Rasionalitas Koefisien determinasi R

kadang-kadang mengganggu waktu belajar mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa nampaknya masih belum bisa mengatur waktu dengan baik. Tabel 8. Sebaran Responden Menurut Disiplin Total Parameter Kriteria N Disiplin Sangat Rendah 3 1,2 Rendah 35 14,0 Sedang 120 48,0 Tinggi 70 28,0 Sangat Tinggi 32 8,8 Jumlah 250 100 Rataan : 55,83 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

3. Rasionalitas

Rasionalitas merupakan kemampuan diri mahasiswa untuk meningkatkan produktivitas dengan prestasi belajar. Rasionalitas dapat diukur dengan intensitas mahasiswa dalam membaca berbagai literatur, menghadiri berbagai diskusi dan seminar serta mengikuti kursus atau pelatihan. Tingkat rasionalitas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang dengan prosentase 44,6 dan tinggi dengan prosentase 39,2 . Antusisme mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya didorong oleh rasa keingintahuan yang tinggi dan tuntutan dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat. Intensitas mahasiswa dalam membaca berbagai literatur untuk meningkatkan prestasi belajar masih relatif cukup atau hanya kadang-kadang. Hampir sebagian besar mahasiswa mengeluh manakala dosen memberikan berbagai macam literatur sebagai bahan diskusi. Selain itu, berbagai seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh universitas kurang begitu menarik perhatian bagi mahasiswa. Nampaknya, mahasiswa kurang berminat untuk melakukan diskusi. Padahal, membaca dan berdiskusi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dalam belajar di perguruan tinggi. Tabel 9. Sebaran Responden Menurut Rasionalitas Total Parameter Kriteria N Rasionalitas Sangat Rendah Rendah 23 9,2 Sedang 110 44,6 Tinggi 98 39,2 Sangat Tinggi 19 7,6 Jumlah 250 100 Rataan : 61,60 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

4. Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menemukan dan menciptakan alternatif yang lebih baik bagi dirinya maupun orang lain. Dalam hal ini, kreativitas dapat diukur dengan gagasan-gagasan baru yang diusulkan oleh mahasiswa dan usaha yang ditempuh untuk merubah atau memperbaiki kebiasaan buruk individu dalam belajar. Dalam Tabel 10 menyatakan bahwa kreativitas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung sedang dengan prosentase sebesar 56,4 dan 31,6 tinggi. Dengan kata lain, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki intelegensia yang tinggi. Sebab, kreativitas individu ditentukan oleh tingkat intelegensia. Semakin tinggi, tingkat intelegensia individu maka kreativitasnya relatif tinggi dan begitupula sebaliknya. Tabel 10. Sebaran Responden Menurut Kreativitas Total Parameter Kriteria N Kreativitas Sangat Rendah 1 0,4 Rendah 25 10,0 Sedang 141 56,4 Tinggi 79 31,6 Sangat Tinggi 4 1,6 Jumlah 250 100 Rataan : 55,28 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Etos belajar dapat diukur melalui motivasi terhadap belajar, disiplin terhadap waktu, rasionalitas yang terkait dengan produktivitas diri, dan kreatifitas dalam mengembangkan keilmuannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa etos belajar belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung sedang dengan prosentase 46,4 dan tinggi 51,6 lihat tabel 11. Tabel 11. Sebaran Responden Menurut Etos Belajar Total Variabel Kriteria N Etos Belajar Sangat Rendah Rendah 2 0,8 Sedang 116 46,4 Tinggi 129 51,6 Sangat Tinggi 3 1,2 Jumlah 250 100 Rataan : 61,01 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif tinggi dengan rataan 61,01. Hal ini diperkuat dengan data daftar wisuda angkatan ke 74 tahun akademik 20082009 yang menunjukkan bahwa 78,2 mahasiswa yang lulus memiliki nilai IPK rata-rata 2,75-3,49 pada kategori amat baik dan 67 mahasiswa yang lulus merupakan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2004. Sedangkan 32,6 menunjukkan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2001-2003. Tabel 12. Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik Missin g 2001 2002 2003 2004 2005 Total Fakultas N N N N N N N Tarbiyah dan Keguruan 6 4,9 10 8,1 31 25 76 62 123 100 Adab dan Humaniora 3 5,7 9 17 17 32 22 42 2 3,8 53 100 Ushuluddin dan Filsafat 4 8,5 3 6,4 11 23 16 34 13 28 47 100 Syariah dan Hukum 7 4,8 4 2,7 8 5,4 25 17 102 69 1 0,7 147 100 Dakwah dan Komunikasi 2 3,1 9 14 8 13 45 70 64 100 Dirasat Islamiyah 1 7,7 3 23 9 69 13 100 Psikologi 1 2 2 4 1 2 8 16 38 76 50 100 Ekonomi dan Ilmu sosial 2 2,7 2 2,7 5 6,8 65 88 74 100 Sains dan Teknologi 8 14 14 25 34 61 56 100 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 46 100 46 100 Total 12 1,8 2 2 3, 3 5 9 8, 8 12 7 19 45 67 3 0, 4 67 3 10 Sumber : data primer yang diolah + + + + , , , , ---- . + . + . + . + UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Keyakinan Keagamaan

