94
secara teratur serta mudah dijangkau sehingga pada saat dibutuhkan dapat diambil dengan mudah dan cepat. Kecermatan dan kehati-hatian dalam menyiapkan obat-obat
yang akan diserahkan kepada pasien baik jenisnya, jumlah dan aturan pakainya sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan yang bisa berakibat fatal.
Menurut Sinulingga 2002, upaya lain yang dapat dilakukan petugas pada tahap penyerahan obat kepada pasien dapat dirinci sebagai berikut :
a. Petugas pada saat menyerahkan obat kepada pasien, menyampaikan kata-kata pendahuluan sehingga dapat memulai berkomunikasi dengan pasien.
b. Petugas dengan sopan dan ramah serta komunikatif menyampaikan informasi tentang tujuan pemberian obat, jenis obat dan jumlah obat yang diterima pasien,
sesuai dengan yang tertera pada resep. c. Petugas memberitahu pasien informasi mengenai dosistakaran obat untuk setiap
kali pasien menggunakan obat tersebut dan cara minummenggunakan obat yang baik dan benar.
d. Petugas sebaiknya memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang hal- hal yang belum dimengerti.
5.10 Pengaruh Sarana Terhadap Kunjungan Kembali Pasien
Variabel sarana memberikan hubungan yang positif tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kunjungan kembali pasien umum pada Instalasi
Rawat Inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dimana hasil uji statistik multivariat p=0,550 p0,05. Hal ini berarti variabel sarana yang diberikan pihak
rumah sakit sudah positif tetapi perlu ada perbaikan mengingat bahwa variabel ini
Universitas Sumatera Utara
95
memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kunjungan kembali pasien. Bentuk fisik yang diberikan seperti kenyamanan ruangan masih dirasakan kurang
terutama ruangan yang memuat lebih dari satu pasien dan ruangan ini tidak memiliki batasan. Peralatan-peralatan yang modern sudah ada seperti CT-Scan yaitu alat
pemindai otak dan sumsum tulang belakang, MRI Magnetic Resonance Imaging yaitu alat pemindai mengandalkan magnet yang sangat kuat untuk mendapatkan
gambaran dalam tubuh otak seseorang tanpa menggunakan sinar X, MRI ini lebih sensitif dari pada CT-Scan, Cath Lab Catheterization Laboratory yaitu ruang tes
yang dilengkapi alat diagnosis dengan prosedur kateter, walaupun peralatan sudah baik, tetapi jika tidak dibarengi dengan sumber daya manusia SDM yang handal
maka penggunaan alat-alat yang canggih tersebut tidak maksimal. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hasan 2007, ada pengaruh yang bermakna antara
sarana terhadap tingkat kunjungan pasien.
5.6 Pengaruh Prasarana Terhadap Kunjungan Kembali Pasien
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh prasarana terhadap kunjungan kembali pasien pada Instalasi Rawat Inap RSU dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p = 0,127 p 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hasan 2007, ada pengaruh yang bermakna antara
prasarana terhadap tingkat kunjungan pasien. Peneliti berasumsi RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh senantiasa
melakukan perubahan dan pembangunan yang berkelanjutan, di mana semua item yang ada di dalamnya yaitu tempat parkir, toilet, kantin, yang semuanya menunjukan
Universitas Sumatera Utara
96
kinerja yang masih kurang baik, seperti: parkir sepeda motor tidak pada tempatnya, kebersihan toilet, kebersihan kantin. Walaupun variabel ini pengaruhnya tidak
signifikan terhadap kunjungan kembali pasien umum, namun pihak manajemen RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh juga harus memerhatikan dan senantiasa memerbaiki
kondisi tersebut secara menyeluruh, sehingga pasien merasa nyaman dan puas untuk dapat berkunjung kembali dengan demikian angka kunjungan pasien umum
khususnya akan meningkat. 5.7.Pengaruh Pembelajaran Terhadap Kunjungan Kembali Pasien
Menurut Lefton dalam Prasetijo 2005 pembelajaran sebagai perubahan perilaku yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat pengalaman, oleh
karena itu pembelajaran merupakan suatu proses secara terus-menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang diperoleh dengan membaca,
diskusi, observasi, atau berpikir atau dari pengalaman yang sebenarnya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pembelajaran
terhadap kunjungan kembali pasien pada Instalasi Rawat Inap RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p = 0,703 p 0,05. Variabel pembelajaran
memberikan pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Hal ini berarti rumah sakit sudah berusaha memberikan yang terbaik, tetapi masih ada keluhan pasien-pasien seperti
pelayanan yang diberikan kurang baik, kualitas dokter dan paramedis kurang baik dalam menangani pasien, prosedur administrasi yang berbelit-belit dan lain-lain,
pengalaman-pengalaman seperti ini yang dikeluhkan pasien, sehingga persepsi pasien
Universitas Sumatera Utara
97
terhadap pelayanan yang diberikan oleh RSU dr. Zainoel Abidin dirasakan kurang, Seiring dengan keadaan sosial masyarakat yang semakin meningkat termasuk di
dalamnya pasien umum, di mana semakin sadar akan kualitas pelayanan rumah sakit, maka diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan di RSU dr. Zainoel Abidin,
artinya berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan selalu mengevaluasinya.
Ada dua faktor utama yang memengaruhi jasa pelayanan di RSU dr. Zainal Abidin, yaitu pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima. Apabila
pelayanan yang diterima atau yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan pasien umum khususnya, maka jasa pelayanan akan dipersepsikan dengan baik. Jika jasa
yang diterima melampaui harapan pasien umum, maka jasa dipersepsikan sebagai pelayanan yang diideal. Jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan,
maka kualitas pelayanan kesehatan akan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya pelayanan yang diterima oleh pasien umum akan memengaruhi kunjungan
kembali ke RSU dr. Zainoel Abidin tergantung pada kemampuan penyediaan pelayanan dalam memenuhi harapan pemakainya secara konsisten.
5.8 Pengaruh Sikap Terhadap Kunjungan Kembali Pasien