Sikap Informan Mengenai Kesehatan Rumah

Notoatmodjo 2003 mengemukakan bahwa air harus memenuhi syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, suhu di bawah suhu udara di luarnya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak sukar cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik. Hal ini didukung oleh pernyataan DepKes RI 2002 bahwa air dalam kehidupan manusia selain memberikan manfaat yang menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit.

3. Sikap Informan Mengenai Kesehatan Rumah

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan informan mengenai kesehatan rumah sudah cukup baik. Seluruh informan memberi tanggapan memiliki keinginan untuk tinggal di rumah sehat dan merasa tidak puas dengan keadaan rumah yang mereka diami saat ini. Hal ini terungkap dari pernyataan beberapa informan berikut ini : “Aku setujunya sebenarnya, cuman keadaaan kek ginilah tinggalnya, kiri kanan udah bau, kotor, ya ikut-ikut jugalah awak kek gini. Klo rumah kami ini syukurlah dek udah gak tanah lagi lantainya, tapi klo ada uang ya dibagus-bagusi lagilah nanti, ya kan... Udah pasti pengenlah dek tinggal di rumah sehat..” “Klo kita ini skarang gak bisalah kita rumah sehat gitu, disini memang kek gini keadaannya. Klo bisanya, aku setuju aja. Udah lamanya pengen ada rumah yang bagus gitu, cuman kita tinggali aja dulu apa yang ada….” “Menurutku rumah kami belum sehat, gak puas karna di lokasi kami ini pekarangannya gak memungkinkan, dan itu artinya gak cocok. Kepengennya maunya di lokasi yang aman, bersihlah. ha..ha..ha..tertawa…” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sikap informan tidak setuju mengenai memelihara ternak di dalam rumah. Informan tidak mau memelihara ternak di dalam rumah, memiliki keinginan supaya ternaknya memiliki kandang tersendiri, dan merasa terpaksa memelihara ternak dalam rumah karena keadaan ekonomi yang lemah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan beberapa informan berikut ini : “…..Aku pun dah bilang tadi gak maunya aku sebenarnya pelihara ternak di rumah, cuma bantu-bantu ekonomi juga, apalagi harga botot skarang turun dek, cuman delapan ratus sekilo...” “….Kepengennya gak di dalam rumah pelihara ternak, maunya jauh tempatnya, seandainya pun pelihara seperti itu maunya tersendirilah jangan bergabung-gabung tapi karna keadaan gak mengizinkan terpaksa ditahan-tahanlah untuk membiayai sekolah anak.” Salah seorang informan menanggapi bahwa dirinya setuju memelihara ternak di dalam rumah karena tetangganya yang lain juga memelihara ternak di dalam rumah, seperti ungkapannya berikut ini : “…..memelihara ternaknya ya setuju ajalah di dalam rumah, yang lain juga gitu…” Dari pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa informan memiliki tingkah laku tergantung matched dependent behavior, dimana tingkah laku ini timbul dalam interaksi antara dua pihak, seperti yang dikemukakan Miller dan Dollard dalam Notoatmodjo 2007. Informan setuju memelihara ternak di dalam rumah oleh karena menyesuaikan diri dengan lingkungan tetangganya, informan melihat bahwa orang lain di sekelilingnya melakukan hal yang sama. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4. Sikap Informan Mengenai Alat pelindung Diri APD