Pengembalian Saham terendah dialami oleh Bank Century, Tbk sebesar Rp.
- 0,02857
.
2. Regresi Linear Berganda
Tabel 4.6 berikut menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan SPSS 14.0 for windows.
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Regresi
Coefficients
a
-,719 ,783
-,919 ,369
,004 ,003
,297 1,360
,189 ,868
1,151 ,019
,030 ,172
,635 ,532
,570 1,756
-,092 ,065
-,362 -1,417
,172 ,637
1,569 Constant
EPS PER
DER Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_RETURN_TOTAL a.
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows
Dari Tabel 4.6 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = -0.719 + 0.04 X
1
+ 0.019X
2
– 0.092 X
3
+ e Dimana :
Y = LN Return Total X
1
= Earning Per Share EPS X
2
= Price Earning Ratio PER X
3
= Debt to Equity Ratio DER Interpretasi model :
1. Konstanta bernilai -0.719. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang buruk sehingga perusahaan mengalami kerugian.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Earning per Share bernilai 0.004. Hal ini menunjukkan bahwa jika Earning Per Share bertambah sebesar 1 maka dividen kas akan bertambah
sebesar Rp 0.004. 3. Variabel Price Earning Ratio bernilai sebesar 0.019. Hal ini menunjukkan
bahwa jika Price Earning Ratio bertambah sebesar 1 maka dividen kas bertambah sebesar Rp 0.019.
4. Variabel Debt to Equity Ratio bernilai sebesar -0.092. Hal ini menunjukkan bahwa jika Debt to Equity Ratio bertambah sebesar 1 maka dividen kas
berkurang sebesar Rp -0.092.
3. Pengujian Asumsi Klasik
Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Syarat-syarat tersebut antara lain:
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk seperti lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data berbentuk kurva yang memiliki
keseimbangan ke kiri maupun ke kanan. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel terikat yaitu tingkat
pengembalian saham mempunyai distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
2 -2
Regression Standardized Residual
5 4
3 2
1
Frequency
Mean =-2.36E-16 Std. Dev. =0.933
N =24
Histogram Dependent Variable: LN_RETURN_TOTAL
Gambar 4.1 Histogram Variabel Dependen
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Expected Cum Prob Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: LN_RETURN_TOTAL
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variabel LN_RETURN_TOTAL
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009 Uji normalitas juga dapat dilakukan melalui analisis grafik yaitu dengan
melihat grafik normal probability plot of regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Pada scatter plot terlihat penyebaran data titik-titik pada sudah mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual
mempunyai distribusi normal. Namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti arah garis diagonal, padahal belum tentu data tersebut berdistribusi
normal. Uji normalitas dilakukan untuk memastikan data di sepanjang garis
diagonal berdistribusi normal yang dilakukan dengan menggunakan pedekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5 maka
jika nilai Asymp Sig. 2- tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residua l berdistribusi normal
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
33 ,0000000
,90193321 ,212
,212 -,178
1,217 ,103
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Res idual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Unstandardized Residual Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,103 yang nilainya lebih besar dari tingkat signifikan 5
yaitu 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan dengan melihat kriteria Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan bila VIF 5 maka terdapat masalah multikolinearitas,
sebaliknya jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas Suliyanto, 2005 : 71. Tabel 4.10 berikut digunakan untuk melihat besarnya
Variance Inflation Factor VIF yang di dapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 14.0.
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
,848 ,646
1,313 ,200
,007 ,003
,418 2,429
,022 ,888
1,126 ,000
,017 ,003
,014 ,989
,688 1,453
-,047 ,051
-,178 -,938
,356 ,733
1,364 Constant
EPS PER
DER Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: RETURN_TOTAL a.
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki Variance Inflation Factor VIF 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamaan ke pengamaan lain tetap, maka di sebut homokedastisitas, jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas Gudjarati, 2001 : 214. Model regresi yang baik adalah
Universitas Sumatera Utara
tidak terjadi heteroskedastisitas. Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran plot melalui gambar scatter plot sebagai berikut :
2 -2
Regression Standardized Predicted Value
2
-2
Regression Studentized Residual Scatterplot
Dependent Variable: LN_RETURN_TOTAL
Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable LN_RETURN_TOTAL
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola
tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas dalam model regresi ini.
