Konsep Tingkat Pengembalian Saham Analisis Fundamental

informasi yang jelas, maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

C. Konsep Tingkat Pengembalian Saham

Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkannya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham atau dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang, return realisasi dihitung berdasarkan data historis Jogiyanto, 2000 : 107 Salah satu pengukuran return realisasi adalah return total. Return total, merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu Jogiyanto, 2000 : 107. Return total terdiri dari capital gain loss dan yield persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Pada aktivitas investasi hubungan antara resiko dan return merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus di kompensasikan Jogiyanto, 2000 : 124. Return yang diharapkan dari sekuritas terdiri dari dua komponen utama penyusun tingkat return yang disyaratkan investor Required Rate of Return, yaitu tingkat return bebas resiko dan premi resiko. Universitas Sumatera Utara

D. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor –faktor tersebut diantaranya kinerja perusahan secara keseluruhan yang diukur dari tingkat penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, dan manajemen. Tambunan 2007:117 menyatakan bahwa Earning Per Share menginformasikan kepada pemegang saham atas investor tentang banyaknya keuntungan yang dihasilkan setiap saham. Semakin tinggi tingkat Earning Per Share akan semakin baik karena investor akan tertarik menanamkan investasinya kedalam perusahaan dengan anggapan akan mendapatan pengembalian saham yang tinggi. Tambunan 2007:117 juga menyatakan bahwa Price Earning Ratio merupakan rasio antara harga pasar saham stock market price dengan laba per saham EPS. Price Earning Ratio PER yang rendah menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi dan tingkat pengembalian saham perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi artinya waktu yang diperlukan untuk mengubah perlembar saham menjadi penerimaan laba akan semakin cepat, dan Tambunan 2007:117 juga menyataan bahwa Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total debt total hutang yang berbunga atau interest bearing debt, baik jangka panjang maupun janga pendek dengan stockholders’ equity ekuitas pemegang saham, semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai sumber pembiayaan dari pada menggunakan modal sendiri, tingginya rasio ini akan mengakibatkan utang yang bertambah dan sangat mempengaruhi penurunan nilai pengembalian saham. Universitas Sumatera Utara Francis 2000 : 603 juga mengatakan bahwa dalam mempersiapkan nilai taksiran dari sekuritas, analisis fundamental menjadi dasar keputusan keuangan dan perekonomian dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut, mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang serta menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut, dapat menjadi panduan pengembalian sekuritas pada perusahaan penerbit sekuritas. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui analisis terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya dimasa yang akan datang. Nilai intrinsik merupakan nilai saham yang sebenarnya atau nilai saham yang seharusnya terjadi. Investor kemudian melakukan estimasi terhadap nilai intrinsik dan hasil dari estimasi ini akan dibandingkan dengan nilai pasar sekarang sehingga dapat diketahui saham yang overvalued dan saham yang undervalued. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong mahal overvalued dan sebaliknya jika nilai pasar suatu saham di bawah nilai intrinsiknya berarti saham tersebut tergolong murah undervalued Tandelilin, 2001 : 183. Analisis fundamental merupakan analisis yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai dari faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham sekaligus keuntungan return. Universitas Sumatera Utara Pada umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai instrinsik, nilai pasar, Return on Total Asset ROA, Return on Total Investment ROI, Return on Equity ROE, Book Value BV, Debt to Equity Ratio DER, Deviden Earning, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Deviden Payout Ratio DPR, Deviden Yield dan likuiditas saham. Faktor Earning Per Share EPS dan Price Earning Ratio PER, suatu perusahaan digunakan untuk melihat apakah harga saham suatu perusahaan sesuai dengan nilai pasarnya. Earning Per Share EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa, EPS juga merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan, para calon pemegang saham tertarik pada EPS yang besar, semakin tinggi EPS maka semakin tinggi harga saham begitu juga dengan pendapatan return baru perusahaan tersebut. Price Earning Ratio PER merupakan rasio antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, PER juga merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. PER memiliki hubungan yang negatif dengan harga saham sehingga jika PER meningkat maka harga saham akan turun begitu juga tingkat pengembalian investasi saham. Debt to Equity Ratio DER digunakan untuk melihat perbandingan antara hutang dan modal yang ada. Seorang investor sangat penting memperhatikan DER suatu perusahaan, karena suatu perusahaan yang mempunyai DER yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai hutang yang besar, jika dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia