BAB V KESIMPULANDAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan  hasil  analisa  yang  diperoleh  dalam  penelitian  ini,  maka  dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Partisipan pertama dan kedua penelitian ini ditemukan melewati kelima
tahapan  pengambilan  keputusan  oleh  Janis    Mann  dalam  membuat keputusan  untuk  melakukan  remarriage.  Pengambilan  keputusan  ini
merupakan pengambilan keputusan yang melibatkan adanya stress karena konflik  yang  timbul  dalam  memutuskan  untuk  melakukan  remarriage.
Konflik  yang  muncul  pada  partisipan  terkait  resiko  dari  penyakit  HIV yang dideritanya.
2. Proses  pengambilan  keputusan  partisipan  pertama  untuk  melakukan
remarriage  adalah  sebagai  berikut:  Tahapan  pertama  adalah  menilai masalah. Partisipan pertama mencoba untuk mencari informasi mengenai
penyakitnya  yang  akan  berkaitan  dengan  keputusan  remarriage  yang mereka pertimbangkandan  mendapatkan informasi  mengenai HIVAIDS
dari  penyuluhan  di  suatu  komunitas  ODHA  kota  Medan.  Partisipan pertama  juga  mempertimbangkan  beberapa  masalah  yang  akan  muncul
bila  melakukan  remarriage,  yaitu  tentang  resiko  menularkan  virus terhadap suami, ketakutan akan tuntutan suami untuk memiliki anak lagi
173
Universitas Sumatera Utara
dan  ketakutan  akan  terbongkarnya  penyakit  HIV  yang  mereka  miliki kepada  keluarga  suami  sertaketakutan  terhadap  resiko  penularan  virus
dari  ibu  ke  bayi  serta  ketakutan  terhadap  kemungkinan  ditinggalkan suami keduanya. Menurut partisipan pertama keuntungan yang mungkin
didapatkan  adalah  dapat  meringankan  beban  ekonomi  dan  memiliki seseorang  yang  memberi  semangat.  Tujuan  utama  partisipan  pertama
dalam melakukan remarriage adalah untuk mendapatkan bantuan secara ekonomi dari pasangannya.
Tahap  kedua  adalah  menilai  alternatif.  Partisipan  pertama  mengetahui bahwa  penularan  HIV  terhadap  pasangannya  dapat  dicegah  dengan
penggunaan “pengaman”.  Partisipan  pertama  membangun  kepercayaan
kepada  suami  keduanya  bahwa  suami  keduanya  akan  mempertahankan pernikahan  mereka  walaupun  penyakit  HIV  mereka  diketahui  oleh
keluarga  pihak  suami.  Partisipan  pertama  juga  berkompromi  dengan suami  dan  menceritakan  ketakutannya  untuk  memiliki  anak  pada  suami
keduanya.  Partisipan  pertama  juga  diketahui  lebih  mengesampingkan masalah  ketakutan  ditinggalkan  suami  karena  penyakitnya,  hal  ini
disebabkan  karena  keinginan  partisipan  untuk  menjalani  pernikahan dengan  calon  suami  keduanya  lebih  besar.  Partisipan  pertama  juga
meminta  pertimbangan  dari  teman  dan  keluarganya  untuk  melakukan remarriage.  Hasil  akhirnya  adalah  teman
–  teman  dan  keluarganya memberi dukungan pada keputusan Rara untuk melakukan remarriage.
Universitas Sumatera Utara
Tahap  ketiga  adalah  menimbang  alternatif.  Alternatif –  alternatif  yang
ditemukan  Sisi  tersebut  mendorong  keputusannya  untuk  melakukan remarriage, terutama aternatif untuk mencegah penularan HIV. Menurut
Sisi alternatif – alternatif yang dikumpulkannya sudah cukup efektif dan
dirasakan  dapat  mengatasi  masalah –  masalah  yang  muncul  nantinya
setelah melakukan remarriage. Tahap  keempat  adalah  membuat  komitmen.  Menurut  Sisi  keputusan
untuk  melakukan  remarriage  ini  adalah  keputusan  yang  paling  tepat karena  memberikan  kepada  dirinya  pendamping  hidup  dan  pencari
nafkah.Saat  partisipan  pertama  sudah  memutuskan  untuk  melakukan remarriage masih ada kekuatiran yang dirasakannya. Partisipan pertama
yakin untuk tetap melakukan  remarriage karena kenyataan bahwa calon suami menerima status dirinya yang mengidap HIV  . Sisimenyampaikan
keputusan remarriage kepada pihak keluarganya dan diingatkan kembali untuk  benar
–  benar  mempertimbangkan  keputusannya  dengan  matang. Sisi  juga  menyampaikan  keputusan  remarriage  kepada  teman
–  teman terdekatnya.  Sisi  tidak  mendapatkan  penentangan  dari  pihak  keluarga
maupun teman – temannya.
