Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Serang Terhadap Putusan No

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tersebut didasarkan pada dalil yang pada pokoknya sebagai berikut: Menimbang, bahwa. gugatan Penggugat tersebut didasarkan pada dalil yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat selama 3 bulan pertama rukun dan harmonis, namun kemudian Penggugat meminta izin kepada Tergugat selaku suami untuk bekerja di Suadi Arabia dan Tergugat mengizinkannya dan sejak bulak ke-4 pernikahan Penggugat dengan Tergugat pisah tempat tinggal dakeran Penggugat bekerja di Arab, sedangkan Tergugat pulang kerumah orangtuanya di Kragilan. - Bahwa, Setelah Penggugat bekerja selama 6 bulan, Penggugat mengirim uang kepada Tergugat sebesar kurang lebih Rp. 7.000.000,00 tujuh juta rupiah dengan tujuan untuk dipergunakan membeli sawah atau barang lainnya agar hasil kerja penggugt ada menfaatnya buktinya. - Bahwa, Temyata Tergugat telah tidak bertanggung jawab tidak memanfaatkan hasil usaha Penggugat dan Tergugat tidak mempergunakan uang tersebut sebaik mungkin, tetapi telah menggunakannya dengan tidak jelas untuk apa ? - Bahwa, setelah 2 tahun Penggugat bekerja di Saudi Arabia, Penggugat pulang kerumah orangtuanya Penggugat dan Penggugat meminta Tergugat datang di rumah orangtua Penggugat, namun ia tidak pernah mau datang, sehingga pengguagat menyusulnya beberapa kali dan setelah Penggugat bertemu dengan Tergugat, Penggugat menanyakan tentang uang yang pemah dikirim Penggugat, namun, Tejgugat hanya diam, lalu Penggugat meminta untuk mengembalikan, namun hanya dapat memberikan Rp. 3.400.000,00 irupun setelah ribut terlebih dahulu. Menimbang bahwa Penggugat telah mengajukan saksi-saksi yaitu : bin Deliman dan Asuri bin Karta, kedua orang saksi tersebut telah menyampaikan kesaksiannya di bawah sunipah yang dihubungkan bersamaTsama atau satu smlain pada pokoknya menunjukan bahwa adanya fakta yang memperkuat dalil-dalil gugatan Penggugat; Menimbang, bahwa Majlis Hakim telah berusaha memberikan nasehat kepada Penggugat dengan sunggug-sunggh bahkan dari pihak keluarga juga telah berusaha dan menyatakan sudah tidak sanggup mendamaikan telah berusaha lagi sebagimana yang diamanatkan pasal 39 Undang-undang nomor I tahun 1974 ayat 1 pasal 16 peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 , pasal 70 ayat 1 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989, pasal 131 ayat 2 kompilasi hukum Islam, namun usaha perdamaian tersebut tidak berhasil. Menimbang bahwa Penggugat di persidangan secara tegas menyatakan bahwa ia tidak bersedia hidup rukun lagi sebagai suami istri lagi dan menghendaki perceraian, hal mana merupakan petunjuk bahwa antara Penggugat dan Tergugat tidak ada harapan hidup rukun dalam rumah tangga, bahkan kini telah terpisah tempat tinggalnya, sehingga tujuan perkawinan sebagaimana ketentuan pasal 1 Undang-undang nomor 1 tahun 1974 pasal 3 kompilasi hukum Islam tidak mungkin terwujud. Menimbang, sejak terjadinya, pertengkaran dan perselisihan tersebut sampai dengan akhir persidangan, temyata tidak terjadi perubahan sikap di antara para pihak untuk rukun kembali. Hal tersebut cukup dapat dijadikan sebagai dalil oleh Majlis Hakim,bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dan sikap Penggugat tersebut cukup dijadikan petunjukbukti bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat benar-benar telah pecah dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga Majlis Hakim berkesimpulan bahwa satu-satunya cara yang dapat ditempuh secara adil adalah perceraian. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertembangan tersebut di atas maka gugatan Penggugat dipandang telah mempunyai cukup alasan dan telah memenuhi ketentuan pasal 19 huruf F peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1975 70 pasal 166 huruf F kompilasi hukum Islam oleh karenanya, gugatan Penggugat patut dikabulkan. Menimbang bahwa ketentuan pasal 89 ayat 2 Undang-undang nomor 7 tahun 1989 maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat yang besarnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan. Sedangkan perimbangan hukum dalam putusan No. 81 Pdt.G2007 berdasarkan wawancara dengan Hakim yang melakukan putusan tersebut yaitu bapak Drs H. Ambo ASSE SH MA bahwa pertimbangan hukum yang dipakai adalah dikarenakan suami tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami, atau tidak beranggungjawab dalam pemberian nafkah sehingga tidak terjadinya fungsi yang baik dalam menjalankan rumah tangga. Dan terjadi perselisihan secara terus menerus sehingga kerukunan dan tujuan dalam berumah tangga tidak ada harapan lagi untuk disatukan kembali sebagai suami istri dan perkawinan Penggugat dan Tergugat benar-benar telah pecah, maka Majlis Hakim mengabulkan gugatan Penggugat. 