Value Belief Forgiveness Private religious practice

sehingga Daily Spiritual Experiences lebih kepada pengalaman dibandingkan kognitif. Konsep Daily Spiritual Experiences yang diungkapkan oleh Underwood dalam Fetzer Institute 1999 sama halnya dengan Dimensi Pengalaman yang diungkapkan oleh Glock Stark dalam Ancok, 1994 bahwa pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan esensi-esensi yang dialami individu atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan yang melihat komunikasi walaupun kecil dalam suatu esensi keTuhanan.

b. Value

Menurut Idler dalam Fetzer Institute, 1999 value adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai cinta, saling menolong, saling melindungi, dan sebagainya.

c. Belief

Konsep belief menurut Idler dalam Fetzer Institute, 1999 merupakan sentral dari religiusitas. Religiusitas merupakan keyakinan akan konsep- konsep yang dibawa oleh suatu agama. Dalam bahasa Indonesia belief disebut keimanan, yakni kebenaran yang diyakini dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan. Dimensi belief dalam hal ini sama dengan dimensi ideologi keyakinan menurut Glock Stark dalam Ancok, 1994 bahwa yang menjadi dasar adanya keyakinan adalah hubungan Tuhan, manusia, dan alam. Setiap agama mempertahankan keyakinan di mana penganutnya diharapkan taat.

d. Forgiveness

Dimensi ini maksudnya adalah suatu tindakan memaafkan dan bertujuan untuk memaafkan orang yang melakukan kesalahan dan berusaha keras untuk melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan, dan cinta. Menurut Idler dalam Fetzer Institute, 1999 forgiveness mencakup lima dimensi turunan, yaitu: 1. Pengakuan dosa Confession. 2. Merasa diampuni oleh Tuhan feeling forgivene by God. 3. Merasa dimaafkan oleh orang lain feeling forgiven by others. 4. Memaafkan orang lain forgiving others. 5. Dan memaafkan diri sendiri forgiving one self Sedangkan menurut Kendler dkk 2003 Dimensi Forgiveness mengambarkan pendekatan kepedulian, rasa kasih sayang, dan saling maaf–memaafkan. Dimensi ini merefleksikan sikap, perhatian, kasih sayang, dan pendekatan memaafkan kepada dunia. Berbeda dengan Idler yang mengatakan bahwa salah satu dimensi turunan dari forgiveness adalah merasa diampuni oleh Tuhan, sedangkan dalam Kendler faktor forgiveness tidak menampakkan istilah Tuhan.

e. Private religious practice

Menurut Levin dalam Fetzer Institute, 1999 dimensi ini merupakan perilaku beragama dalam praktek agama meliputi ibadah, mempelajari kitab, dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya. Menurut Glock Stark dalam Ancok, 1994 dimensi ini disebut Dimensi Praktik Agama, karena mencakup mengenai ketaatan dan hal-hal yang dilakukan individu untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keberagaman menurutnya terdiri atas : 1. Ritual, dapat mengetahui sejauh mana setiap individu dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ibadahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh agamanya. 2. Ketaatan. Apabila aspek ritual lebih formal dan khas publik, berbeda dengan ketaatan yang lebih kepada diri pribadi setiap individu mengerjakan kegiatan ibadahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh agamanya.

f. Religiousspiritual coping