Tindakan Informan Mengenai Kebersihan Rambut Tindakan Informan Mengenai Kesehatan Gigi

“Satu kali aja mandi sehari, klo ke pesta dua kali sehari. Sabun memang pake. Tentang handuknya masih gabung-gabunglah, kek manalah sama anak-anak juga, apa yang ada dipake aja.” “Aku biasanya mandi sore, klo pagi gak sempat lagi gitu karna sebelum jam enam udah berangkat, mengurus sarapan anak lagi, gak sempat mandi lagilah, karna disana pun nanti megang yang jorok-jorok lagi gitu, jadi gak ada waktu lagi mandi pagi. Klo aku iya pake sabun. Handuknya iya, gabung sama suami ato anak-anak...” Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan dapat dilihat bahwa tindakan informan untuk mandi dua kali sehari tidak dilaksanakan oleh karena berbagai alasan. Informan tidak mandi dua kali sehari karena lupa, malas, tidak sempat, mandi dua kali sehari hanya pada saat ada undangan pesta.

b. Tindakan Informan Mengenai Kebersihan Rambut

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan informan mengenai kebersihan rambut biasa saja. Seluruh informan sudah mencuci rambut sekurang-kurangnya dua kali seminggu dan sudah menggunakan shampoo pada saat mencuci rambut. Akan tetapi informan mencuci rambut tidak pernah teratur, ada yang tergantung dengan situasi dan keadaan cuaca, ada yang pada saat rambutnya terasa bau atau gatal. Sedangkan pemakaian sisir, seluruh informan masih bergabung dengan seluruh anggota keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan beberapa informan berikut : “Sudah, kan bau jugalah rambut awak klo gak keramas, gatal juga ya kan.. Sudah, pakenya selalu shampo.. Sisirnya belumlah itu, masih gabung- gabunglah gitu.…” “Ga tentu-tentu gitu, dulu memang rajin tapi sekarang enggak. Skarang ya kadang-kadang skali tiga empat hari ato lima hari gitu, kek gini kan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mendung, dah siap kerja kan dingin jadi besok aja keramasnya, gitu.. makanya ga tentu-tentu. Iya selalu pake shampo klo keramas. Klo kami mana yang dapat itu diambil gitu sisirnya..” “Ya, keramas paling gak memang dua kali, pake shampolah, tapi sisirnya satu aja untuk semua..” Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan dapat dilihat bahwa tindakan informan dalam kebersihan rambut biasa saja. Informan mencuci rambut tergantung situasi atau kondisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan WHO dalam Notoatmodjo 2007. Tindakan informan tersebut merupakan tindakan yang dipengaruhi ketersediaan sumber-sumber daya resources. Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap tindakan seseorang atau sekelompok masyarakat.