Keyakinan keagamaan dapat menciptakan dalam diri manusia bahwa setiap kegagalan yang terjadi didunia ini semata-mata hanyalah ujian dari Allah kepada hambanya yang beriman. Selain itu, kegagalan tersebut tidak dipandang secara negatif melainkan sebaliknya. Kegagalan yang diterima merupakan kesuksesan yang tertunda. Keyakinan keagamaan dapat diukur dengan percaya kepada Allah, percaya kepada Malaikat, percaya kepada Kitab Allah, percaya kepada Qada dan Qadar dan percaya setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Tabel 13. menginformasikan bahwa sekitar 87,2 responden menyatakan sangat yakin dan 12 menyatakan yakin terhadap keyakinan keagamaannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki keyakinan keagamaan yang sangat tinggi meskipun berbeda latar belakang pendidikannya. Tingkat keyakinan keagamaan yang relatif sangat tinggi boleh jadi dikarenakan dimensi ini bersifat normatif dan belum menuntut aksi tindakan. Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan Total Parameter Kriteria N Keyakinan Keagamaan Sangat Tidak Yakin Tidak Yakin Ragu-ragu 2 8,0 Yakin 30 12,0 Sangat Yakin 218 87,2 Jumlah 250 100 Rataan : 90,97 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

b. Pengetahuan Keagamaan

Pengetahuan keagamaan berkaitan dengan seberapa besar pemahaman individu terhadap ajaran agamanya. Ketika, individu banyak membaca dan mendengarkan berbagai kajian diskusi, maka akan memungkinkan berkembangnya pemikiran. Dalam hal ini, pengetahuan keagamaan dapat diukur dengan intensitas individu mengakses informasi keagamaan baik melalui media cetak, media elektronik dan media massa serta aktif dalam diskusi-diskusi mengenai keagamaan. Tabel 14 menyebutkan bahwa 2,8 sangat rendah, 17,6 rendah, 47,6 sedang, 27,6 tinggi, dan 4,4 sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan agama yang relatif sedang, dominasi latar belakang sekolah umum nampaknya sangat mempengaruhi. Selain itu, tingkat pengetahuan keagamaan yang berada pada tingkat sedang atau cukup disebabkan oleh motivasi, intensitas dan kesediaan waktu yang khusus mahasiswa yang kurang untuk melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan keagamaan. Mahasiswa hanya kadang-kadang mengakses informasi dan berpartisipasi dalam diskusi keagamaan mengenai kajian keagamaan. Mahasiswa yang banyak melakukan kontak dengan sumber informasi keagamaan dan berhubungan dengan individu dan kelompok akan mampu meningkatkan perilaku keberagamaan mereka terutama dari aspek kognisi dan sikap. Tabel 14. Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan Total Parameter Kriteria N Pengetahuan Keagamaan Sangat Rendah 7 2,8 Rendah 44 17,6 Sedang 119 47,6 Tinggi 69 27,6 Sangat Tinggi 11 4,4 Jumlah 250 100 Rataan : 52,58 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

c. Praktek Keagamaan

Praktek keagamaan merupakan salah satu komponen paling dasar dalam membangun kedekatan dengan Allah. Intensitas Praktek keagamaan menjadi ukuran sejauhmana individu mengingat Allah. Praktek keagamaan dapat diukur dengan ketaatan dalam menjalankan shalat wajib, shalat sunah, shalat berjamaah, puasa sunnat, bersedekah atau membantu orang lain, serta berdzikir. Tabel 15. menunjukkan bahwa praktek keagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang dengan prosentase 50,4. Tabel 15. Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan Total Parameter Kriteria N Praktek Keagamaan Sangat Rendah 3 1,2 Rendah 33 13,2 Sedang 126 50,4 Tinggi 79 31,6 Sangat Tinggi 9 3,6 Jumlah 250 100 Rataan : 55,75 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Tingkat ketaatan mahasiswa dalam menjalankan praktek keagamaan relatif sedang dengan rataan 55,75. Mahasiswa masih belum menjalankan ibadah shalat wajib lima waktu sehari semalam secara sempurna. Selain itu, mahasiswa hanya kadang-kadang menjalankan shalat sunah, puasa sunah, dan infaq atau sedekah. Pengaruh utama dari praktek keagamaan yang dilakukan individu adalah memberikan ketenangan dalam hidupnya, memiliki ketentraman dan ketenangan hati. Dengan kata lain, individu yang memiliki intensitas praktek keagamaan yang relatif rendah jauh lebih gelisah dalam hidupnya dibandingkan dengan individu yang relatif lebih tinggi. Secara umum, dapat dikatakan bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung taat dengan 71,6 lihat tabel 16. Tingkat keberagamaan dapat diukur melalui parameter keyakinan keagamaan, pengetahuan keagamaan dan praktek keagamaan. Dalam hal ini, keyakinan merupakan kekuatan dasar yang diperlukan dalam mencapai ketakwaan. Namun, tidak hanya dengan keyakinan saja seorang individu dapat mencapai ketakwaan. Melainkan, diperlukan aktualisasi dari keyakinan tersebut. Keyakinan keagamaan merupakan level abstrak, dimana individu bisa saja mengakui bahwa ia yakin tetapi tidak merealisasikan keyakinan tersebut ke dalam praktek keagamaan. Tabel 16. Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan Total Variabel Kriteria N Keberagamaan Sangat Tidak Taat Tidak Taat Kurang Taat 27 10,8 Taat 179 71,6 Sangat Taat 44 17,6 Jumlah 250 100 Rataan : 71,82 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

2. Sosial Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Lingkungan Teman Kuliah

Teman merupakan salah satu faktor yang mendorong seorang individu mempunyai etos belajar. Besarnya pengaruh teman dalam memotivasi seorang individu ditentukan oleh intensitas dan bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan bersama. Dalam hal ini, lingkungan sosial budaya teman kuliah dapat diukur dengan penilaian seorang mahasiswa terhadap tingkat disiplin, tanggung jawab terhadap tugas, motivasi, pro-aktif, ketaatan pada peraturan, dan prestasi belajar. Tabel 17 menunjukkan bahwa lingkungan teman kuliah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada kategori sedang dengan prosentase 51,2 dan kategori tinggi dengan prosentase 36 . Dengan kata lain, lingkungan teman kuliah mahasiswa hanya pada tataran yang cukup. Bila bentuk aktivitas bersama teman lebih banyak pada aktivitas positif seperti belajar bersama, olah raga dan diskusi, maka akan berdampak positif untuk terbentuknya etos belajar mahasiswa. Namun, bila bentuk aktivitas bersama lebih banyak pada aktivitas negatif seperti menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke mall tanpa ada tujuan yang jelas atau membicarakan hal-hal yang tidak penting. Sementara waktu untuk belajar bersama menghadiri pelatihan, dan mengikuti diskusi jauh lebih sedikit. Maka akan berdampak negatif, mahasiswa akan memiliki etos belajar yang rendah. Tabel 17. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah Total Parameter Kriteria N Lingkungan Sangat Rendah 2 0,8 Teman Kuliah Rendah 13 5,2 Sedang 128 51,2 Tinggi 90 36,0 Sangat Tinggi 17 6,8 Jumlah 250 100 Rataan : 57,96 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

b. Lingkungan Dosen

Tidak dapat dipungkiri bahwa dosen merupakan posisi strategis dalam menyukseskan program dan proses belajar di perguruan tinggi. Adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial dosen terhadap etos belajar mahasiswa. Mahasiswa yang berprestasi, umumnya memiliki akses berkembang yang lebih baik dibawah bimbingan dosen-dosen yang profesional serta memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Terkait dengan hal tersebut, mahasiswa memberikan penilaian terhadap dosen yang meliputi : motivasi, pro-aktif, sikap terbuka terhadap kritik, ketaatan pada peraturan, dan kreativitas para dosen pengajar. Tabel 18 menunjukkan bahwa 45,2 lingkungan dosen berada pada kategori tinggi dan 34,8 kategori sedang. Secara umum, mahasiswa menilai bahwa para dosen memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar dan sikap pro-aktif yang tinggi dalam mengembangkan keilmuan. Sedangkan ketaatan pada peraturan, sikap terbuka terhadap kritik dan kreativitas daam mengajar dinilai cukup. Rutinitas yang padat seharusnya tidak menyebabkan dosen menyampingkan tugas utamanya sebagai pengajar. Sehingga disiplin terhadap waktu mengajar bisa lebih ditingkatkan. Hal tersebut dapat memicu mahasiswa untuk melakukan prokratinasi atau penundaan dalam bidang akademik. Sudah seharusnya, dosen pengajar dapat memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa. Tabel 18. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen Total Parameter Kriteria N Lingkungan Sangat Rendah 2 0,8 Dosen Rendah 24 9,6 Sedang 87 34,8 Tinggi 113 45,2 Sangat Tinggi 24 9,6 Jumlah 250 100 Rataan : 60,43 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

c. Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal

Dalam masyarakat, mahasiswa melakukan interaksi sosial dengan anggota masyarakat lain di lingkungan tempat tinggalnya. Bila masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya memiliki etos yang tinggi, maka mahasiswa tersebut cenderung akan memiliki etos yang tinggi pula. Namun sebaliknya, jika masyarakatnya kurang mendukung atau bahkan tidak memiliki etos yang tinggi maka mahasiswa tersebut akan cenderung memiliki etos yang rendah. Mahasiswa memberikan penilaian terhadap lingkungan tempat tinggalnya yang meliputi : tingkat disiplin, tanggung jawab, motivasi, pro-aktif, sikap terbuka terhadap kritik, kreativitas, dan integritas keilmuan. Tabel 19 menunjukkan bahwa penilaian mahasiswa terhadap etos yang dimiliki lingkungan tempat tinggalnya sebesar 52 yang berada pada kategori sedang dan 24,4 berada pada kategori yang rendah. Dengan demikian, etos pada masyarakat perlu ditingkatkan kembali. Tabel 19. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal Total Parameter Kriteria N Lingkungan Masyarakat Sangat Rendah 9 3,6 Tempat Tinggal Rendah 61 24,4 Sedang 130 52,0 Tinggi 42 16,8 Sangat Tinggi 8 3,2 Jumlah 250 100 Rataan : 48,21 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi C. Pengaruh antara Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 20. Hasil Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen Variabel Keberaga- maan Sosial Budaya Etos Belajar Keberagamaan Pearson Correlation 1 0,290 0,466 Sig. 2- tailed . 0,000 0,000 N 250 250 250 Sosial Budaya Pearson Correlation 0,290 1 0,265 Sig. 2- tailed 0,000 . 0,000 N 250 250 250 Etos Belajar Pearson Correlation 0,466 0,265 1 Sig. 2- tailed 0,000 0,000 . N 250 250 250 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Tabel diatas menyajikan hasil korelasi Pearson. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa keberagamaan memiliki hubungan yang positif dengan etos belajar mahasiswa sebesar 0,466 dan signifikan sebesar 0,000. Hal ini berarti adanya hubungan yang cukup erat antara keberagamaan dan etos belajar mahasiswa. Nilai angka yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi keberagamaan mahasiswa akan semakin tinggi pula etos belajar mahasiswa. Tingginya tingkat religiusitas akan membentuk sikap yang positif seperti motivasi yang tinggi, disiplin waktu, lebih rasional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Sikap-sikap positif tersebut akan menghindarkan mahasiswa dari etos belajar yang rendah. Sebaliknya, rendahnya tingkat religiusitas akan membentuk sikap–sikap negatif seperti melakukan penundaan, motivasi belajar yang rendah dan lebih irasional. Sikap-sikap negatif ini yang akhirnya membentuk etos belajar yang rendah. Variabel sosial budaya memiliki korelasi yang positif dan signifikan sebesar 0,265. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kurang erat antara sosial budaya dan etos belajar mahasiswa. Meskipun nilai angka yang tertera positif. Namun, hubungannya lemah. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel keberagamaan memiliki hubungan yang cukup erat dengan variabel etos belajar dibandingkan dengan variabel sosial budaya. Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda dengan menggunakan SPSS dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Koefisien determinasi R

2 Menurut Sugiono, jika R semakin mendekati angka 1, maka hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini, koefisien determinasi akan menggambarkan seberapa besar hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial budaya terhadap variabel etos belajar, baik dilihat secara bersama-sama dengan regresi berganda ataupun dilihat per variabel independen dengan regresi sederhana. Tabel 21. Nilai Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0 ,466 0 ,265 0,485 a 0,217 0,070 0,236 0,214 0,067 0,229 7,965 8,678 7,886 a Predictors: Constant, lingkungan sosial budaya, Keberagamaan b Dependent Variable: Etos belajar regresi linear variabel keberagaman dengan variabel etos belajar regresi linear variabel lingkungan sosial budaya dengan variabel etos belajar Pengaruh variabel keberagamaan terhadap variabel etos belajar sebesar 46,6 yang artinya hubungan antara variabel keberagamaan terhadap variabel etos belajar relatif sedang. Selain itu, pengaruh variabel sosial budaya terhadap variabel etos belajar sebesar 26,5 yang artinya hubungan antara variabel sosial budaya terhadap variabel etos belajar rendah. Pada tabel 21 menunjukkan nilai R Square sebesar 23,6 . Nilai tersebut menunjukkan informasi bahwa 23,6 nilai dari besarnya etos belajar telah dapat dijelaskan oleh variabel keberagamaan dan variabel lingkungan sosial budaya. Sedangkan sisanya, 76,4 dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini. 2. Persamaan regresi linear berganda Tabel 22. Nilai Koefisien