LOKASI PENELITIAN ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA

C.3. Prosedur Pengambilan Partisipan Dalam pengambilan partisipan, seorang peneliti dapat menggunakan beberapa tehnik yang dapat digunakan dalam suatu penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik pengambilan partisipan kasus tipikal. Kasus yang diambil adalah kasus yang dianggap mewakili kelompok „normal‟ dari fenomena yang diteliti. Patton mengingatkan bahwa data yang dihasilkan tetap tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi dalam pengertian statistis, mengingat sampel tidak bersifat definitif pasti melainkan ilustratif memberi gambaran tentang kelompok yang dianggap normal mewakili fenomena yang diteliti Poerwandari, 2007

D. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini bekerja sama dengan salah satu LSM yang bergerak di bidang HIVAIDS yaitu LSM Medan Plus, untuk merekomendasikan partisipan yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian. Partisipan tersebut merupakan dampingan dari komunitas tersebut sehingga lokasi pengambilan data dengan wawancara dilakukan di kantor LSM Medan Plus di jalan Bunga Wijaya, Medan. Selain di kantor LSM Medan Plus, wawancara dengan partisipan pertama dilakukan di restoran Wong Solo dan tempat makan Lesehan Bambu di Plaza Medan Fair. Partisipan Kedua mengikuti empat kali wawancara di kantor LSM Medan Plus tersebut. Universitas Sumatera Utara

E. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA

Menurut Poerwandari 2007 penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat bantu instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua alat bantu, yaitu : 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian.Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Pedoman wawancara dibuat berdasarkan teori-teori yang tertera pada Bab II penelitian yaitu berdasarkan teori pengambilan keputusan oleh Janis dan Mann tahun 1977, sehingga peneliti mempunyai kerangka berpikir atas hal-hal yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berkaitan dengan latar belakang pernikahan pertama partisipan dan proses pengambilan keputusan untuk remarriageyang dilalui wanita dengan HIVAIDS yang tertular virus HIV dari suami pertama mereka, tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. 2. Alat Perekam Universitas Sumatera Utara Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung. F. PROSEDUR PENELITIAN F.1. Tahap Persiapan Penelitian