Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

tersebut, dapat menjadi panduan pengembalian sekuritas pada perusahaan penerbit sekuritas.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas X apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y, bentuk pengujian : Ho : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hi : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikan alpha 5 dan derajat kebebasan n-k dengan t hitung yang diperoleh dengan kriteria uji yang digunakan adalah : Terima H bila t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Tolak H Terima H i bila t hitung t tabel atau t hitung -t tabel, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4.12 Uji Statistik t Coefficients a ,848 ,646 1,313 ,200 ,007 ,003 ,418 2,429 ,022 ,888 1,126 ,000 ,017 ,003 ,014 ,989 ,688 1,453 -,047 ,051 -,178 -,938 ,356 ,733 1,364 Constant EPS PER DER Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: RETURN_TOTAL a. Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.12 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Earning Per Share EPS Nilai t hitung variabel Earning Per Share adalah sebesar 2,429 dan t tabel. adalah sebesar 1,645 sehingga t hitung t tabel dengan tingkat signifikansi 0.022 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05. Ditetapkan bahwa H o ditolak atau H 1 diterima, sehingga diambil kesimpulan bahwa Earning Per Share secara parsial sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Tambunan 2007:117 menyatakan bahwa Earning Per Share menginformaskan kepada pemegang saham atau investor tentang banyaknya keuantungan yang dihasilkan setiap saham, semakin tinggi tingkat Earning Per Share akan semakin baik karena investor akan tertarik menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dengan anggapan akan mendapatkan pengembalian saham yang tinggi. Hasil penelitian ini tidak searah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simbolon 2006, tetapi searah dengan Purba 2007 dan Winarto 2007. 2. Variabel Price Earning Ratio PER Nilai t hitung variabel Price Earning Ratio adalah sebesar 0,014 dan t tabel. adalah sebesar 1,645 sehingga t hitung t tabel dengan tingkat signifikansi 0.989 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0.05. Ditetapkan bahwa H o diterima atau H 1 ditolak, sehingga diambil kesimpulan bahwa Price Earning Ratio secara parsial sendiri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Universitas Sumatera Utara pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak searah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba 2007 dan Simbolon 2006, tetapi searah dengan Winarto 2007. 3. Variabel Debt to Equity Ratio DER Nilai t hitung variabel Debt Equity Ratio adalah sebesar -0.938 dan t tabel. adalah sebesar 1,645 sehingga t hitung -t tabel dengan tingkat signifikansi 0.356 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0.05. Ditetapkan bahwa H o ditolak atau H i diterima, sehingga diambil kesimpulan bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial sendiri mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total debt total hutang yang berbunga atau interest bearing debt, baik jangka panjang maupun janga pendek dengan stockholders’ equity ekuitas pemegang saham, semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai sumber pembiayaan dari pada menggunakan modal sendiri, tingginya rasio ini akan mengakibatkan utang yang bertambah dan sangat mempengaruhi nilai pengembalian saham, Tambunan 2007:117. Hasil penelitian ini tidak searah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarto 2007 dan Simbolon 2006, tetapi searah dengan Purba 2007. Universitas Sumatera Utara

5. Variabel Yang Lebih Dominan Berpengaruh Terhadap Harga Saham