PENGAMBILAN KEPUTUSAN REMARRIAGE PADA WANITA

wanita sering menerima diagnosa yang salah dan tidak menerima treatment lebih awal dalam Matlin, 2008.

E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN REMARRIAGE PADA WANITA

ODHA Menurut Janis Mann 1977 pengambilan keputusan merupakan pemecahan konflik dan perilaku menghindarberdasarkanpada faktor situasional. Definisi pengambilan keputusan oleh Janis and Mann 1977 tersebut merupakan model deskriptif dari proses pengambilan keputusan, dimana mereka mengedepankan ide bahwa kebutuhan untuk membuat suatu keputusan melibatkan konflik dari keadaan stress de Heredia, 2004. Pengambilan keputusan tersebut, menurut Janis dan Mann 1977 memiliki lima tahapan yaitu: Menilai masalah, menilai alternatif – alternatif yang ada, menimbang alternatif, membuat komitmen, dan tetap melakukan komitmen walau ada umpan balik yang negatif. Seorang individu harus melakukan pengambilan keputusan pada setiap isu – isu didalam kehidupannya.Salah satu contoh keputusan yang harus diambil adalah Pengambilan keputusan untuk menikah kembali. Pengambilan keputusan untuk menikah kembali ini bukan hanya didasarkan pada keuntungan yang didapat dari pernikahan, seperti memiliki gaya hidup yang lebih sehat; hidup lebih lama; kepuasan relasi seksual yang lebih baik; lebih sejahtera secara ekonomi; anak – anak pada umunya tumbuh lebih baik bila diasuh oleh orang tua lengkap, tetapi Universitas Sumatera Utara juga konflik serta konsekuensi apa yang dapat ditimbulkan dari keputusan tersebutdalam Lestari, 2012. Janis dan Mann 1977, menyatakan bahwa pada umumnya individu akan menghadapi konflik dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting. Munculnya konflik membuat pengambil keputusan akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menghadapi risiko yang akan muncul. Konflik-konflik tersebut juga akan mempengaruhi individu untuk menerima atau menolak tindakan yang harus dilakukan sesuai keputusan yang dibuat. Orang melakukan remarriage kebanyakan untuk cinta, practical matters seperti keamanan finansial, bantuan membesarkan anak, keluar dari kesepian dan penerimaan sosial, lebih ditemukan di pernikahan kedua daripada pertama Berk, 2007. Berikut ini adalah beberapa alasan yang menyebabkan seorang individu memutuskan untuk melakukan remarriage, yaitu: Mendapatkan cinta dan persahabatan; pemenuhan kebutuhan biologis; faktor kebutuhan ekonomikeuangan; etika, moral, dan norma sosial; faktor pemeliharaan atau pendidikan anak; serta untuk memperoleh status sosial dalam Dariyo, 2004.Alasan tersebut juga dimiliki oleh wanita dengan HIVAIDS tetapi mereka memiliki beberapa perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk menikah karena resiko – resiko dari penyakitnya yang dapat ditimbulkan dari pernikahannya seperti yang telah dijabarkan diatas. Hal inilah yang menjadi konflik bagi seseorang wanita ODHA dalam mempertimbangkan pernikahannya, Universitas Sumatera Utara sehingga wanita ODHA akan lebih berhati – hati saat akanmengambil keputusan melakukanremarriagetersebut. Wanita dikatakan lebih mudah terserang HIVAIDS daripada pria. Perkiraan saat ini, wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa alat “pengaman” dengan pria terinfeksi HIV adalah sekitar 28 lebih mungkin tertular HIV. Individu yang menderita HIV positif cenderung untuk mengalami depresi, kecemasan, kemarahan, dan ketakutan dalam Matlin, 2008. Untuk pasangan kekasih dan menikah yang mengidap HIVAIDS, pasti akan ada keputusan yang sulit untuk diambil yaitu apakah pasangan perlu di tes, seks seperti apa yang aman dilakukan, dan sebagainya. Untuk wanita khususnya, akan ada ketakutan kemungkinan menularkan pada bayi mereka bila mereka hamil. Beberapa wanita memutuskan punya anak, dan beberapa lainnya memutuskan untuk tidak punya anak, tapi keputusan manapun yang akan diambil akan menimbulkan kehilangan yang besarAggleton, Kim, Ian, 1994. Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa wanita ODHA memiliki pertimbangan serta konsekuensi yang berbeda dengan wanita pada umumnya, yang harus dipikirkan sebelum memutuskan remarriage. Seperti yang dijabarkan diatas, wanita ODHA mungkin akan mengalami ketakutan akan resiko menularkan pada bayi mereka, harus memikirkan bagaimana seks yang aman dilakukan, serta harus memikirkan kemungkinan penularan terhadap suami mereka dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadikan keputusan untuk menikah kembali adalah keputusan yang penting bagi seorang wanita ODHA. Karena Universitas Sumatera Utara alasan – alasan tersebut menjadikan wanita ODHA harus melewati tahapan – tahapan pengambilan keputusan yang lebih kompleks dan unik dibandingkan tahapan yang dilewati oleh seseorang normal yang akan memutuskan untuk menikah kembali.

F. PARADIGMA PENELITIAN