mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyiapkan makanan, dan mengurus anak.
Mengingat higiene perseorangan ibu rumah tangga sangat penting dan berpengaruh dalam kesehatan keluarga bahkan kesehatan masyarakat pada umumnya,
untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana perilaku ibu-ibu pemulung dalam higiene perseorangan anggota keluarga.
1.2 Permasalahan
Belum diketahuinya perilaku ibu pemulung dalam higiene perseorangan di Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat tahun 2008.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku ibu pemulung dalam higiene perseorangan di Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Tahun 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu pemulung dalam higiene perseorangan di
Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat tahun 2008. 2.
Untuk mengetahui sikap ibu pemulung dalam higiene perseorangan di Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat tahun 2008.
3. Untuk mengetahui tindakan ibu pemulung dalam higiene perseorangan di
Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui perilaku ibu pemulung dalam higiene perseorangan di
Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat tahun 2008. 2.
Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan dan instansi yang terkait dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan Notoatmojo, 2007.
Menurut Skinner 1938 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau perilaku seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar
Amzaris, 2000.
2.2 Domain Perilaku
Menurut Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam tiga domain, ranah atau kawasan yakni :
1. Kognitif cognitive
2. Afektif affective
3. Psikomotorik psychomotorik
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni :
1. Pengetahuan Knowledge
2. Sikap Attitude
3. PraktikTindakan Practice
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2003.
Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni : Notoatmodjo, 2003 a.
Awarness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek.
b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek
sudah mulai timbul. c.
Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial mencoba, diman subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikendaki oleh stimulus. e.
Adoption menerima, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas Notoatmodjo,
2003. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi telah melalui proses seperti ini,
dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki 6 tingkatan Notoatmodjo, 2003.
1. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. 2.
Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis Synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.
2.2.2 Sikap Attitude
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
a. Komponen Sikap
Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3 komponen pokok : 1.
kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2.
kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3.
kecenderungan untuk bertindak tend to behave Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total
attitude. b.
Tingkatan Sikap Sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu : Notoatmodjo, 2003
1. Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2. Merespon responding
Merespon diartikan memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. karena menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan adalah bahwa orang menerima ide tersebut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Menghargai Valuing
Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggungjawab Responsible
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.2.3 Tindakan Practise
Tindakan adalah suatu sikap belum otomatis yang terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour.
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain. Tingkatan dari tindakan yaitu : Notoatmodjo, 2003
1. Persepsi Perception
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon Terpimpin Guided response
Respon terpimpin adalah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Mekanisme Mecanism
Mekanisme adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan. 4.
Adaptasi Adaptation Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan responreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon
ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan : berfikir, berpendapat,bersikap maupun aktif melakukan tindakan Sarwono, 2007.
Sarwono mengatakan bahwa dalam teori Lawrence Green kesehatan individumasyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan
faktor–faktor diluar perilaku non perilaku. Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor: faktor–faktor predisposisi presdiposing
factors mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan bentuk lainnya yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Faktor pendukung enabling factors ialah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya. Sedangkan faktor pendorong
reinforcing factors adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan. Dalam teori Lawrence Green juga dikatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan
penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat
terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan pada umumnya. Sarwono
juga menyebutkan teori lain yang berkaitan dengan teori Lawrence Green, yaitu model kepercayaan kesehatan Health Belief Model oleh Rosenstock
1982. Dia percaya bahwa perilaku individu ditentukan oleh motif dan kepercayaan tersebut sesuai atau tidak dengan realitas atau dengan pandangan orang lain tentang
apa yang baik untuk individu tersebut. Sangatlah penting untuk membedakan antara kebutuhan kesehatan yang obyektif ialah yang diidentifikasikan oleh petugas
kesehatan berdasarkan penilaiannya secara profesional, yaitu adanya gejala yang dapat mengganggumembahayakan kesehatan individu. Sebaliknya, individu
menentukan sendiri apakah dirinya mengandung penyakit, berdasarkan perasaan dan penilaiannya sendiri. Pendapat atau kepercayaan ini dapat sesuai dengan realitas,
namun dapat pula berbeda dengan kenyataan yang dilihat oleh orang lain. Meskipun berbeda dengan kenyataan, pendapat subyektif inilah yang justru merupakan kunci
dari dilakukannya atau dihindarinya suatu tindakan kesehatan. Artinya, individu itu baru akan melakukan suatu tindakan untuk pencegahan penyakit jika dia benar –benar
merasa terancam oleh penyakit tersebut . Jika tidak, maka dia tidak akan melakukan tindakan apa-apa.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4 Teori WHO