65 Berdasarkan keterangan menurut Hakim dan setelah penulis menganalisa dan mempelajari bekas putusan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa alasan Hakim melakukan putusan tersebut adalah karena melihat suami tidak bertanggungjawab dalam menjalankan kewajibannya sebagai suami termasuk dalam hal memberi nafkah, dan terjadi perselisihan terus menerus. Bahwa karena alasan perceraian yang di ajukan Penggugat adalah telah menjadi perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga maka untuk memenuhi ketentuan pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Majelis Hakim telah mendengar keterangan saksi keluarga. Penggugat bernama saksi penggugat I dan saksi Penggugat II, serta saksi keluarga. Tergugat beranama saksi Tergugat I yang pada pokoknya menerangkan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis lagi. Karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena tidak 65 Yuridiksi Hakim Pengadilan Agama Serang, 2007 bertanggungjawab dan apabila terjadi pertengkaran tergugat suka ringan tangan. ketiga saksi tersebut telah berusaha merukunkan tergugat dan tergugat, oleh karena itu, Majelis Hakim menilai bahwa ketidak mampuan saksi keluarga untuk merukunkan Pengggugat dan Tegugat, menunjukan bahwa permasalahan dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat.sudah sedemikian parahnya. Sehingga sulit bagi Penggugat dan Tergugat untuk membina rumah tangga yang Sakinah, Mawadah, Warrohmah.sesuai pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 3 KHI. 66 Bahwa, masing-masing pihak sudah tidak melaksanakan kewajiban sebagai suami isteri dan telah berpisah rumah, hal tersebut membuktikan bahwa sudah tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga. Penggugat dan Tergugat, dan perkawinan Pengguagat dan Tergugat telah pecah. Marriage break down, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah jauh dari rumah tangga yang di kehendaki oleh Syari`at Islam yaitu rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah, Warohmah. Dan al-Qur`an surat al- Rum ayat 21 serta pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yaitu rumah tangga yang bahagia dan kekal. Bahwa, mempertahankan perkawinan yang telah pecah marriage Breakdown akan menimbulkan kemadharatan bagi kedua belah pihak, maka 66 Putusan Hakim Pengadilan Agama Serang Nomor.81Pdt.G2007PA.Srg. untuk menghindari kemadharatan yang lebih besar lagi, perceraian merupakan jalan keluar untuk mengatasi permasalahn rumah tangga Pengggugat dan Tergugat. Halmana sejalan dengan maksud Qaidah fiqhiyah: Artinya: ―Menghindari kerusakan harus di dahulukan dari pada menarik kemaslahatan. Qaidah fiqhiyah. Serta pendapat Ahli Hukum Islam dalam Kitab Madariyah AL Zaujain Juz 1 halaman 83. yaitu: Artinya: ―Islam memilih lembaga talak cerai ketika rumah tangga sudah di anggap goncang serta sudah tidak anggap bermanfaat lagi nasehat perdamaian dan hubungan suami isteri telah hampa, sebab meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu suami atau isteri dengan penjara yang berkepanjangan, ini adalah aniaya yang bertentangan dengan keadialan‖. Kitab Madariyah AL Zaujain juz 1 halaman 83. Bahwa, perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan tindakan kasar yang dilakukan Tergugat kepada Penggugat, berdampak buruk pada psikis Penggugat, dan Penggugat tidak sanggup lagi membina rumah tangga dengan Tergugat. Perbuatan Tergugat terhadap Penggugat tersebut bertentangan dengan Pasal 5 huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 67 Muhammad Sidqi Bin Ahmad Al-Burnu, Al-wajid Fi Qawidul Fiqh Kulliyah,hal. 85. 