sebagai satu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan,
dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran. Menurut Wirawan 2000, motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku individu. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Woolfolk 2004 yang
menjelaskan bahwa motivasi adalah kegiatan internal yang bersifat membangun, langsung, dan menimbulkan tingkah laku yang terdiri dari kebutuhan needs,
minat interest, kesenangan enjoyment, hadiah reward, dan hukuman punishment.
Berdasarkan uraian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dalam diri individu agar mampu mencapai suatu tujuan
guna mencapai pemuasan kebutuhan.
2.1.2 Teori motivasi dan harapan
Menurut Teori Ekspektasi Expectancy Theory oleh Vroom dalam Pace dkk, 2006 motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai individu dan
individu tersebut memperkirakan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya, bisa juga berarti kemungkinan subyektif dari usaha yang
memberikan hasil. Jadi motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh
individu dan individu tersebut memperkirakan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya. Artinya, apabila setiap individu sangat
menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, individu tersebut akan berupaya mendapatkannya.
Menurut Pace, dkk 2006, bahwa jika individu menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, maka individu tersebut akan
sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang dinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya
akan menjadi rendah.
2.1.3 Aspek-aspek motivasi
Individu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dilihat dari kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya
dengan hal diatas, Woolfolk 2004 membedakan motivasi menjadi 2 aspek yaitu : a. Motivasi intrinsik
Suryabrata 2005 menjelaskan bahwa motivasi intrinsik adalah suatu motif yang sudah berada dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari
luar. Sedangkan menurut Pintrich Schunk 1996 yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah dorongan untuk terlibat dalam suatu
aktivitas demi aktivitas itu sendiri. Individu yang memiliki motivasi intrinsik
terdorong untuk
mengerjakan suatu
aktivitastindakan dikarenakan adanya perasaan menyenangkan enjoyable yang dirasakan.
Adapun sumber motivasi intrinsik menurut Woolfolk 2004 meliputi kebutuhan needs, minat interest, kesenangan enjoyment, dan rasa
ingin tahu curiosity. Dalam motivasi intrinsik tidak perlu lagi ada reward
dan punishment bagi individu untuk melaksanakan aktifitasnya. Karena dorongan yang muncul murni berasal dari dalam diri individu. Menurut
kesimpulan peneliti bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan tindakan atau aktivitas guna mencapai
tujuan goal tanpa perlu adanya reward atau punishment. Misal, penderita kanker serviks ingin melakukan pengobatan karena memang penderita
ingin melakukannya bukan atas dorongan dari luar penderita, seperti : keluargakerabat atau bukan juga dikarenakan akan mendapat reward atau
punishment. b. Motivasi ekstrinsik
Suryabrata 2005 mengemukakan bahwa pada dasarnya motivasi ekstrinsik terjadi apabila individu melakukan sesuatu yang disebabkan
oleh adanya rangsangan dari luar. Menurut Pintrich Schunk 1996 yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk terlibat dalam
suatu aktivitas sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pada motivasi ekstrinsik ini individu melakukan aktifitas atas dasar nilai yang terkandung
dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu. Sumber motivasi ekstrinsik menurut Woolfolk 2004 meliputi imbalan rewards, tekanan
sosial social
pressure, dan
penghindaran diri
dari hukuman
punishment. Menurut kesimpulan peneliti motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang
mengerakkan individu untuk terlibat dalam suatu aktivitas guna mencapai suatu tujuan.
Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi sebagai suatu yang kompleks dimana motivasi merupakan penggerak individu
melakukan suatu perbuatan yang mengarah pada suatu tujuan. Dorongan ini bisa berasal dari dalam diri intrinsik dan juga dari luar diri individu ekstrinsik.
2.1.4 Fungsi-fungsi motivasi