8
BAB II DESKRIPSI TEORETIS , KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis 1. Pendekatan Konstruktivisme
a. Pengertian Konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme Constructivist Theory of Learning menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut
tidak lagi sesuai. Menurut Ratna Wilis Dahar dalam Riyanto dinyatakan bahwa
sebagai filsafat, konstruktivisme sudah terungkap dalam tulisan ahli filsafat Giambattista Vico mengemukakan bahwa orang hanya dapat
benar-benar memahami apa yang dikonstruksinya sendiri.
1
Selanjutnya Sofyan mengutip pendapat Good dan Brophy menyatakan bahwa teori konstruktivisme merupakan teori belajar yang
berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada penemuan makna meaningfulness. Perolehan
pengetahuan tersebut melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah ada hasil sebelumya dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan
baru.
2
Menurut Von Glaserfeld dalam Bettercourt dalam Suparno, konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi bentukan kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan realita. Pengetahuan
bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu
1
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009, h. 143-144
2
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPASains, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 8
merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep, dan
struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.
3
Para ahli konstruktivisme menyatakan bahwa belajar melibatkan konstruksi pengetahuan terdahulu. Persepsi yang dimiliki siswa
mempengaruhi pembentukan persepsi baru. Siswa menginterpretasi pengalaman baru dan memperoleh pengetahuan baru berdasarkan realitas
yang telah terbentuk di dalam pikiran siswa. Berdasarkan pandangan para ahli tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
untuk membangun sendiri pengetahuannya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Menurut Riyanto, sistem
pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan siswa untuk memulai dengan masalah yang kompleks untuk dipecahkan,
kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan dengan bantuan bimbingan guru.
4
Dari beberapa penjelasan mengenai pendekatan konstruktivisme dapat dijelaskan bahwa siswa belajar dengan cara mengkonstruksi
pemahaman baru tentang fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah
bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka.
Mereka harus bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Dengan kata lain
konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menjelaskan bagaimana pengetahuan disusun dalam pikiran seseorang. Unsur-unsur
3
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivismeme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, h. 18
4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran…, h. 145
konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam pembelajaran di setiap tingkatan sekolah atau pendidikan.
b. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Konstruktivisme