Selain melihat grafik, uji heterokedastisitas dapat juga dilakukan melalui uji Glejser. Uji Glejser memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan
dengan menganalisis grafik scatterplot. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan
pengambilan keputusan jika variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
Tabel 4.9 Uji Glejser
Coefficients
a
,735 ,435
1,690 ,102
,004 ,002
,350 1,915
,065 ,888
1,126 -,002
,012 -,043
-,207 ,838
,688 1,453
-,002 ,034
-,014 -,071
,944 ,733
1,364 Constant
EPS PER
DER Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: ABSUT a.
Sumber :Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Berdasarkan Tabel 4.9 tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absut.
Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel EPS, PER, DER dan tingkat pengembalian saham masing-masing lebih besar dari tingkat signifikan
α = 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedastisitas dalam model regresi ini.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis Durbin Watson DW test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang
diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk k = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du
hingga 4-du, berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Tabel 4.10 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan
menggunakan bantuan SPSS 14.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel DW menunjukkan bahwa dengan n = 33, k = 3, maka akan diperoleh nilai dl = 1.26 dan du = 1.65, sehingga nilai 4 - du sebesar 4 – 1.65
= 2.35, sedangkan nilai 4 – dl sebesar 4 – 1.26 = 2.74.
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi
Durbin Watson Test
Model Summary
b
,488
a
,238 ,159
1,40652 2,010
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, DER, EPS, PER a.
Dependent Variable: RETURN_TOTAL b.
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa rasio Durbin Watson bernilai 2.010. Ini menyimpulkan bahwa data berada di 4-dl
≤ DW ≤ 4 -du, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi
penelitian ini.
4. Pengujian Hipotesis a.
Pengujian Signifikan Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor fundamental secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan
saham, bentuk pengujian : H
: b
1
, b
2
, b
3
= 0, artinya secara simultan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel tingkat pengembalian saham.
H
i
: tidak semua b
i
b
1
, b
2
, b
3
sama dengan nol Lind, A. Marchal, dan Wathen, 2008 maka dianggap variabel independen telah memenuhi model
penelitian terhadap variabel tingkat pengembalian saham.
Universitas Sumatera Utara
Nilai F
hitung
nantinya akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
dengan tingkat signifikansi alpha 5 dengan derajat kebebasan df = n – k dan k – 1
dengan kriteria sebagai berikut : Jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka H diterima
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
i
diterima
Tabel 4.11 Uji Statistik F
ANOVA
b
17,908 3
5,969 3,017
,046
a
57,371 29
1,978 75,279
32 Regres sion
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predic tors: Constant, DER, EPS, PER a.
Dependent Variable: RETURN_TOTAL b.
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Berdasarkan hasil SPSS pada Tabel 4.11 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,046 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai F
hitung
sebesar 3,017 yang lebih besar dari F
tabel
sebesar 3,00 mengindikasikan bahwa H ditolak dan H
i
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel EPS, PER, dan DER secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham. Hasil uji F ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Francis
2000 : 603 yang mengatakan bahwa dalam mempersiapkan nilai taksiran dari sekuritas, analisis fundamental menjadi dasar keputusan keuangan dan
perekonomian dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut, mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham dimasa datang serta menerapkan hubungan faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
tersebut, dapat menjadi panduan pengembalian sekuritas pada perusahaan penerbit sekuritas.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Pengujian ini dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas X apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y, bentuk
pengujian : Ho : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hi : bi
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikan alpha 5 dan derajat kebebasan n-k dengan t
hitung
yang diperoleh dengan kriteria uji yang digunakan adalah :
Terima H bila t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel ,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tolak H Terima H
i
bila t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel,
artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.12 Uji Statistik t
Coefficients
a
,848 ,646
1,313 ,200
,007 ,003
,418 2,429
,022 ,888
1,126 ,000
,017 ,003
,014 ,989
,688 1,453
-,047 ,051
-,178 -,938
,356 ,733
1,364 Constant
EPS PER
DER Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: RETURN_TOTAL a.
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0 for windows, 2009
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.12 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Variabel Earning Per Share EPS Nilai t
hitung
variabel Earning Per Share adalah sebesar 2,429 dan t
tabel.
adalah sebesar 1,645 sehingga t
hitung
t
tabel
dengan tingkat signifikansi 0.022 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05. Ditetapkan bahwa H
o
ditolak atau H
1
diterima, sehingga diambil kesimpulan bahwa Earning Per Share secara parsial sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Tambunan 2007:117 menyatakan bahwa Earning Per Share menginformaskan kepada pemegang saham atau investor tentang banyaknya
keuantungan yang dihasilkan setiap saham, semakin tinggi tingkat Earning Per Share akan semakin baik karena investor akan tertarik menginvestasikan
dananya ke dalam perusahaan dengan anggapan akan mendapatkan pengembalian saham yang tinggi. Hasil penelitian ini tidak searah dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Simbolon 2006, tetapi searah dengan Purba 2007 dan Winarto 2007.