Tahap kelima adalah tetap melakukan komitmen meskipun ada feedback yang  negatif.  Setelah  menikah  partisipan  pertama  menerima  feedback
negatif  dalam  pernikahan  mereka.  Walaupun  banyak  feedback  negatif yang  muncul  dalam  pernikahannya,  partisipan  memutuskan  untuk  tetap
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan  pernikahannya.  Alasannya  adalah  karena  partisipan membutuhkan  bantuan  dalam  hal  ekonomi,  membutuhkan  sosok  ayah
bagi anak – anaknya, dan Sisi merasa terlalu merepotkan untuk memulai
hubungan yang baru. 3.
Proses  pengambilan  keputusan  partisipan  kedua  untuk  melakukan remarriage  adalah  sebagai  berikut:  Tahapan  pertama  adalah  menilai
masalah.  Raramendapatkan  informasi  mengenai  HIVAIDS  dari penyuluhan  di  suatu  komunitas  ODHA  kota  Medan.  Pada  tahapan
pertama ini, partisipan kedua juga mempertimbangkan beberapa masalah yang  akan  muncul  bila  melakukan  remarriage.  Ia  mempertimbangkan
resiko  menularkan  virus  terhadap  suami  dan  ketakutan  akan  tuntutan suami untuk memiliki anak lagi. Selain itu Rara memiliki ketakutan akan
terbongkarnya penyakit HIV yang mereka miliki kepada keluarga suami. Ketakutan  terbesar  Rara  yaitu  tidak  dapat  menerima  kekurangan  suami
dan kemungkinan akan kurangnyasayang yang diberikan suami terhadap anak
–  anaknya.  Menurut  partisipan  kedua  keuntungan  yang  mungkin didapatkan  adalah  dapat  meringankan  beban  ekonomi  dan  memiliki
seseorang  yang  dapat  merawat  dirinya.Tujuan  utama  partisipan  kedua adalah memiliki pendamping hidup untuk bertukar pikiran.
Tahap  kedua  adalah  menilai  alternatif.  Partisipan  kedua  mengetahui bahwa  penularan  HIV  terhadap  pasangannya  dapat  dicegah  dengan
penggunaan  “pengaman”.  Partisipan  kedua  juga  membangun
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan  kepada  suami  keduanya  bahwa  suami  keduanya  akan mempertahankan  pernikahan  mereka  walaupun  penyakit  HIV  diketahui
oleh  keluarga  pihak  suami.  Rara  mengetahui  bahwa  untuk  mencegah penularan  terhadap  anak  dapat  dilakukan  dengan  mengikuti  program
kehamilan  bagi  ODHA.  Rara  juga  berkonsultasi  dengan  psikolog pernikahan  untuk  belajar menerima  kekurangan  suami  keduanya.  Selain
itu,  berfikir  positif  merupakan  alternatif  yang  digunakan  Rara  untuk menjalani  pernikahannya.  Pada  tahapan  kedua  ini  partisipan  kedua
mencari  nasehat  dari  teman –  teman  dan  keluarga  mereka  dan
mendapatkan  dukungan  untuk  melakukan  remarriage  dari  keluarga maupun teman
– temannya. Tahap  ketiga  adalah  menimbang  alternatif.  menurut  Rara  alternatif
– alternatif  tersebut  memiliki  konsekuensi  negatif.  Partisipan  menyadari
bahwa anak dan dirinya sendiri dapat menjadi korban bila terjadi masalah dalam  rumah  tangganya.  Menurut    Rara  alternatif
–  alternatif  yang dikumpulkannya  sudah  cukup  efektif    karena  sudah  dilakukannya
dilapangan  sebagai  pendamping  ODHA  lain  dan  dirasakan  dapat mengatasi  masalah
–  masalah  yang  muncul  setelah  melakukan remarriage.
Tahap  keempat  adalah  membuat  komitmen.  Menurut  Rara  keputusan untuk  melakukan  remarriage  ini  adalah  keputusan  yang  paling  tepat,
karena  wanita  akan  susah  hidup  sendiri  apalagi  dengan  HIV.  Saat
Universitas Sumatera Utara
partisipan kedua sudah memutuskan untuk melakukan remarriage masih ada  kekuatiran  yang  dirasakannya.  Partisipan  kedua  akhirnya  dapat
diyakinkan  oleh  orangtua  dan  teman –  temanya.  Rara  juga
menyampaikan  keputusan  untuk  melakukan  remarrriage  pada  kedua orangtuanya  dan  teman
– teman terdekat. Beberapa teman dan keluarga Rara  menentang  keputusan  remarriage  yang  akan  dilakukan.  Respon
yang diberikan Rara hanya berdiam diri karena Rara sudah yakin dalam hatinya bahwa keputusannya adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
Tahap kelima adalah tetap melakukan komitmen meskipun ada feedback yang  negatif.  Setelah  menikah  partisipan  kedua  mengalami  feedback
negatif  dalam  pernikahan  mereka.  Walaupun  banyak  feedback  negatif yang muncul dalam pernikahannya, Partisipan kedua memutuskan untuk
tetap  mempertahankan  pernikahannya.  Alasan  Rara  adalah  untuk kebaikan pertumbuhan anak
– anaknya.
B. SARAN