Karakteristik Informan Aspek Pengetahuan 1. Pengetahuan Informan Mengenai Defenisi Higiene Perseorangan

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu pemulung yang tinggal di sepanjang rel kereta api di Lingkungan II Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat. Informan memiliki usia berkisar antara 37 tahun sampai 44 tahun. Suku informan adalah seluruhnya suku Batak Toba. Pendidikan informan mulai dari SDtidak tamat sebanyak dua orang, tamatan SMP dua orang, SMAtidak tamat satu orang, dan tamatan SMEA satu orang. Pendapatan informan bervariasi mulai dari Rp. 250.000bulan sampai Rp. 450.000bulan.

5.2 Aspek Pengetahuan 1. Pengetahuan Informan Mengenai Defenisi Higiene Perseorangan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa pengetahuan informan mengenai pengertian higiene perseorangan masih sangat rendah. Seluruh informan mengatakan bahwa higiene perseorangan adalah mandi, gosok gigi, membersihkan lingkungan, dan jangan membuang sampah sembarangan, seperti pernyataan ketiga informan berikut ini : “Tentang kebersihan diri itu, ya mandi, gosok gigi, mandinya dua kali sehari, pagi sore gitu...” “Pernah dengar sih, kebersihan diri ya..membawa badan. kebersihan ya, menurut apa itu harus mandi tiga kali sehari, pake sabun, mandi kek yang sesuai dengan kesehatan.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “Sering datang kesini memang sodara dari puskesmas, pengertian kebersihan diri ya kek mana bagemana cara-cara membersihkan diri gitu, cara membersihkan lingkungan, jangan membuang sampah sembarangan.” Pernyataan informan tersebut masih sangat jauh dari pengertian higiene perseorangan yang sesungguhnya. Seperti halnya defenisi higiene perseorangan yang dipaparkan oleh Mukono 2004 yang menyebutkan bahwa higiene perseorangan berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Pengertian tersebut tidak semata-mata berarti mandi, gosok gigi, membersihkan lingkungan, dan jangan membuang sampah sembarangan, akan tetapi mencakup kebersihan dan kesehatan seluruh badan mulai dari ujung rambut sampai dengan kuku kaki, serta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar informan tidak memiliki pengetahuan mengenai defenisi higiene perseorangan dan hal-hal yang termasuk di dalamnya. Hal ini dapat diketahui dari beberapa pernyataan keempat informan berikut : “He...he...he...tertawa, enggak tau, gak pernah dengar. Yang termasuk dalamnya enggak tau juga.” “Supaya rapi kita, udah itu kerapian aja yang awak tau. Muka kita ini, tangan, seluruh tubuh kitalah.” “Kek mana ya kebersihan diri? Awak gak tau. Aku kurang taulah yang kek gitu-gitu.Ha..ha..ha..tertawa.” “Kebersihan diri ya dengar-dengar aja, pengertiannya kurang tau gitulah, ingin dijelaskan.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pernyataan informan tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai defenisi higiene perseorangan dan hal-hal yang termasuk di dalamnya sangat rendah. Higiene perseorangan merupakan sesuatu hal yang penting dan dibutuhkan oleh semua orang termasuk ibu-ibu, dalam hal ini oleh ibu pemulung. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa informan mengatakan bahwa higiene perseorangan perlu dilakukan supaya sehat, seperti yang diungkapkan kedua informan berikut : “Bersih-bersih diri perlu, supaya sehat gitu kan...” “Untuk melakukan higiene perseorangan memang perlu, cuma waktunya.. memang perlu sebenarnya untuk kesehatan.” Sebagian besar informan mengatakan bahwa higiene perseorangan perlu dilakukan namun tidak mengetahui alasan perlunya melakukan higiene perseorangan sama sekali, seperti pernyataan beberapa informan berikut : “…perlu juga sih bersih-bersih…” “…kebersihan itu perlu.” “…ya perlulah bersih.” “…memang perlulah kebersihan diri gitu…” Bahkan ada juga informan yang mengatakan bahwa dirinya perlu mengetahui tentang higiene perseorangan oleh karena pengetahuannya mengenai higiene perseorangan sangat kurang, seperti pernyataan informan berikut : “…perlu juga sih awak tau yang bersih-bersih gitu…” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan informan mengenai defenisi higiene perseorangan dan perlunya melakukan higiene perseorangan masih kurang. Pengetahuan yang kurang tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal. Menurut Lawrence Green dalam Sarwono 2007 bahwa perilaku terbentuk dari 3 faktor. Faktor kedua yaitu faktor-faktor pendukung enabling factors, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Dari hasil penelitian, peneliti melihat bahwa pengetahuan informan masih kurang oleh karena tidak adanya faktor-faktor pendukung enabling factors di lingkungan informan berada. Informan tidak mendapatkan sumber informasi mengenai higiene perseorangan melalui media massa atau dari petugas kesehatan. Hal ini juga menunjukkan bahwa faktor-faktor pendorong reinforcing factors yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan tidak diperoleh oleh informan. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara mendalam kepada informan, peneliti mengetahui bahwa petugas kesehatan tidak pernah mengunjungi daerah tempat tinggal informan untuk memberikan penyuluhan atau pelayanan kesehatan lainnya.

2. Pengetahuan Informan Mengenai Higiene perseorangan