BAB II LANDASAN TEORITIS
A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DECISION MAKING A.1. Definisi Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan menurut George R. Terry adalah pemilihan alternatif perilaku kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Sejalan dengan definisi diatas yaitu pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif, pengambilan keputusan menurut S.P. Siagian adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakikat alernatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Sedangkan,
menurut James A.F.Stoner Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah dalam Hasan,
2004 Menurut Janis Mann 1977 pengambilan keputusan merupakan
pemecahan konflik dan perilaku menghindarberdasarkanpada faktor situasional: “Decision making as a matter of conflict resolution and avoidance
behaviors due to situational factors” Janis Mann, 1977 Selanjutnya berdasarkan definisi diatas, de Heredia dan kawan
– kawan 2004 melakukan perkembangan terhadap teori pengambilan keputusan oleh
Janis dan Mann 1977 tersebut. Menurut hasil penelitian yang mereka lakukan, definisi pengambilan keputusan oleh Janis and Mann 1977 tersebut merupakan
25
Universitas Sumatera Utara
model deskriptif dari proses pengambilan keputusan, dimana mereka mengedepankan ide bahwa kebutuhan untuk membuat suatu keputusan
melibatkan konflik dari keadaan stress. Tidak adanya stress atau hadirnya stress yang berlebihan dapat menjadi penentu utama kegagalan subjek untuk membuat
suatu keputusan, karena hal tersebut berhubungan dengan pencarian informasi yang tidak produktif, pengukuran serta pola dari pengambilan keputusan tersebut.
Penelitian ini menggunakan definisi pengambilan keputusan menurut Janis dan Mann, yang dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan
pemecahan masalah serta perilaku menghindari faktor – faktor situasional.
A.2. Tahapan Pengambilan Keputusan
Gambaran unik proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang dapat dilihat dari tahap-tahap yang dilaluinya sebelum sampai pada keputusan
akhir. Hal ini berbeda-beda pada setiap individu dan tergantung pada pola seseorang dalam menghadapi masalahnya. Janis Mann 1977 memperkenalkan
lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan, yang terdiri atas: 1.
Menilai Masalah Tahap pertama adalah menilai masalah. Tahap ini meliputi pengenalan
terhadap masalah, mencari informasi atau kejadian yang dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi tindakan yang akan
dilakukan. Informasi yang didapatkan akan menghasilkan krisis sementara. Dengan kondisi tersebut, individu akan memilih untuk menghindari atau
menyelesaikan masalah. Pada tahap ini individu mulai merasa tidak
Universitas Sumatera Utara
nyaman berada dalam kondisi tertentu dan ia menyadari perubahan perlu dilakukan. Individu mulai memahami mengenai konflik yang dihadapi
merupakan hal yang penting. Hal ini membantu individu agar terhindar dari asumsi
– asumsi yang salah atau sikap yang terlalu menggampangkan masalah yang kompleks Janis Mann, 1977.
2. Menilai alternatif-alternatif yang ada
Setelah seseorang merasa yakin terhadap informasi yang berkaitan dengan masalahnya, dia mulai memusatkan perhatian pada berbagai alternatif
pilihan atau tindakan yang ada. Seseorang juga berusaha mencari masukan dan informasi dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang
berhubungan dengan masalahnya. Selain itu, ia juga akan semakin memberikan perhatian pada informasi yang relevan di media massa. Hal
yang paling penting pada tahap ini adalah sikap terbuka dan fleksibilitas. Individu lebih menaruh perhatian pada rekomendasi berupa saran
– saran untuk menyelesaikan permasalahan, meskipun saran tersebut tidak sesuai
dengan keyakinannya sekarang ini. 3.
Menimbang Alternatif Pada tahap ini, seorang pengambil keputusan mulai mengevaluasi seluruh
pilihan yang ada berdasarkan konsekuensi dan kemungkinan untuk dilakukan. Mengenai konsekuensi tindakannya, seseorang melihat
kemungkinan manfaat dan kerugian yang harus ia terima serta kepraktisan dari tiap
– tiap alternatif yang menurutnya paling baik dalam upayanya
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan tertentu. Ketika seseorang menyadari bahwa terdapat kemungkinan terjadinya penyesalan di masa mendatang, ia pun menjadi
semakin berhati-hati dalam menimbang alternatif-alternatif yang ada. Karakteristik seseorang yang berada pada tahap ini adalah munculnya
ketidakpuasan atas tindakan yang mungkin telah dilakukan dan ketidakinginan untuk komitmen atas alternatif-alternatif, dapat menjadi
stress dan kembali ke tahap dua. Meskipun seseorang mulai merasa yakin atas pilihan yang terbaik, biasanya ia akan menjadi responsif atas
informasi baru yang penting. 4.
Membuat Komitmen Tahap
ini ditandai
dengan penumpukan
tegangan dalam
mempertimbangkan banyaknya alternatif. Hal ini hanya dapat diatasi dengan membuat komitmen terhadap keputusan yang diambil. Setelah
membuat komitmen, pengambil keputusan pun mulai mempertimbangkan untuk merealisasikan komitmennya dan memberitahu orang lain mengenai
keputusan yang diambilnya. Pengambil keputusan menyadari bahwa cepat atau lambat, orang lain dalam jaringan sosialnya akan mengetahui
mengenai keputusan yang diambilnya. Ia juga menyadari bahwa ketika ia merealisasikan dan mengungkapkan keputusannya, maka ia akan
memiliki tanggung jawab atas keputusannya. Dengan demikian pada saat pengambilan keputusan, akan mulai mengantisipasi kemungkinan
kehilangan harga diri jika ia gagal menjalankan keputusan yang sudah
Universitas Sumatera Utara
dibuatnya. Seorang pengambil keputusanakan menjadi lebih termotivasi untuk mendukung dan mengkonsolidasi keputusannya. Individu akan
melakukan cara-cara
yang dapat
membantunya merealisasikan
keputusannya dengan konsekuensi yang paling kecilmengimplementasikan keputusannya dengan kekuatiran yang paling kecil.
