c. Pengetahuan Informan Tentang Kesehatan Gigi
Informan mengetahui akan pentingnya sikat gigi dan pemakaian sikat gigi sendiri. Sikat gigi diperlukan untuk menjaga kesehatan gigi. Hal ini dapat diketahui
dari hasil wawancara dengan informan tentang kebersihan gigi :
“Kek mana klo untuk kesehatan, ia klo awak ingat ya gosok gigi tapi eceknya memang klo ingat siap makan harus gosok gigi. Sebenarnya dua
kali sih... Ya, untuk kesehatan ya sendiri-sendirilah sikatnya. Kek mana kubilang ya, cuman gak pernah kuperiksa, perlu juga sih memang.”
“Perlu untuk membunuh kuman yang di mulut kita ya kan, biar sehat, segar gitu. Jadi bau mulut kita pun hilang, kuman-kuman yang di mulut
jadi hilang. Klo sikat gigi sendiri-sendiri, ya karna kan kadang-kadang ada juga eceknya kita yang sakit gigi gitu, karna dari sikat gigi itu juga bisa
menular sakit giginya. Periksanya menurut saya ya perlu juga, ya memeriksakan mana tau ada gigi yang keropos, yang sakit gitu, sebenarnya
sih walaupun gak sakit harus diperiksa juga. Menurutku sih, tapi macam manalah karna awak gak sempat karna kerjaan jadi gak ada waktu gitu.”
Informan berpendapat tentang pentingnya pemeriksaan gigi walaupun tidak satupun diantara informan yang pernah memeriksakan giginya. Namun, ada informan
yang tidak tahu tentang pemeriksaan gigi, berikut kutipan wawancaranya:
“...Klo tentang periksa gigi, aku gak tau tentang itulah...”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan informan mengenai pemeriksaan gigi masih kurang.
d. Pengetahuan Informan Tentang Kesehatan Mata
Berdasarkan hasil penelitian, informan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mata diantaranya dengan membaca di tempat terang dan memakan
makanan yang perlu untuk kesehatan mata. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan informan:
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
“...Ya teranglah, gak mungkin membaca di tempat yang gelap. Untuk mata perlu, sayur-sayuran itu perlunya untuk vitamin...”
“Klo untuk mata membaca jangan terlalu terang, jangan terlalu redup menurut saya, karna mata kita kan klo terlalu terang kan silau, jadi mata
kita jadi sakit gitu. Makanannya perlu seperti wortel, buah-buahan. Perlu istrahat, ya untuk kesehatan kita juga perlu”
Namun, dari informan tersebut terdapat informan yang tidak mengetahui jam
isterahatnya. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan informan salah seorang informan berikut :
“...Istrahat cukup, ya istrahatlah sebentar, malamlah tidur tapi aku gak tau berapa jam...”
“...Ya namanya mata klo udah capek harus tidur. Aku gak tau berapa jam gitu tidurnya...”
e. Pengetahuan Informan Mengenai Kesehatan Telinga
Berdasarkan penelitian, informan telah memiliki pengetahuan yang baik tentang kebersihan telinga dan cara menjaga kebersihannya. Pengetahuan informan
tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan informan berikut ini :
“Perlu supaya kotoran yang di dalam itu tidak menggumpal di dalam, bisa menghambat pendengaran, mengganggu gendang telinga itu di dalam,
lama-lama kan bisa terinfeksi dia. Pake benda yang tajam...Oh, ha..ha..ha..tertawa klo pake yang tajam itu salah, ya karna kan nanti bisa
kena itu selaput gendangnya di dalam bisa pekak dia nanti, atau tergores dia kan jadi terinfeksi ”
“Saya kurang tau, membersihkan pake korek kuping itu. Ya sakit klo benda tajam, jadi gak kita pake benda tajam.”
Dari wawancara ditemukan seorang informan yang tidak mengetahui tentang
akibat penggunaan benda tajam dalam pemeriksaan telinga. Hal ini merupakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
gambaran rendahnya pengetahuan informan tentang perawatan untuk kesehatan telinga. Berikut ini adalah kutipan wawancaranya:
“...Ga tau bu kek mana klo yang tajam...” f. Pengetahuan Informan Tentang Kebersihan Tangan, Kaki, Dan Kuku
Berdasarkan hasil penelitian, informan telah mengetahui tentang kebersihan tangan, kaki dan kuku. Informan sudah memiliki pengetahuan tentang perlunya
mencuci tangan sebelum makan, perlunya memotong kuku, dan perlunya mencuci kaki sebelum tidur. Hal ini dapat diperoleh melalui hasil wawancara:
“Tangannya dicuci, habis itu dilap pake handuk. Menurutku, cuci tangan dululah sebelum makan. Klo kita mau istrahat gitu, nengok kuku panjang
dibersihkan. Cuci kaki, perlu mencuci kaki, sebelum tidur cuci kaki dulu.” “Klo kunengok panjang kukunya kupotongi, kakinya juga gitu. Perlulah
cuci tangan seblum makan, klo kuku ya penting, klo udah lewat seminggu, trus kuingat itu, kupotong aja langsung. Ya, seharusnya kita bersihkan kaki
kita sebelum tidur…”
Berdasarkan keenam hal yang dibahas di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan informan mengenai keenam hal yang termasuk di dalam higiene
perseorangan masih kurang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki 6 tingkatan
menurut Notoatmodjo 2003. Peneliti melihat bahwa pengetahuan informan masih berada pada tingkat pertama yaitu : Tahu ; diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Peneliti melihat bahwa informan tidak terlalu peduli dengan higiene perseorangan sehingga tidak ada usaha dan upaya yang dilakukan informan untuk
mendapatkan sumber informasi mengenai higiene perseorangan. Hal sesuai dengan yang disampaikan Rosenstock dalam Sarwono 2007 mengenai model kepercayaan
kesehatan Health Belief Model. Dia percaya bahwa perilaku individu ditentukan oleh motif dan kepercayaan tersebut sesuai atau tidak dengan realitas atau dengan
pandangan orang lain tentang apa yang baik untuk individu tersebut. Informan tidak memiliki motif atau suatu kepercayaan bahwa higiene perseorangan penting untuk
dirinya sendiri sehingga perilaku informan dalam hal ini pengetahuannya masih kurang.
3. Pengetahuan Informan Mengenai Ketersediaan Air Bersih