2. Variabel Price Earning Ratio PER Nilai t
hitung
variabel Price Earning Ratio adalah sebesar 0,014 dan t
tabel.
adalah sebesar 1,645 sehingga t
hitung
t
tabel
dengan tingkat signifikansi 0.989 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0.05. Ditetapkan bahwa H
o
diterima atau H
1
ditolak, sehingga diambil kesimpulan bahwa Price Earning Ratio secara parsial sendiri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak searah dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Purba 2007 dan Simbolon 2006, tetapi searah dengan Winarto 2007.
3. Variabel Debt to Equity Ratio DER Nilai t
hitung
variabel Debt Equity Ratio adalah sebesar -0.938 dan t
tabel.
adalah sebesar 1,645 sehingga t
hitung
-t
tabel
dengan tingkat signifikansi 0.356 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0.05. Ditetapkan bahwa H
o
ditolak atau H
i
diterima, sehingga diambil kesimpulan bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial sendiri mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap
tingkat pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara
total debt total hutang yang berbunga atau interest bearing debt, baik jangka panjang maupun janga pendek dengan stockholders’ equity ekuitas
pemegang saham, semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai sumber pembiayaan dari pada
menggunakan modal sendiri, tingginya rasio ini akan mengakibatkan utang yang bertambah dan sangat mempengaruhi nilai pengembalian saham,
Tambunan 2007:117. Hasil penelitian ini tidak searah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarto 2007 dan Simbolon 2006, tetapi
searah dengan Purba 2007.
Universitas Sumatera Utara
5. Variabel Yang Lebih Dominan Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Suliyanto 2005: 81 mengungkapkan bahwa untuk menetapkan variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel terikat dapat
ditetapkan dengan nilai beta yang ada pada tabel koefisien, semakin tinggi nilai betanya maka semakin tinggi pula pengaruh variabel bebas tersebut
terhadap variabel terikatnya. Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa nilai beta variabel Earning Per Share sebesar 0,418 dan merupakan nilai beta
tertinggi diantara variabel bebas lainnya. Maka ditetapkan bahwa variabel Earning Per Share merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
B. Sektor Properti 1. Analisis Deskriptif Variabel Secara Rata-Rata Selama Periode Penelitian
Tabel 4.13 berikut menunjukkan rata-rata nilai variabel bebas yakni Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Debt to Equity Ratio
DER dan variabel terikat tingkat pengembalian saham yang telah diperoleh selama periode penelitian.
Tabel 4.13 Rata-rata
EPS, PER, DER, dan Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Sektor Properti Yang Terdaftar di BEI
Periode 2005-2007
No.
Kode Emiten
Nilai Rata-rata Variabel EPS
PER DER
Return Total
1 CKRA
0,9 108,0633 0,0625 0,885898
2 CTRS
63,1375 13,8875
0,7325 1,707377 3
DART 24,185
5,2875 2,12 0,427604
4 DILD
1,62 31,4875
241,045 1,105008 5
DUTI 39,715
18,3625 1,5375 3,691978
6 GMTD
65,54 5,105
2,455 1,14834
7 JIHD
25,8425 -10,73
1,675 0,183634 8
JRPT 95,1375
27,71 0,5775 0,876028
9 LAMI
1,0875 70,6875
1,735 0,435547 10
LPCK 16,1925
32,0825 1,58 0,614052
11 OMRE
3,6 -7,41
2,1875 1,040881 12
PTRA -23,9975
9,485 2,015 0,902778
13 PUDP
7,305 50,1625
0,5025 1,752625 14
PWON 484,86
16,26 4,85 0,191985
15 RBMS
-2,42 32,73
0,125 0,424268 16
SMRA 61,48
16,6475 1,19 1,709239
RATA-RATA 54,01156 26,23865 16,52438 1,068577
Sumber : Lampiran data diolah Tabel 4.13 di atas menunjukkan nilai variabel secara umum yaitu rata-rata
masing-masing variabel bebas yang terdiri dari Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER dan variabel terikat yaitu
tingkat pengembalian saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu penelitian yaitu 3 tahun.
Universitas Sumatera Utara