Faktor-faktor Fundamental Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Sektor Perbankan dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1 Apakah faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Debt to Equity Ratio DER
mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia
BEI? 2 Apakah faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share
EPS, Price Earning Ratio PER dan Debt to Equity Ratio DER mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengembalian saham pada
perusahaan sektor properti yang go public di Bursa Efek Indonesia BEI? 3 Apakah terdapat perbedaan tingkat pengembalian saham pada perusahaan
sektor perbankan dan properti yang go public di Bursa Efek Indonesia BEI?
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan
Sugiyono, 2003 : 49. Pada pembuatan keputusan investasinya, para investor perlu menganalisis faktor-faktor yang akan mempengaruhi tingkat pengembalian
yang akan diterima di masa yang akan datang. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield
dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi,
sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga bisa saham ataupun surat hutang jangka panjang, yang bisa
memberikan keuntungan kerugian bagi investor. Dalam kata lain, capital gain loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas Tandelilin, 2001:48.
Capital gain merupakan daya tarik bagi pemegang saham yang berorientasi pada investasi jangka pendek. capital gain akan diperoleh apabila harga saham pada
saat penjualan lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat pembelian. Fabozzi 2000:117 menyatakan bahwa Earning Per Share adalah
pembagian laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar selama periode terhitung
dilakukan. Earning Per Share menginformasikan kepada pemegang saham maupun investor tentang banyaknya keuntungan yang dihasilkan setiap saham.
Semakin tinggi tingkat Earning Per Share akan semakin baik karena investor akan tertarik menanamkan investasinya kedalam perusahaan dengan anggapan
akan mendapatan pengembalian saham yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Brigham Houston 2006:110 menyatakan bahwa Price Earning Ratio merupakan rasio antara harga pasar saham stock market price dengan laba per
saham EPS. Price Earning Ratio PER yang rendah menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi dan tingkat pengembalian saham perusahaan dimasa
yang akan datang cukup tinggi artinya waktu yang diperlukan untuk mengubah perlembar saham menjadi penerimaan laba akan semakin cepat.
Tambunan 2007:117 juga menyatakan bahwa Debt Equity Ratio merupakan perbandingan antara total debt total hutang yang berbunga atau
interest bearing debt, baik jangka panjang maupun janga pendek dengan stockholders’ equity ekuitas pemegang saham, semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai sumber pembiayaan daripada menggunakan modal sendiri, tingginya rasio ini akan
mengakibatkan utang yang bertambah dan sangat mempengaruhi penurunan nilai pengembalian saham.
Faktor fundamental yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Earning per Share EPS untuk melihat laba per lembar saham, Price Earning Ratio PER
untuk melihat harga saham sesuai dengan nilai sahamnya, dan Debt to Equity Ratio DER untuk melihat sejauh mana perusahaan tersebut dibiayai oleh hutang.
Pembahasan hanya dilakukan terhadap ketiga variabel ini karena dianggap bahwa ketiga variabel inilah yang paling dipertimbangkan kondisinya sebelum investor
menetapkan untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang bersangkutan, disamping itu kondisi ini juga diperkuat oleh pendapat Syahrir
2000 : 233 yang menyatakan bahwa pemilihan faktor-faktor tersebut sebagai variabel independen didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Gambar 1.1 berikut adalah kerangka konseptual yang digunakan dalam
penelitian ini.
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Sumber : Tambunan 2007:117, Sugiyono 2003:49, dimodifikasi
D. Hipotesis