c. Tindakan Informan Mengenai Kesehatan Gigi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan informan mengenai kesehatan gigi masih kurang. Sebagian besar informan menggosok gigi hanya satu kali sehari, sebagian besar informan memakai sikat gigi bersama-sama bergabung, dan seluruh informan belum pernah memeriksakan gigi, seperti pernyataan informan berikut : “Aku sore doang sikat gigi, pagi gak sempat, bangun jam lima sudah banyak kerjaan. Sikat gigi gabung-gabungnya kami kadang... Aku gak pernah periksa gigi..” “…Belum,belum pake satu satu orang. Periksanya kami belum pernah periksa gigi klo gak sakit..” “Klo aku ya klo ingatlah gitu. Ha..ha..ha..tertawa, awak sediakan juga sikat gigi, ada tiga, cuma awak kan gak nengok apa dipake ato enggak. Tapi biasanya gabung-gabung aja. Trus enggak pernah periksa gigi selama ini.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “Iya klo ingat dua kali gitu, tapi gak selalu... Gigi awak gak pernah periksa...” “Siap makan gak sikat gigi, mau mandi aja, pas waktu mandilah, klo dua kali mandi, ya dua kali gosok gigi, klo satu kali ya satu kali. Klo kami sikat gigi banyak, tapi sikat gigi satu tempat, kadang klo mau cepat dipake- pakekan aja. Aku gak pernah periksa gigi gitu...” Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa tindakan informan masih kurang mengenai menggosok gigi minimal dua kali sehari, memakai sikat gigi sendiri, dan memeriksakan gigi ke pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan tingkatan tindakan yang disampaikan Notoatmodjo 2003, informan masih dalam tingkatan persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. d. Tindakan Informan Mengenai Kesehatan Mata Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan informan mengenai kesehatan mata biasa saja. Sebagian besar informan mengkonsumsi makanan bergizi sekali-sekali, hal ini dapat dilihat dari ungkapan beberapa informan berikut : “…Makanan bergizi jaranglah karna anak-anak juga gak mau buah, tapi sayur mau, daun ubi juga. Setiap hari daun ubi, kadang-kadang kangkung, kacang panjang, itu aja, yang lain gak masuk akal itu….” “…Buah ya jaranglah tapi sayur memang harus ada tiap hari. Lebih pentinglah sayur daripada daging klo menurut aku...” “…Enggak selalu ada sayur, karna berangkat pagi pulang sore, jarang kali ada sayur, buah pun jarang...” “…klo makan-makanan yang bergizi enggak disediakan, lauk sehari-hari ya seadanya aja, sayur juga enggak tiap hari....” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa informan mengkonsumsi makanan yang bergizi sekali-sekali saja. Peneliti merasa bahwa informan jarang mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya buah dan sayur oleh karena keadaan ekonomi yang lemah. Hal ini terungkap dari beberapa pernyataan informan berikut : ““…..Rajin makan sayur, tapi karna keuangan gak ada, ya gak makan sayur…” “…Makan sayur gak tiap hari, klo buah macam manalah menurut keadaan apa sekarang kan ekonomi, klo ada uang kadang-kadang kan awak beli gitu... klo gak ada ya gak makan sayur ato buah...” “…makan sayurnya kadang-kadang ajalah klo ada uang dan kepengenlah…” Tindakan informan tersebut merupakan tindakan yang dipengaruhi ketersediaan sumber-sumber daya resources. Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap tindakan seseorang atau sekelompok masyarakat, sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo 2007. e. Tindakan Informan Mengenai Kebersihan Telinga Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan informan mengenai kebersihan telinga masih kurang, sebagian besar informan membersihkan telinga dengan tidak teratur, seperti yang diungkapkan beberapa informan berikut : “…Iya pake korek kuping, ha..ha..ha..tertawa, tapi gak teraturlah...” “Awak setiap mandilah, soalnya awak di luar kan banyak debu, tapi korek kuping jarang….” “Gak pernah pake yang tajam, pake korek kuping itu ajanya, disediakannya itu selalu. Cuma gak teratur bersihkannya....” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan informan tersebut, dapat dilihat bahwa informan belum begitu memperhatikan kebersihan telinga. Sebagian informan membersihkan telinga hanya pada saat teringat saja bahkan informan pernah menggunakan benda tajam untuk mengorek-ngorek telinga, seperti yang diungkapkan informan berikut ini : “…Ya, kubersihkan juganya klo sempat, aku kan gak ingat kadang. Pernahlah gatal kek gitu, terakhir ku korek-koreklah....” “….Enggak, enggak teratur bersihkan telinga, klo gak ada gangguan di telinga kita gak pernah diganggu-ganggu. Klo yang tajam aku juga pernah pake itu, gak ada nampak kutengok apa-apa, pas gatal yauda cucukkan aja...” Seharusnya untuk menjaga kebersihan telinga ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan telinga yaitu membersihkan telinga secara teratur dan jangan mengorek-ngorek telinga dengan menggunakan benda yang tajam. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Wolf 2000. f. Tindakan Informan Mengenai Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan informan mengenai kebersihan tangan, kaki, dan kuku masih kurang, seperti beberapa pernyataan dari informan berikut : “Ya, cuci tanganlah tapi gak selalu, kukunya gak pernah dibiarkan panjang kali. Kakinya jarang dicuci karna kadang udah ngantuk ya tidur aja gitu..” “…Potong kukunya enggak teratur, tapi klo panjang dipotong, gitu aja... Cuci kaki enggak, kan kek gini keadaan lantai rumah kami, jorok trus gitu...” “…Potong kuku ya, paling sekali seminggu gitu. Kakinya klo awak pulang kerja, pulang malam gitu awak cuci klo ingat...” “Klo aku gitu, kutengok kuku orang ini eceknya sudah kotor gitu, jorok, saya gunting, tapi klo pas nengok gitulah... Klo kakinya kadang-kadang aja di cuci gitu....” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa informan tidak selalu mencuci tangan sebelum makan, memotong kuku dengan tidak teratur, dan jarang mencuci kaki sebelum tidur. Bahkan ada yang tidak pernah mencuci kaki sebelum tidur oleh karena lantai rumahnya yang selalu kotor. Sehingga informan menganggap bahwa kotor tersebut sudah menjadi kebiasaannya. Seluruh informan yang dijumpai oleh peneliti pada saat penelitian memiliki kuku yang panjang dan jorok. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan informan berikut : “…gak teratur gitulah potong kuku sama cuci kakinya, gak tiap hari.” Dari jawaban informan dapat disimpulkan bahwa tindakan informan masih kurang dalam kebersihan tangan, kaki, dan kuku. Tindakan informan dalam higiene perseorangan dapat dilihat dari tindakan informan dalam keenam hal yang termasuk dalam higiene perseorangan. Terlihat bahwa tindakan informan dalam higiene perseorangan masih kurang. Informan belum melakukan higiene perseorangan. Tindakan informan tersebut merupakan tindakan yang dipengaruhi ketersediaan sumber-sumber daya resources. Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap tindakan seseorang atau sekelompok masyarakat, sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo 2007. Oleh karena keadaan ekonomi yang sulit, sehingga mengakibatkan informan tidak melakukan higiene perseorangan. Rendahnya tindakan informan dalam higiene perseorangan juga disebabkan oleh karena pengetahuan informan yang rendah mengenai higiene perseorangan. Pengetahuan informan yang rendah mengakibatkan tindakan informan rendah. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2. Tindakan Informan Mengenai Ketersediaan Air