14
menjangkau lebih banyak orang dan berbagai tempat sampai daerah terpencil atau pedalaman sekalipun yang membutuhkan pendidikan Munir, 2009, 168 - 170.
2.2 Konsep
E-Learning
Pada hakekatnya konsep e-learning dapat diartikan sebagai usaha yang membuat kelas-kelas elektronik maya yang setara dengan kelas-kelas
konvensional yang ada disekolah resmi. Pengertian setara ini diartikan bahwa kelas-kelas elektronik tersebut dapat menggantikan kelas-kelas di sekolah yang
selama ini kita kenal. Bukan hanya sebagai pelengkap sekolah yang sudah ada. Oleh sebab itu, sebuah lembaga pendidikan virtual seperti e-learning haruslah
mempunyai tugas dan misi yang sama dengan sebuah lembaga pendidikan konvensional Afrizal, 2005, 11.
Dengan demikian, sistem e-learning mau tidak mau harus dapat mengadopsi sistem-sistem yang sudah ada pada sekolah konvensional kedalam bentuk sistem
digital dan internet dengan melakukan penyesuaian-penyesuain teknis yang diperlukan. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan bahwa sistem e-learning
merupakan hasil cangkokan dari sebuah sistem pendidikan konvensional dan masih merupakan sebuah eksperimen. Artinya sebuah cangkokan baru akan dapat
berkembang dengan baik melalui suatu proses penyesuain dengan lingkunganya yang baru dan akan berkembang secara continue dan suatu saat akan setara dan
sejajar dengan sekolah konvensional Afrizal, 2005, 11-12. Contoh sifat yang diwarisi oleh sistem e-learning dari induknya adalah
dalam proses belajar mengajar, seorang guru yang akan menyampaikan materi ajarnya kepada muridnya yang ada di belahan dunia dihubungkan dengan internet.
15
Cara ini relative sama dengan guru menyampaikan materi ajar pada siswanya. Hanya saja, disekolah menggunakan papan tulis dan alat tulis lainnya sedangkan
didalam sistem e-learning menggunakan perangkat-perangkat digital yang fungsinya relative sama dengan fasilitas yang ada di kelas konvensional. Afrizal,
2005, 11-12. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengembangan sebuah teknologi e-
learning haruslah disesuaikan dengan karakter asli sebuah sistem pendidikan yang
telah ada sebelumnya. Dari segi teknologi dan psikologi sistem e-learning haruslah dikembangkan secara sederhana, mudah, menarik untuk digunakan serta
murah untuk mendapatkannya. Dalam perencanaan sistem e-learning haruslah dimasukkan unsur permainan dan mempunyai interface yang menarik sehingga
tampilannya bersifat interaktif yang memberikan efek rasa betah bagi siswa atau
mahasiswa Afrizal, 2005, 11-12. 2.2.1
Latar Belakang Diselenggarakannya Pembelajaran Jarak Jauh
Adapun beberapa alasan diselenggarakannya pembelajaran jarak jauh E-learning ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengatasi Batasan Jarak, Tempat dan Waktu
Pembelajaran jarak jauh dirancang untuk melayani pembelajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia, dan
tempat tinggal yang beragam. Pembelajaran jarak jauh untuk mengatasi jarak, tempat, waktu dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik atau ciri yang khas yang berbeda dengan sistem
16
pembelajaran yang diselenggarakan secara konvensional secara tatap muka.
Karakteristik itu adalah terpisahnya secara fisik antara aktivitas pengajar dan pembelajar karena adanya tempat tinggal pembelajar
yang jauh dari lembaga pendidikan, atau tempat tinggalnya dekat dengan lembaga pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran secara langsung. Untuk mengatasi pembelajaran jarak jauh yang tidak ada tatap
mukanya, maka pembelajaran dilengkapi dengan penggunaan media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengajar dan
pembelajar sehingga memungkinkan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Dapat menentukan waktunya sendiri kapan saja,
dimana saja, sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya sendiri. Media utama dalam pembelajaran jarak jauh pada awalnya
hanya modul, namun dengan seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, muncul media pembelajaran berbantuan
computer, audio, media non cetak, internet dan lain-lain Munir, 2009,
7-8.
