3. Perkara Cerai
Gugat di
Peradilan Agama
Serang Nomor
81Pdt.G2007PA.Srg Sarniyah binti Sakim, Umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak
bekerja, bertempat tinggal di Kampung Calung, RT 1104, Desa Pulo, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang yang kemudian disebut sebagai penggugat.
Bermaksud mengajukan gugatan cerai pada Pengadilan Agama Serang terhadap suaminya yaitu, A. Rohani bin Dulgani, Umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan
tidak bekerja, bertempat tinggal di Kampung Bolang Beji, Desa Teras Bending, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, selanjutnya disebut tergugat.
53
Bahwa penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 13 Maret 2007 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Serang dengan Perkara Nomor
81Pdt.G2007PA.Srg telah mengemukakan hal-hal dihadapan sidang yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa, penggugat adalah isteri sah tergugat yang menikah pada tanggal
24 November 2003 dengan bukti Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor KK.06PW.0124III2007 tanggal 12 Maret 2007 yang dikeluarkan oleh
Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. 2.
Bahwa, penggugat dan tergugat setelah menikah membina rumah tangga di rumah orang tua penggugat di Cinanggung selama kurang lebih 3
bulan, sudah rukun, namun belum dikaruniai anak.
53
Putusan Pengadilan Agama Serang, Nomor 81Pdt.G2007PA.Srg
3. Bahwa, rumah tangga penggugat dan tergugat selama 3 bulan pertama
rukun dan harmonis, namun kemudian penggugat meminta izin kepada tergugat selaku suami untuk bekerja di Saudi Arabia dan tergugat
mengizinkannya dan sejak bulan ke 4 pernikahan penggugat dan tergugat pisah tempat tinggal karena penggugat bekerja di Arab, sedangkan
tergugat pulang ke rumah orang tuanya di Kragilan. 4.
Bahwa, setelah penggugat bekerja 6 bulan, penggugat mengirim uang kepada tergugat sebesar kurang lebih Rp.7.000.000,00 tujuh juta rupiah
dengan tujuan untuk dipergunakan membeli sawah atau barang lainnya agar hasil kerja penggugat ada manfaatnya.
5. Bahwa, ternyata tergugat telah tidak bertanggung jawab dan tidak
memanfaatkan hasil usaha penggugat dan tergugat tidak mempergunakan uang tersebut sebaik mungkin, tetapi telah menggunakannya dengan tidak
jelas untuk apa? 6.
Bahwa, setelah 2 tahun penggugat bekerja di Saudi Arabia, penggugat pulang ke rumah orang tua penggugat dan penggugat meminta tergugat
datang ke rumah orang tua penggugat, namun ia tidak pernah mau datang, sehingga penggugat menyusulnya beberapa kali dan setelah penggugat
bertemu dengan tergugat, penggugat menanyakan tentang uang yang telah dikirim penggugat, namun tergugat hanya diam, lalu penggugat meminta
untuk dikembalikan, namun hanya dapat memberikan sebesar Rp. 3.460.000,00 itupun setelah ribut terlebih dahulu.
7. Bahwa, penggugat telah berupaya untuk menyelesaikan masalah rumah
tangga dengan baik dan bermusyawarah, namun tergugat tidak menunjukan itikad baiknya bahkan menyatakan kalau penggugat ingin
bercerai tergugat meminta sejumlah uang kepada penggugat. 8.
Bahwa, dengan adanya kejadian-kejadian tersebut di atas, penggugat merasa kecewa terhadap sikap tergugat dan berkesimpulan bahwa rumah
tangga penggugat dengan tergugat sudah sulit untuk dipertahankan dan penggugat merasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkan rumah tangga
dengan tergugat. Berdasarkan hal tersebut maka dalam hal ini Majelis Pengadilan Agama
Serang Yasyhuri S.Ag selaku Ketua Majlis, Dra. Nurhayati dan Drs. A. Bakhri Syam masing-masing selaku Hakim Anggota, dan didampingi oleh Hamid Safi
S.Ag sebagai Panitera Pengganti dalam sidang terbuka yang dihadiri oleh para Hakim Anggota serta dihadiri oleh Penggugat dan diluar hadirnya tergugat pada
tanggal 10 April 2007 mengadili: a.
Mengabulkan gugatan penggugat b.
Menjatuhkan talak bain sughra tergugat tehadap penggugat c.
Menghukum kepada penggugat untuk membayar biaya perkara.
C. Komparasi Putusan Hakim Nomor 532Pdt.G2008PA.bgr, Putusan Hakim
Nomor 63Pdt.G2009PA.JT,
dan Putusan
Hakim Nomor
81Pdt.G2007PA.Srg Sebagaimana disebutkan dalam KHI bahwa kedua calon mempelai dapat
mengadakan perjanjian perkawinan dalam bentuk taklik talak dan perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Taklik talak bukan merupakan
perjanjian yang wajib diadakan dalam setiap perkawinan. Namun keberadaannya jika telah diucapkan tidak dapat dicabut kembali dan apabila keadaan yang
dipersyaratkan benar-benar terjadi seorang isteri dapat menggunakannya sebagai
alasan untuk mengajukan gugatan perceraian.
54
Syarat taklik yang diperjanjikan oleh pihak suami terhadap istri merupakan salah satu sumber hukum yang mengikat kepada pihak tersebut. Namun sumber
hukum ini harus didudukkan dalam urutan di bawah nash
qath’i, bahwa isteri wajib taat kepada suami. Harus diutamakan daripada hak yang diperolehnya
melalui perjanjian taklik talak. Demikian sebaliknya kewajiban untuk muasyarah bil ma’ruf dari suami terhadap isteri sudah jelas merupakan ketetapan syara’.