68 Putusan Hakim Pengadilan Agama Bogor Nomor.532Pdt.G2008PA.BGR 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, oleh karenanya Majis Hakim berkewajiban untuk mengakhiri hal tersebut dengan mengabulkan gugatan Penggugat. Bahwa, Yurisprudensi Mahkama Agung RI Nomor : 38 K AG1990 tanggal 22 Agustus 1991 menyatakan bahwa alasan perceraian sebagaiman dimaksud pasal 19 huruf f PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Adalah semata-mata ditujukan pada pecahnya perkawinan itu sendiri, tanpa mempersoalkan siapa yang salah dan siapa yang benar dalam hal terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut, Sehingga dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat bahwa karena perkawinan Penggugat dan Tergugat telah ―Pecah‖, dengan demikian gugatan Penggugat telah terbukti memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksudkan pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1957 jo pasal 116 huruf f KHI, oleh karena itu gugatan Penggugat patut dikabulkan dengan menjatuhkan talak satu Bain Shughara Tergugat terhadap Penggugat. Bahwa, terhadap petitum point 3, yaitu perintah kepada Panitera untuk mengirimkan putusan kepada KUA Kecamatan ciruas, Majelis berpendapat bahwa hal tersebut merupakan tugas dari Panitera sesuai Pasal 84 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah menjadi undang- undang nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama , Panitera Pengadilan berkewajiban selambat-lambatnya 30 hari mengirimkan salinan putusan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat. 2. Amar Putusan Putusan adalah suatu pernyataan yang oleh Hakim, sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan perkara atau sengketa para pihak. Dalam putusan tersebut dituntut keadilan Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memtuhi nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Adapun putusan pengadilan Agama Serang No. 81Pdt.G 2007 PA. Srg sebagai berikut : 1. Menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil dengan patut untuk datang menghadap di persidangan, tidak hadir; Mengabulkan gugatan- Penggugat dengan verstek 2. Menjatuhkan thalak satu bain Shugra Tergugat A. ROHANI Bin DULGANI terhadap Penggugat SARNIYAH Binti SAKIM. 3. Menghukum kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga kini diperhitungkan sebesar Rp. 306.000 tiga ratus enam ribu rupiah Demikian putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Agama Serang pada hari Selasa tanggal 10 April 2007 Masehi bertepatan dengan tanggal 22 RabiulAwal 1428 Hijriyah oleh kami Drs. H. Ambo ASSE SH. MA selaku ketua Majlis, Drs. Nurhayati dan Drs. A. Bakhri Syams masing-masing selaku Hakim, anggota dan di dampingi oleh Hamid Safi, S. Ag sebagai panitera pengganti yang pada hari itu juga putusan tersebut diucapakan dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh penggugat tanpa hadirnya Tergugat. Bahwa, di persidangan Tergugat telah mengakui seluruh dalil- dalil guguatan Penggugat, oleh karenanya dapat dijadikan alat bukti sesuai dengan pasal 174 HIR. Bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat mengajukan bukti tertulis berupa Kutipan Akta Nikah P-I dan berdasarkan bukti P-I tersebut harus di nyatakan terbukti antara Penggugat dan Terguat telah terkait dalam perkawinan yang sah, sesuai dangan pasal dua 2 Undanga-undang nomor 1 tahun 1974 jo pasal 7 ayat satu 1 Kompilasi Hukum Islam. 69 69 Putusan Hakim Pengadilan Agama. Serang Nomor.81Pdt.G2007PA.Srg.

C. Analisis Pertimbangan dan Dasar Putusan Hakim Pengadilan Agama

Serang Dengan mencermati duduk perkara berbagai kasus yang pernah diangkat dalam tulisan ini, terutama dengan kasus yang berkaitan dengan cerai gugat. Penulis berkesimpulan sangat pentingnya solusi Hukum Islam kepada masyarakat khususnya cerai gugat, yang bukan saja dalam bentuk rumusan hukum normatifnya, akan tetapi juga tentang aspek tujuan hukum yang dalam kajian lain bertujuan untuk meraih kemaslahatan dan menghidarkan kemudharatan. 70 Untuk memberikan suatu keadilan itu, hakim melakukan kegiatan dan tindakan. Pertama-tama menelah terlebih dahulu tentang kebenaran peristiwa yang diajukan kepadanya. Setelah itu mempertimbangkan dengan memberikan penilaian atas peristiwa itu serta menghubungkannya dengan hukum yang berlaku, untuk selanjutnya memberikan suatu ksimpulan dengan menyatakan suatu hukum terhadap peristiwa itu. Selain fakta dan peristiwa hal yang perlu diperhatikan oleh Hakim adalah pertimbangan hukumnya, sehingga siapapun dapat menilai apakah putusan yang dijatuhkan cukup mempunyai alasan yang obyektif atau tidak, di samping pertimbangan hukum adalah penting dalam perbuatan memori banding dan kasasi. Pada sidang perkara No.81Pdt.G2007 setelah Hakim menyatakan pemeriksaan dalam tingkat pembuktian sudah cukup, selanjutnya akan segera di putuskan, adapun 70 Satria Efendi M.Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta:Prenada Media, 2004, hal. 29 setelah diputus perkara, terlebih dahulu Majlis Hakim menjelaskan atau membacakan tentang kedudukan hukum dari perkara tersebut. Berikut ini deskripsi putusan pengadilan Serang No. 81Pdt. G2007 1. Identitas para pihak Suatu tata cara dalam proses persidangan menjelaskan bahwa yang dimaksud identitas para pihak adalah •ciri-ciri dari Penggugat dan Tergugat yang memuat nama, umur, pekerjaan, tempat tinggal terakhir dan statusnya sebagai pemohon atau Penggugat dan termohon atau Tergugat. Adapun identitas para pihak yang berperkara di pengadilan Agama Serang dengan register No. 81Pdt. G2007 sebagai berikut : Pihak pertama beraama Sarniyah binti Sakim; Umur 30 tahun; Agama Islam; Pekerjaan tidak bekerja; Bertempat tinggal di Kampung Calung RT. 1104; Desa Pulo Kecamatan Ciruas; kabupaten Serang. Sarniyah binti Sakim statusnya sebagai Penggugat, Pihak kedua bernama A. Rohani Bin Dulgani Urnur 31 tahun; Agama Islam; Pekerjaan tidak bekerja; Desa Teras Bendung; Kecamatan Kragilan; Kabupaten Serang, A. Rohani Bin Dulgani, statusnya sebagai Tergugat. 2. Duduk Perkara Posita atau duduk perkara merupakan bagian yang memuat dalil-dalil atau fakta-fakta yang nyata mengenai adanya hubungan hukum sebagai dasar dari para Penggugat atau tuntutan duduk perkara tersebut harus diuraikan secara singkat, jelas tepat dan sepenuhnya terarah untuk mendukung isi tuntutan. Surat gugatan tertanggal 13 Maret 2007 yang terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Serang dengan perkara nomor No. 81Pdt.G2007DA. SRG telah mengemukakan hal-hal dihadapan sidang yang ada pokoknya sebagai berikut: Penggugat adalah istri sah Tergugat yang menikah pada tanggal 24 November 2003 dengan bukti duplikasi kutipan Akta Nikah No. KK.06PW.0124III2007 tanggal 12 Maret 2007 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Penggugat dan Tergugat setelah menikah membina rumah tangga di rumah orangtua Penggugat di cinanggung selama kurang lebih 3 bulan, sudah rukun, namun belum dikaruniai anak. Rumah tangga Penggugat dan Tergugat selama 3 bulan pertama rukun dan harmonis, namun kemudian Penggugat meminta izin kepada Tergugat selaku suami untuk bekerja di Saudi Arabia dan Tergugat mengizinkannya dan sejak bulan ke-4 pernikahan. Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal karena Penggugat bekerja di Arab, sedangkan Tergugat pulang kerumah orangtuanya di Kragilan. Setelah Penggugat bekerja selama 6 bulan, Penggugat mengirim uang kepada Tergugat sebesar kurang lebih Rp. 7.000.000,00 tujuh juta rupiah dengan tujuan untuk dipergunakan membeli sawah atau barang lainnya agar hasil kerja Penggugat ada menfaatnya buktinya. Ternyata Tergugat telah tidak bertanggung jawab tidak memanfaatkan hasil usaha Penggugat dan Tergugat tidak mempergunakan uang tersebut sebaik mungkin, tetapi telah menggunakannya dengan tidak jelas untuk apa ? Setelah penggungat bekerja di Saudi Arabia, Penggugat pulang ke rumah orangtua Penggugat dan Penggugat meminta Tergugat datang ke rumah orangtua Penggugat. Namun ia tidak peraah mau datang, sehingga penggugat menyusulnya beberapa kali dan setelah Penggugat bertemu dengan Tergugat, Penggugat menanyakan tentang uang yang pernah dikirim Penggugat, namun Tergugat hanya diam, lalu Penggugat meminta untuk mengembalikan, namun hanya dapat memberikan Rp. 3.400.000,00 itupun setelah ribut terlebih dahulu. Penggugat telah berupaya untuk menyelesaikan masalah rumah tangga dengan baik dan bermusyawarah, namun Tergugat tidak menunjukan itikad haknya bahkan menyatakan kalau Penggugat ingin bercerai Tergugat meminta sejumlah uang kepada Penggugat. Dengan adanya kejadian-kejadian di atas, Penggugat mphon kepada bapak ketua pengadilan Agama Serang ca Majlis Hakim yang memeriksa perkara ini memberikan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat 2. Menetapkan jatuh thalak satu bain Tergugat kepada Penggugat