17
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan memungkinkan dilakukannya pembelajaran jarak
jauh di peroleh melalui tatap muka di sekolah. Pembelajaran seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi diantaranya
memanfaatkan media
komputer dan
internet- nya,
sehingga pembelajaran jarak jauh sering pula disebut pembelajaran online.
Dengan menggunakan media komputer dengan internet-nya tersebut dapat menghubungkan antara pengajar dan pembelajar dalam
pembelajaran berbasis online Munir, 2009, 8.
3. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan suatu alternative dalam pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Tujuan dari
pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi–aplikasi pembelajaran jarak jauh yang dikembangkan, karena sistem ini terdiri
dari kumpulan aplikasi–aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh hingga penyampaian
materi pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan baik Munir,
2009, 7-8.
18
4. Memberikan Kesempatan Meningkatkan Kemampuan
Tingkat Pendidikan
Pembelajaran jarak jauh memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang belum tersentuh dan mengecap pendidikan yang lebih
tinggi, atau pembelajar yang sempat putus sekolah untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran jarak jauh
juga memberikan peluang yang terbuka lebar bagi para pengajar untuk mendapatkan pendidikan dalam mengembangkan kompetensinya
namun memiliki keterbatasan tempat karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, atau terbatas dari segi waktu karena sibuk
mengajar atau melakukan kegiatan lainnya. Yang tidak bisa meninggalkan pembelajar di kelas atau waktu bekerjanya Munir,
2009, 7-10 . 2.2.2
Sasaran, Tujuan, dan Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh 1.
Sasaran Pembelajaran Jarak Jauh Munir, 2009, 7-10.
a. Memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang belum
mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, seperti pembelajar yang putus sekolah pada pendidikan dasar atau pendidikan
menengah. b.
Memberikan kesempatan
kepada pengajar
untuk meningkatkan
kualitas kemampuankompetensinya,
seperti berkaitan dengan kemampuan didaktik, metodik, dan paedogogik
dengan mengikuti pendidikan tinggi.
19
2. Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh memungkinkan pembelajar untuk memperoleh pendidikan pada semua jenis, jalur dan jenjang secara
mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan,
dan kondisinya. Tujuan pembelajaran jarak jauh adalah untuk memberikan
kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak dapat mengikuti pembelajaran konvensional secara tatap muka Munir,
2009, 7-10.
3. Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh mencakup upaya yang ditempuh pembelajar untuk mewujudkan pendidikan sepanjang hayat, dengan
prisip-prinsip kebebasan, keluwesan, kemandirian, keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi. Prinsip-prinsip tersebut menjadi
dasar dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan untuk menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran jarak jauh Munir, 2009,
7-10. 2.3
Penerapan atau Aplikasi E-learning dalam Audio dan Video
Conrferencing, serta Videobroadcasting a.
Audio Conferencing
Audio conferencing merupakan salah satu teknologi e-learning
interaktif paling sederhana dan paling murah untuk pembelajaran jarak jauh.
20
Audio conrferencing adalah interaksi atau konferensi langsung dalam
bentuk audio suara antar dua atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan dapat melibatkan pembelajar yang banyak pada lokasi yang tersebar
dan berbeda. Teknologi yang digunakan adalah telepon. Dalam pelaksanaan audio conferencing
dibutuhkan perangkat tambahan audio conferencing bridge
yang dapat mengurangi ganguan noise maupun interaksi pada
sistem Munir, 2009, 181. b.
Video Broadcasting
Video broadcasting merupakan salah satu teknologi e-learning
interaktif yang bersifat satu arah komunikasi linear. Penggunaan program e-learning
dengan program video broadcasting lebih banyak digunakan dibandingkan dengan audio conferencing. Hal ini terjadi karena sifat video
broadcasting yang audio visual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa
belajar akan lebih berhasil jika melibatkan banyak indera. Sasaran pesertanya dalam jumlah yang besar massal dan menyebar dispersed.
Sebagai media transaksinya umumnya menggunakan media satelit. Pembelajar mengikuti program pembelajaran melalui video broadcasting
dengan cara melihat dan mendengarkan pesawat televisi yang terhubung ke stasiun broadcaster tertentu melalui antenna penerima bisa atau antena
parabola yang dilengkapi dengan decoder khusus Munir, 2009, 181.
c. Video Conferencing