumulasi perkara ini sama dengan dalam perkara cerai talak. Apabila Tergugat mengajukan rekonpensi maka diselesaikan
menurut tata cara rekonpensi.
49
7. Upaya perdamaian
a. Upaya perdamaian dalam perkara gugatan cerai dilakukan sama seperti
dalam perkara cerai talak. b.
Dalam sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak.
8. Gugat provisionil
a. Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan Penggugat
atau Tergugat atau berdasarkan pertimbangan berbahaya yang mungkin ditumbuhkan, Pengadilan dapat mengizinkan suami isteri tersebut untuk
tidak tinggal dalam satu rumah pasal 77 Undang-undang Peradilan Agama pasal 24 Peratutan Pemerintah No.91975 tentang Pelaksanaan
Perkawinan;
49
Mukti Arto, PraktekPperkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996, h.221