5. Tetap Melakukan Komitmen Meskipun Ada Feedback Negatif
Banyak keputusan memasuki periode honeymoon, dimana pengambil keputusan sangat bahagia dengan pilihan yang ia ambil dan
menggunakannya tanpa rasa cemas. Tetapi setiap keputusan yang diambil seseorang mengandung risiko yang dapat membangun feedback negatif,
menjadi penting untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap kritik atau kekecewaan yang mungkin timbul. Dari tahapan-tahapan tersebut dapat
dilihat bahwa seseorang akan sangat berhati-hati dan sangat mempertimbangkan segala keuntungan atau kerugian sebelum mengambil
suatu keputusan yang akan menjadi sebuah komitmen dalam hidupnya. Komitmen tersebut haruslah dilakukan dengan serius dan sungguh-
sungguh meskipun akan memberikan efek yang negatif. Jika komitmen tidak dilakukan, maka itu bukanlah suatu keputusan, tapi hanya sebatas
hasrat atau keinginan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Fand 2011 yang dilakukan berdasarkan teori yang dinyatakan Janis and Mann 1977,
Universitas Sumatera Utara
dinyatakanbahwa dengan memeriksa prosedur yang digunakan oleh pengambil keputusan dalam memilih aksinya dapat membantu memprediksi kualitas dari
keputusan atau aksinya tersebut. Mereka merumuskan kriteria prosedur yang dapat digunakan sebagai penutun proses evaluasi yang ideal yang dapat
membantu untuk mengidentifikasi tahapan pengambilan keputusan yang telah dijabarkan diatas. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan memahami cakupan alternatif dari aksi.
2. Melakukan survei pada cakupan dari objektifitas dan nilai yang harus
dipenuhi dari sebuah keputusan. 3.
Secara hati – hati menimbang resiko dari konsekuensi negatif dan positif yang dapat tercipta dari tiap alternatif yang ditemukan.
4. Secara intensif mencari informasi baru yang relevan bagi evaluasi yang
akan datang dari alternatif dan secara tepat mengasimilasi informasi yang terpapar baginya, walaupun saat informasi tersebut tidak
mendukung. 5.
Memeriksa ulang konsekuensi yang mungkin dari seluruh alternative sebelum membuat keputusan akhir, termasuk pada yang dianggap tidak
dapat diterima. 6.
Membuat ketetapan yang detil untuk mengimplementasikan atau menghilangkan aksi yang telah dipilih, dengan perhatian yang khusus
terhadap ketidaktentuan rencana yang diperlukan jika beberapa resiko yang diketahui terjadi.
Universitas Sumatera Utara
A.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengambilan keputusan
Faktor – Faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh
Janis dan Mann 1977 ini berbeda – beda sesuai dengan tahapan yang dilalui.
Faktor – faktor tersebut mempengaruhi proses pengambilan keputusan seseorang
mulai dari tahapan pertama sampai pada tahapan keempat, yaitu membuat komitmen. Faktor
– faktor dalam setiap tahapan adalah sebagai berikut: a.
Menilai Masalah Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penilaian masalah pada
tahap ini yaitu, sumber masalah untuk dapat dipercaya, kejelasan masalah, dan kepribadian serta mood seseorang waktu menilai permasalahan yang
ada.
b. Menilai alternatif-alternatif yang ada
Faktor yang mempengaruhi jalannya tahap kedua ini adalah mengumpulkan seluruh kemungkinan alternatif, dan efisiensi pencarian
keterangan mengenai alternatif yang ada. c.
Menimbang Alternatif Tahap ini dipengaruhi oleh adanya keahlianketerampilan yang dimiliki
seseorang sebelumnya yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk meperhitungkan seluruh kemungkinan secara akurat.
Universitas Sumatera Utara
d. Membuat Komitmen Tahap ini sangat dipengaruhi oleh orang-orang atau kelompok yang
dianggap penting oleh pengambil keputusan.
Janis Mann 1977 mengemukakan, pada umumnya individu akan menghadapi konflik dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting.
Munculnya konflik membuat pengambil keputusan akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menghadapi resiko yang akan muncul. Konflik-
konflik tersebut juga akan mempengaruhi individu untuk menerima atau menolak tindakan yang harus dilakukan sesuai keputusan yang dibuat. Simptom yang
dominan muncul adalah keragu-raguan, kebimbangan, ketidakpastian, dan tanda- tanda stres ketika keputusan ditetapkan. Sesuai dengan hal tersebut, metode yang
efektif dalam pengambilan keputusan adalah metode yang menggunakan conflict- theory model, dapat melihat segala konsekuensi yang mungkin terjadi ketika
mengambil satu keputusan tertentu. Hal ini tergantung dari jawaban individu yang mengambil keputusan tersebut terhadap empat pertanyaan dasar dalam metode ini.
Metode ini mencakup tiga hal besar yang harus diperhatikan, yaitu antecendent conditions kondisi-kondisi yang mendahului, mediating processes proses-
proses yang terjadi, dan consequences akibat-akibatnya.
Universitas Sumatera Utara
B. PERNIKAHAN