konsep biologi untuk memecahkan masalah-masalah biologi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-
informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diberikan. Dengan adanya pemahaman
dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui
menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil belajar. Tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
biologi di sekolah dapat diukur dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, ini nantinya dapat digunakan untuk menilai hasil proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu. Pemberian tes dilakukan dengan mengacu pada indikator dan keterampilan berpikir tertentu.
Gagne dan Bloom menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi hasil belajar yaitu dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimensi kognitif
adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dn memecahkan masalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif,
sintesis, dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Sedangkan
dimensi psikomotor adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan motorik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan tingkah laku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah
berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana pembelajaran.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
39
1. Faktor internal
39
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan…, h. 132-139
Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu: 1 aspek fisiologis bersifat jasmaniah, 2 aspek
psikologis bersifat rohaniah. a. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas. Kondisi organ tubuh yang
kurang fit dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas.
Kondisi organ-organ khusus siswa seperti indera pendengar dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang didapat di kelas. Untuk itu dibutuhkan pola hidup yang sehat dan teratur agar
tercipta kelancaran dalam proses kegiatan belajar. b. Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa diantaranya adalah: 1 Inteligensi siswa
Pada umunya inteligensi diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Inteligensi IQ sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
2 Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon resposen tendency dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Seorang guru dituntut terlebih dahulu menunjukkan sikap
positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran
yang akan disampaikan. Dalam hal bersikap positif terhadap mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk
senantiasa menghargai dan mencintai profesinya. Jadi seorang guru tidak hanya menguasai mata pelajaran saja tetapi juga
mampu meyakinkan siswa manfaat pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
3 Bakat siswa Bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
4 Minat siswa Minat interest adalah kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa.
5 Motivasi Motivasi adalah keadaan internal organisme, baik manusia
maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Menurut Gleitmen dan Reber dalam Muhibin Syah, motivasi
berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah.
2. Faktor eksternal Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni; faktor
lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial. a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial
adalah lingkungan
yang dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa, yang termasuk lingkungan sosial siswa yaitu sekolah, masyarakat, tetangga, dan teman
sepermainan di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa. b. Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, peralatan belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Hal ini turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Strategi dalam hal ini merupakan
seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar. Faktor ini
juga dapat mempengaruhi taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Nurlaila, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Retensi Siswa SMA Kelas X pada Pembelajaran Konsep Jamur”. Kesimpulan
dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa skor rata-rata retensi kelompok eksperimen sebesar 94 lebih tinggi daripada kelompok kontrol
sebesar 89. Hasil tersebut menunjukan bahwa Mind Map memiliki pengaruh yang positif terhadap retensi siswa.
40
Taopik Hidayat, dengan judul ” Korelasi antara Kemampuan Membaca Kritis Teks Biologi Melalui Mind Map Dengan Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Sistem Saraf”. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,87, hubungan kedua variable tersebut
signifikan karena t
hitung
t
tabel
. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan membaca kritis melalui Mind Map dengan
hasil belajar siswa pada konsep sistem saraf.
41
Lies Lisnawati, dengan judul “Implementasi Mind Maping dalam pembelajaran sub konsep sistem reproduksi manusia di SMA”. Kesimpulan
40
Nurlaila, Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Retensi Siswa SMA Kelas X pada Pembelajaran Konsep Jamur, Skripsi pendidikan MIPA-UPI Bandung, 2008, h. 54
41
Taopik Hidayat, Korelasi antara Kemampuan Membaca Kritis Teks Biologi Melalui Mind Map Dengan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Saraf, Skripsi pendidikan
MIPA-UPI Bandung, 2008, h. 58