70
2.12 Implementasi dan Pengujian Sistem
Implementasi sistem merupakan pengembangan dari desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan pengembangan sistem, karena sebagus
apapun desain yang telah dibuat, tetapi tidak ada implementasi akan tidak ada gunanya. Tahap Implementasi mencakup pengkodean atau pemrograman,
pengujian dan dokumentasi Mulyanto, 2009, 258. 2.12.1
Pengkodean
Pengkodean atau yang lebih dikenal dengan pemrograman merupakan kegiatan analisis kebutuhan yang diterjemahkan komputer dengan
menggunakan bahasa pemrograman. Pemrograman merupakan metodologi pemecahan masalah, kemudian menuangkannya dalam suatu notasi tertentu
yang mudah dibaca dan dipahami. Dalam melakukan pemrograman, seorang programmer sering
melakukan pengujian terhadap kode-kode program untuk memastikan kebenaran program tersebut. Pengujian ini dilakukan untuk mencari
kesalahan yang ditimbulkan karena salah tulis atau kesalahan pemrograman. Kegiatan ini disebut dengan istilah dubugging, kegiatan ini digunakan untuk
mencari kesalahan error dari kode-kode program Mulyanto, 2009, 266. 2.12.2
Pengujian
Pengujian atau testing merupakan pengeksekusian program untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam sistem, kemudian
dilakukan pembenahan. Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam pengembangan sistem karena pada tahap ini merupakan tahapan untuk
71
memastikan bahwa suatu sistem terbebas dari kesalahan Mulyanto, 2009, 266.
2.13 Dokumentasi
Dokumentasi penting untuk dilaksanakan karena dapat digunakan untuk penelusuran jika terjadi kesalahan. Dokumentasi merupakan kegiatan melakuakan
pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal pembuatan program sampai akhir pembuatan program Mulyanto, 2009, 268-269.
2.14 Database
Database adalah suatu kumpulan data terhubung interrelated data yang di
simpan secara bersama-sama dalam suatu media tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data controlled redundancy dengan cara
tertentu sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data di simpan tanpa
mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa, sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi
dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol Sutabri, 2003, 161. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa database memiliki
beberapa kriteria yang penting Sutabri, 2003, 161. 1.
Bersifat data oriented dan bukan program oriented. 2.
Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah database-nya.
3. Dapat berkembang dengan mudah baik volume maupun strukturnya.
4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.
72
5. Kerangkapan data data redudancy minimal.
Kelima kriteria tersebut membedakan secara nyatajelas antara file database dan file tradisional yang bersifat program oriented, yaitu hanya dapat digunakan
satu program aplikasi dan perkembangan data hanya terjadi pada volume-nya saja.
2.14.1 Model Sistem
Database
Ada beberapa model data dalam suatu sistem database. Model data merupakan suatu cara untuk menjelaskan bagaimana pemakai user dapat
melihat data secara logis, pemakai tidak perlu memperhatikan bagaimana data disimpan dalam media penyimpanan data secara fisik. Beberapa model
basis data antara lain:
a. Entity Relationship Model
Entity relationship model merupakan suatu model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam database berdasarkan satu persepsi bahwa real word terdiri dari objek dasar yang
memunyai hubungan atau relasi antara objek-objek tersebut. b.
Semantic Model
Semantic model hampir sama dengan entity relationship model.
Relasi antar objek dasar tidak dinyatakan dengan simbol, tetapi menggunakan kata-kata semantic.
73
c. Record Based Data Model