Tanggapan Informan Mengenai Kebersihan Telinga Tanggapan Informan Mengenai Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap sikap seseorang atau sekelompok masyarakat, sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo 2007.

e. Tanggapan Informan Mengenai Kebersihan Telinga

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan informan mengenai kebersihan telinga sudah baik, sebagian besar informan sudah memiliki keinginan untuk membersihkan telinga dengan teratur dan tidak menyetujui untuk mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam, seperti yang diungkapkan beberapa informan berikut : “Menurutku memang haruslah dibersihkan gitu, teraturlah... dengan yang tajam aku ga setujulah...” “Aku memang setujulah telinganya dibersihkan gitu. Menurutku janganlah pake yang tajam, nanti infeksi pula, takut awak.” “Maunya iya, pake alat korek kuping itu ajanya. jadi maunya jangan pake kancing peniti ato yang tajam, ya ada jugalah bahayanya, entah masuk nanti ke dalam kan...” “Kita sendiri kepengennya bersihkan secara teraturlah.. Trus janganlah pake yang tajam, gitu aja...” Seorang informan menyetujui membersihkan telinga dengan teratur tetapi menyetujui untuk menggunakan benda tajam oleh karena pengetahuan informan yang sangat kurang mengenai kebersihan telinga, seperti yang diungkapkannya berikut : “…Aku maunya membersihkan telinga, tapi gak bisalah aku teratur gitu, klo pas ingat, dibersihkanlah. Ya, klo gatal dipake aja yang tajam-tajam. Ha..ha..ha..tertawa, ga cocok kapasnya, dikorek pake yang tajamlah...” Salah seorang informan juga memiliki tanggapan yang sudah baik mengenai kebersihan telinga, seperti ungkapannya berikut ini : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “….Aku gak setujulah pake yang tajam makanya anak-anak gak kukasi itu, bagusan kubeli korek kuping daripada pake-pake yang lain. Klo orang lain kek gitu, awak larang gak mau ya udah terserah dia.” Tanggapan informan di atas telah mencapai tingkatan sikap menghargai valuing, yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo 2007.

f. Tanggapan Informan Mengenai Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan informan mengenai kebersihan tangan, kaki, dan kuku sudah cukup baik, seperti beberapa pernyataan dari informan berikut : “Klo kek kami yang tukang-tukang botot ini haruslah bersihkan tangan sama kaki, biar sehat gitulah... Keinginan cuci tangan ialah, jangan sampe enggak gitulah. Potong kuku kepengennya bisa teratur, ya klo ada waktu istrahatlah dipotong. Trus cuci kaki ialah, biar ga jorok juga tempat tidurnya, ya kan...” “Bagusnya memang selalu dibersihkan, ya diusahainlah diingat-ingat gitu...Iya, aku selalunya mau cuci tangan. Trus kukunya ialah, pengennya teratur, klo udah seminggu pasti ingatlah motong kuku.” “Bersihkan tangan ya, klo kemana-mana pu pas pulang, entah megang apa harus cuci tangan dulu. Pengennya sih potong kuku sama cuci kakinya teratur gitu, biar sehat.” Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa tanggapan informan terhadap mencuci tangan sebelum makan, memotong kuku dengan teratur, dan mencuci kaki sebelum tidur sudah baik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Sikap Informan Mengenai Ketersediaan Air Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan informan mengenai ketersediaan air bersih dalam rumah tangga sudah cukup baik, seperti yang diungkapkan beberapa informan berikut ini : “Harusnya memang adalah air bersih, kita pun enak makenya. Ya, setuju gitu pake air bersih... Hindari air yang gak bersih iya, supaya kita jangan bahaya juga, ya kan...” “Ya, setujulah biar sehat, ya kan...Kita pengennya memang bisa pake air yang sehat gitulah... Betul itu, biar gak ada gimana-gimana kan, hindari air yang gak bersih, bisa bahaya jugalah.” “Kepengennya memang tersedia air yang bersih di rumah kita, kita juga gak maulah jadi sakit gitu...” Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa informan sudah memiliki keinginan dan setuju ada air bersih di dalam rumah tangga, setuju menggunakan air bersih, dan setuju menghindari bahaya menggunakan air yang tidak bersih. Seluruh informan juga memiliki tanggapan yang baik untuk memenuhi persyaratan air bersih dan mendapatkan sumber air bersih, seperti ungkapan beberapa informan berikut ini : “Klo keadaan kita bisa, ya dipenuhilah maunya, tapi kek ginilah air sumur kami. Pengen dapat air bersih, ha..ha..ha..tertawa, setujunya klo bisa...” “Keinginan sih ada dek. Ha..ha..ha..tertawa, Iya maunya dapat air bersih.” “Kepengenlah dapat air yang bersih, klo saja ada masuk air bersih kesini ya kan,...” “Pengennya sih dikasi masuk PAM, kita udah bermohon tapi gak bisa katanya karna ini tanah rel.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Notoatmodjo 2003 mengemukakan bahwa air harus memenuhi syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, suhu di bawah suhu udara di luarnya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak sukar cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik. Hal ini didukung oleh pernyataan DepKes RI 2002 bahwa air dalam kehidupan manusia selain memberikan manfaat yang menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit.

3. Sikap Informan Mengenai Kesehatan Rumah