dilakukan dengan membandingkan pretes dan postes pada masing-masing kelompok.
Hasil perhitungan dengan menggunakan Uji-t disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4. 6 Pengujian Hipotesis Nilai Postes dengan Uji-t Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Jumlah
dk T
hitung
T
tabel
Kesimpulan
Eksperimen NA=33
70 7,49
2,00 H
a
diterima Kontrol
NB=37 Dari tabel tersebut diperoleh t
hitung
t
tabel,
maka hipotesis nol H
o
ditolak.
10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Hal ini menjadi
indikasi bahwa pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi pada konsep virus.
5. Data Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran terlihat bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan
sesuai dengan tahap-tahap pada pendekatan konstruktivisme. Pada hasil observasi kegiatan guru, terlihat bahwa mengajar telah
melakukan tahapan dengan baik. Persentase pada pertemuan pertama sebesar 100 , pada pertemuan kedua sebesar 100 . Pada pertemuan
pertama dan kedua guru mengawasi proses pembelajaran dengan menggunakan teknik Mind Mapping. Selain itu guru menjawab
pertanyaan siswa jika ada hal yang kurang dimengerti selama proses pembuatan Mind Mapping. Hal ini dilakukan agar siswa mampu membuat
10
Lampiran 22, h. 144
Mind Mapping sesuai dengan langkah-langkah pembuatan Mind Mapping yang baik.
Pada hasil observasi kegiatan siswa, persentase pada pertemuan pertama dan kedua sebesar 100 siswa telah melakukan tahapan
pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping dengan baik, hal ini terlihat dengan berjalannya proses pembuatan Mind Mapping
dengan baik. Hasil lembar observasi dapat dilihat pada lampiran.
11
6. Skor Mind Mapping Kelompok Eksperimen
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa
digunakan penilaian rubrik rubric assessment yang berfungsi sebagai acuan penilaian hasil Mind Mapping siswa. Siswa dituntut untuk belajar
secara aktif dan menemukan sendiri apa yang akan dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan teknik Mind mapping, siswa membangun
pengetahuannya sendiri atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Penilaian rubrik dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir.
Dari hasil Mind Mapping buatan siswa pada pertemuan pertama skor Mind Mapping tertinggi yaitu 16, skor terendah yaitu 11 dan rata-rata
skor yaitu 13,06. Sedangkan pada pertemuan kedua skor Mind Mapping tertinggi yaitu 20, skor terendah yaitu 11 dan rata-rata skor yaitu 13,88.
12
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Skor Mind Mapping
Skor
Mind
Mapping 1
Mind Mapping
2
Tertinggi 16
20 Terendah
11 11
Rata-rata 13
14
11
Lampiran 8, h. 114
12
Lampiran 23, h. 146
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa skor Mind Mapping hasil buatan siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada rata-
rata skor Mind Mapping 1 dan 2 yang mengalami peningkatan dari 13 menjadi 14.
Adapun kategorisasi skor Mind Mapping berdasarkan standar lima dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 8 Kategorisasi Skor Mind Mapping
Skor Kategori
Frekuensi M1
M2 16-20
Sangat baik 2
3 14-15
Baik 5
18 12-13
Cukup 25
10 11
Kurang 1
2 11
Sangat kurang Jumlah
33 33
Keterangan: M1: Mind Mapping pertemuan pertama
M2: Mind Mapping pertemuan kedua Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa skor Mind Mapping hasil
buatan siswa pada pertemuan pertama didominasi pada rentang skor 12-13 yang termasuk kedalam kategori cukup. Sedangkan pada pertemuan
kedua skor Mind Mapping didominasi pada rentang 14-15 yang kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa skor Mind Mapping siswa pada
pertemuan pertama dan kedua mangalami peningkatan dari kategori cukup menjadi baik.
B. Pembahasan