“Iya setuju, setidaknya sekali tiga hari gitu ya, karna klo gak dicuci dia sekali tiga hari rasanya rambutnya kek lengket jadi gak enak gitu. Pake
shampo ya setuju, kek anak-anakku maunya pun tiap hari dia pake shampo, ha..ha..ha.. wangi katanya. Sisirnya pisah, setuju sebenarnya,
mana tau ada gatal-gatal ketombe.” “Klo keramas gitu ya dua kalilah, harus ada shampo, klo bisa diusahakan
sampe bisa ada shampo. Iya, sisirnya maunya sendiri-sendiri.”
c. Tanggapan Informan Mengenai Kesehatan Gigi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan informan mengenai kesehatan gigi sudah baik, seperti pernyataan informan berikut :
“Menurutku haruslah, dua kali seharilah maunya. Sikat gigi sebaiknya sendirilah. Klo periksa gigi setuju. Aku setuju aja periksa gigi ke
puskesmas, kek waktu anakku sakit gigi jadi dibawa ke puskesmas.” “Iya setuju, klo satu kali itu nanti kurang bagus itu, Sikat giginya lebih
bagus sendiri-sendiri ya. Periksa giginya mau klo disarankan, diusahakanlah waktunya.”
Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa informan memiliki tanggapan
yang baik mengenai menggosok gigi minimal dua kali sehari, memakai sikat gigi sendiri, dan memeriksakan gigi ke pelayanan kesehatan.
Seorang informan memberi tanggapan mengenai memeriksakan gigi ke pelayanan kesehatan bahwa memiliki keinginan untuk memeriksakan gigi bila
keadaan ekonominya mendukung, seperti ungkapan informan berikut :
“…Klo ada pemeriksaan gigi gratis ya pergi juga...” Tanggapan informan tersebut merupakan sikap yang akan terwujud di dalam
suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Misalnya, seorang ibu yang anaknya sakit, segera ingin membawanya ke puskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
uang sepeser pun sehingga ia gagal membawa anaknya ke puskesmas. Hal ini sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo 2007.
d. Tanggapan Informan Mengenai Kesehatan Mata
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan informan mengenai kesehatan mata sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari ungkapan
beberapa informan berikut :
“Menjahit aku di tempat yang teranglah maunya, jangan yang gelap gitu, gak nampaklah klo gak terang.”
“Iya setuju baca di tempat terang. Makan sayur setuju, karna sayur itu kan mengandung vitamin-vitamin untuk badan kita,..… Istrahatnya harus
cukup juga untuk mata.” “Aku setujunya klo membaca ya teranglah, anakku juga gitulah.
Sebenarnya pengen ada truslah sayurnya gitu, Istrahat juga mau teratur tapi kek gitulah keadaan.”
Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa informan memiliki tanggapan
yang baik mengenai membacamenjahit di tempat yang terang, makan makanan bergizi, dan isterahat yang cukup.
Beberapa informan memberi tanggapan mengenai kesehatan mata dengan alasan waktu dan kondisi keuangan, seperti pernyataan beberapa informan berikut :
“…..Tentang makanan bergizi klo bisa disediakan ya baguslah gitu, tergantung keuangan juga….”
“Klo aku di tempat terang truslah. Menurutku klo ada trus uang ini, awak pasti sediakan sayur dan buah gitu... Istrahat klo aku mau-mau aja cuman
gak bisa.” Tanggapan informan tersebut merupakan sikap yang dipengaruhi ketersediaan
sumber-sumber daya resources. Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap sikap seseorang atau sekelompok masyarakat, sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo 2007.
e. Tanggapan Informan Mengenai Kebersihan Telinga