PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus
berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah
mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.
F. PROSEDUR PENELITIAN F.1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti menggunakan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian Moleong, 2006, sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data
Peneliti mengumpulkan berbagai informasi, studi literatur, dan teori-teori yang berhubungan dengan pengambilan keputusan khususnya pada
wanita ODHA yang melakukan remarriage. 2.
Menyusun pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun agar wawancara yang dilakukan tidak
terlalu menyimpang dari tujuan penelitian, peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan teori mengenai pengambilan keputusan oleh
Janis dan Mann yang sudah dikumpulkan sebelumnyauntuk menjadi pedoman wawancara. Pedoman wawancara disusun dengan melalui
professional judgement bersama dosen pembimbing.
Universitas Sumatera Utara
3. Persiapan untuk mengumpulkan data
Peneliti mengumpulkan informasi tentang calon partisipan penelitian dari suatu komunitas ODHA di kota Medan, yaitu LSM Medan Plus. LSM
tersebut yang merujuk beberapa orang yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian untuk menjadi partisipan. Peneliti
memastikan calon partisipan memenuhi karakteristik partisipan yang telah ditentukan dengan melakukan pra-wawancara. Hal ini dilakukan
dengan bertemu langsung dengan wanita ODHA yang akan dijadikan partisipan penelitian.Setelah semua informasi terkumpul kemudian
barulah peneliti menyusun cara dan strategi untuk membangun rapport dengan partisipan penelitian. Setelah mendapatkan calon partisipan yang
memenuhi karakteristik,penelitimenanyakan
kesediaannya untuk
berpartisipasi dalam penelitian dan menjelaskan informed consent dalam penelitian.
4. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara
Setelah informasi terkumpul, peneliti mendatangi partisipan untuk menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan
kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setelah memperoleh kesediaan dari partisipan penelitian, peneliti membuat janji bertemu
dengan partisipan dan berusaha membangun rapport yang baik dengan partisipan. Partisipan yang terlibat dalam penelitian didapatkan melalui
kerjasama dengan pihak suatu komunitas, sehingga informasi awal sudah
Universitas Sumatera Utara
diberikan pihak komunitas kepada partisipan sehingga partisipan bersedia mengikuti penelitian yang dilakukan.
F.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, peneliti memasuki beberapa tahap pelaksanaan penelitian, antara lain:
1. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan partisipan.
Konfirmasi ulang ini dilakukan beberapa hari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar memastikan partisipan dalam keadaan
sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara. 2.
Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara Peneliti melakukan proses wawancara berdasarkan pedoman wawancara
yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melakukan empat kali wawancara untuk mendapatkan hasil dan data yang maksimal.
3. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip
verbatim Setelah proses wawancara selesai dilakukan dan hasil wawancara telah
diperoleh, peneliti kemudian memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan
membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran
tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2007. 4.
Melakukan analisa data Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai dibuat kemudian dibuatkan
salinannya, peneliti kemudian menyusun dan menganalisa data dari hasil transkrip wawancara yang telah dikoding menjadi sebuah narasi yang
baik dan menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan saat wawancara. Peneliti membagi penjabaran analisa data
partisipanberdasarkan latar belakang remarriage partisipan dan tahapan pengambilan keputusan remarriage yang dilalui partisipan berdasarkan
teori Janis dan Mann. 5.
Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Setelah analisa data selesai dilakukan, peneliti menarik kesimpulan untuk
menjawab rumusan permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi berdasarkan kesimpulan dan data hasil penelitian. Setelah itu, peneliti
memberikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian.
F.3. Tahap Pencatatan Data
Untuk memudahkan pencatatan data, peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta izin
Universitas Sumatera Utara
kepada partisipan untuk merekam wawancara yang akan dilakukan dengan tape recorder. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim
untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam bentuk rekaman suara yang dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas atau disebut juga
dengan verbatim. Setelah seluruh pencatatan data telah selesai, langkah selanjutnya adalah
membuat koding data berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian. Hasil koding tersebut berguna untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa dan
menginterpretasikan data yang diperoleh. Berikut contoh koding yang digunakan: W2S1LTR.PAb.120-133. W2
berarti wawancara yang kedua kali; S1 berarti partisipan yang pertama; LTR.PA merupakan kode untuk tema yang berdasarkan pada teori; b.120-133 berarti
kutipan verbatim tersebut terdapat pada baris ke 120 sampai dengan baris ke 133.