Sejarah KSPSI Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia KSPSI

34 16. Serikat Buruh Kesatuan Maritim Indonesia SB KMI 17. Serikat Buruh Kesatuan Pelaut Indonesia SB KPI 18. Serikat Buruh Angkutan Jalan Raya SB AJR 19. Serikat Buruh Kesehatan SB KES 20. Serikat Buruh Angkatan Sungai, Danau, dan Feri SB ASDF 21. Serikat Buruh Transportasi Udara SB TU.

2. Perkembangan Organisasi

FBSI menyelenggarakan Kongres Nasional I pada Tanggal 7-11 April 1980 yang diadakan di Jakarta. Pada Kongres Nasional ini menghasilkan penyempurnaan Anggaran Dasar Rumah Tangga FBSI, Garis-Garis Besar Kebijakan Organisasi, dan Program Lima Tahun terhitung pada 1980-1985. 15 15 Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 153. Kekuasaan tertinggi dan pembuat keputusan dipegang oleh Dewan Nasional, Dewan Pleno DPP yang membawahi DPP, Wakil SLBP, dan DPD I FBSI. 35 Bagan I Organisasi FBIS Sumber: M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012. FBSI diharapkan dapat menjadi sebuah organisasi buruh yang berkarakter, kuat, mandiri, demokratis serta bertanggung jawab. Namun disisi lain, dalam pandangan organisasi buruh internasional International Confederation of Free Trade Union ICFTU dan World Confederation of Labour WCL beranggapan FBSI tidak murni gerakan buruh, melainkan organisasi kepentingan politik pemerintah. 16 16 ICFTU dan WCL beranggapan bahwa FBSI adalah wadah kepentingan politik pemerintah yang membentuk serikat bagi buruh tunggal. Sehingga dengan adanya satu organisasi buruh pemerintah dapat mengontrol organisasi buruh ini agar tidak mengganggu aktivitas kepemerintahan Orde Baru. Pemerintah Indonesia dianggap mengekang kebebasan berserikat pekerja Indonesia. DEWAN NASIONAL DEWAN Pleno DPP - DPP - Wakil SBLP - DPD I FBSI PP SBLP DPP FBSI DPD FBSI PD SBLP DPC FBSI PC SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP 36 Pada Kongres ke-II FBSI tanggal 26-30 November 1985 di Jakarta merubah nama menjadi SPSI Serikat Pekerja Seluruh Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Imam Soedarwo. Formasi organisasi secara bentuk berubah, dari Federasi menjadi Unitaris kesatuan, juga menyederhanakan 21 SBLP menjadi 9 Departemen, dengan perubahan struktur organisasi. Bagan II Struktur SPSI Sumber: M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012. Performa FBSI yang mengganti nama dengan SPSI nampak nyata, sebutan yang awalnya “buruh” diganti dengan “pekerja”, serta terjadi pemasungan secara terselubung terhadap sebuah gerakan dan aktivitas Serikat Pekerja Sektoral SPSI. Organisasi pekerja yang bersifat Unitaris kesatuan berarti dapat disimpulkan hilangnya sebuah kebebasan dan kemandirian serikat pekerja lapangan pekerjaan industrial union. DPP SPSI Departemen DPD SPSI Departemen DPC SPSI Departemen Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI 37 Denagn hadirnya kemasan baru SPSI tidak ubahnya dari bentuk awal, bahkan dalam pembinaannya pemerintah mengambil peran penting dalam berjalannya organisasi ini. Dalam beberapa sektor industri, tidak sedikit dari pengurus SPSI terdiri dari oknum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI. Maka wajar saja ketika ICFTU dan WCL mencurigai SPSI yang dicurigai dianggap sebagai organisasi buruh milik pemerintah Indonesia. 17 Kerena kritikan dan teguran dari organisasi-organisasi pekerja internasional kepada pemerintah dan SPSI maka diadakan MUNAS sebelumnya, Musyawarah Nasional disebut Kongres Nasional ke-III SPSI November 1990, pada MUNAS ini SPSI mengambil keputusan untuk mengembangkan dan meningkatkan peran dan fungsi 9 Departemen menjadi 13 Sektor, yang pada masing-masing mempunyai Ketua dan Sekretaris yang dipilih melalui Munas ke-III SPSI. Perubahan ini pun tidak merubah bentuk SPSI yang berbentuk Unitaris kesatuan yang memang sudah melekat disandangnya dan masih belum memberikan kebebasan kepada organisasi pekerja yang menjadi anggotanya. Itu semua tercermin oleh ketiadaan Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga ADART yang diubah menjadi Peraturan DasarPeraturan Rumah Tangga PDPRT. 18 Sadar atas kekeliruanya, maka akhirnya pada Musyawarah Pimpinan SPSI 3-8 Oktober 1994 di bawah pimpinan H. Bomer Pasaribu, SH, ditetapkan agar SPSI melakukan perombakan atau reformasi organisasi yakni dengan mengubah nama yang awalnya SPSI menjadi FSPSI Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia dan merubah 13 sektor ditingkatkan menjadi 13 Serikat Pekerja 17 Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 135. 18 KSPSI, “Tentang Kspsi”.

Dokumen yang terkait

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

3 82 143

Tugas Dan Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Menyelesaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

0 24 5

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 4 15

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 3 15

Buruh dan politik: studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (K.KASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourching dan kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2013

8 89 177

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM MENCEGAH PENGATURAN PENGUPAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) DI PT.SURYA SATRIA TIMUR GROUP.

0 4 12

Pola gerakan KSPSI (konfederasi serikat pekerja seluruh indonesia) cabang kota Surabaya dalam proses bargaining tuntutan kenaikan UMK tahun 2017 di kota Surabaya.

1 1 95

Resistensi Buruh Terhahap Kebijakan Sistem Outsourcing ( Studi kasus : Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) di kota Medan)

0 0 9

Undang-undang yang Baru tentang Serikat Pekerja Serikat Buruh

0 0 45

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA/BURUH YANG AKAN MEMBENTUK SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DALAM PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH (STUDI KASUS PADA

0 1 50