Oleh karena itu syarat taklik harus diterjemahkan sebagai upaya menegaskan kehendak suami untuk melaksanakan syar’i terhadap isteri.
Dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia ketika apa yang disyaratkan dalam taklik talak itu benar-benar terjadi tidak serta merta talak
suami jatuh kepada isteri. Talak baru jatuh kepada isteri apabila isteri tidak ridha
54
Naskah Taklik talak Pengadilan Agama Serang
dan mengajukan halnya ke Pengadilan Agama dan mendapat putusan dari pengadilan tersebut setelah melalui beberapa proses yang telah ditentukan.
Proses yang dimaksud adalah perihal gugatan, pemeriksaan, pembuktian, persidangan dan putusan hakim. Dari uraian putusan hakim yang disajikan
sebelumnya dapat kita ketahui beberapa perbedaan dan persamaan antara kedua putusan tersebut. Beberapa persamaan dari kedua kasus di atas, diantaranya
adalah pertama Penggugat dan Tergugat menikah secara resmi dan memiliki tempat yang dianggap kediaman bersama, hal ini sesuai dengan pasal 78
Kompilasi Hukum Islam, yaitu suami isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap, rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat tersebut ditentukan oleh
suami isteri bersama. Kedua Tergugat tidak memberikan nafkah wajib kepada Penggugat. Bahwasanya suami wajib melindungi dan memberikan pemenuhan
kebutuhan hidup berumah tangga kepada isteri sesuai dengan kemampuannya, kewajiban ini dimulai sejak ada tamkin sempurna dari isteri K.H.I. Pasal 80 .
Ketiga antara Tergugat dan Penggugat terjadi perselisihan dan tidak ada harapan untuk dapat hidup rukun lagi, keadaan ini tertera dalam Poin f Pasal 39
UU. Perkawinan No. 1 Tahun 1974, PP. No 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 K.H.I. yang dapat dijadikan alasan untuk terjadinya perceraian.
Perbedaan antara ketiga putusan tersebut di atas diantaranya pada Putusan No 532Pdt.G2008PA.Bgr yang melatar belakangi perceraian ini adalah adanya
kecurigaan cemburu tergugat yang berlebihan sehingga mengakibatkan terjadi
percekcokan dan perkelahian yang berakibat pada pengajuan gugatan perceraian yang dilakukan oleh isteri.
55
Tentang gugatan penggugat, tergugat mengakui semua keterangan yang diberikan oleh penggugat bahkan ketika hakim menjatuhkan putusan tergugat
menghadirinya. Dalam putusannya, hakim menyatakan bahwa tergugat melanggar taklik talak poin 4.
56
dan 6, bahwa tergugat telah melakukan kekerasan kepada penggugat, Antara tergugat dan penggugat terus menerus
terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk rukun lagi dalam rumah tangga, putusan hakim menerima gugatan penggugat dengan alasan
karena telah memenuhi Pasal 39 UU No 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 Huruf f PP No 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 Poin f dan g K.H.I. bahwa antara penggugat dan
tergugat terus menerus terjadi perselisihan yang tidak mungkin lagi didamaikan. Pada Putusan No 63Pdt.G2009PAJT , atas gugatan penggugat pada putusan
ini, tergugat membenarkan semua dalil-dalil penggugat dan tergugat mengikuti saja kemauan penggugat dan tanggapan tergugat dapatlah disimpulkan bahwa
yang menjadi pokok masalah pada perkara ini apakah benar telah terjadi perselisihan atau pertengkaran antara penggugat dan tergugat yang terjadi mulai
bulan Januari 2000 dan puncaknya pada bulan Mei 2007.
55
Putusan pengadilan Agama Bogor
56
Atau saya membiarkan isteri saya enam bulan lamanya, kemuidian isteri saya tidak ridha dan mengadukan halnya kepada pengadilan Agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh
pengadilan tersebut, dan isteri saya membayar uang sebesar Rp. 10.000 sebagai iwadh kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu kepadanya.
Dalam meneguhkan dalil-dalilnya, penggugat telah mengajukan alat-alat bukti yang terdiri dari bukti surat bertanda P. Dan 2 orang saksi. Bukti surat
bertanda P. Berupa foto kopi Kutipan Akta Nikah Nomor 782421982, tertanggal 18 Desember 1982 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Matraman
Jakarta Timur yang telah dicocokkan dengan aslinya dan telah diberi materai cukup, bukti tersebut adalah surat yang dibuat dan ditanda tangani oleh Pejabat
yang berwenang dan dalam surat tersebut memuat tentang telah terjadinya akad nikah antara penggugat dan tergugat pada tanggal 18 Desember 1982.
57
Dengan demikian Majlis Hakim menilai bukti P. Adalah bukti otentik yang telah memenuhi sarat formil dan sarat materil sehingga mempunyai kekuatan
hukum atau pembuktian yang sempurna dan mengikat sesuai dengan Pasal 165 HIR. Oleh karenanya Majlis Hakim menilai bahwa penggugat dan tergugat ada
hubungan sesuai suami isteri yang sah. Selanjutnya bukti saksi keluarga yang keterangannya saling berhubungan
dan bersesuaian satu sama lain dan keterangannya dibenarkan oleh penggugat maupun tergugat yang intinya menerangkan bahwa telah terjadi perselisihan dan
pertengkaran antara penggugat dan tergugat, maka sesuai dengan Pasal 22 Ayat 2 PP No 9 Tahun 1975 Majlis Hakim dapat mempertimbangkan.
Apabila dalil-dalil gugatan penggugat, tanggapan tergugat dihubungkan dengan alat-alat bukti yang ada dapatlah Mejlis Hakim mengemukakan fakta-fakta
sebagai berikut :
57
Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur