KONGRES LUAR BIASA Buruh dan politik : studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KKASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakar

5. Mekanisme dan tata tertib dewan buruh nasional dibuat dan ditetapkan oleh dewan buruh nasional Pasal 19 KEWENANGAN DEWAN BURUH NASIONAL Melalui sidangnya, Dewan Buruh Nasional membahas dan menetapkan : a. Menentukan sikap KASBI terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah, strategi modal dan situasi internasonal maupun nasional, yang berdampak sangat penting terhadap KASBI dan Anggotanya b. Membuat keputusan tentang masalah-masalah besar termasuk aksi-aksi penting KASBI c. Membuat keputusan mengenai perubahan keanggotaan dan badan-badan pengurus pusat KASBI. d. Memberikan pertimbangan, penerimaan atau penolakan atas pengunduran diri ketua umum, Sekretaris Jenderal atau koordinator departemen dalam struktur PP KASBI e. Menyusun dan menetapkan mekanisme kerja, komunikasi dan koordinasi antara Dewan Buruh Nasional dengan lembaga-lembaga dalam KASBI

BAB IV PENGURUS PUSAT

Pasal 20 1. Rutinitas kerja harian organisasi Konfederasi KASBI dipimpin oleh Pengurus Pusat sebagai pemegang mandat Anggota melalui Kongres Konfederasi KASBI. 2. Untuk dan atas nama Konfederasi KASBI, Pengurus Pusat melaksanakan tugas-tugas organisasi Pasal 21 1. Pengurus Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Kongres untuk masa jabatan 4 tahun. 2. Pengurus Pusat berkedudukan di Ibukota Negara. 3. Pengurus Pusat merupakan badan pimpinan tertinggi di bawah Dewan Buruh Nasional. 4. Pengurus Pusat sebagai pimpinan tertinggi yang membuat keputusan harian organisasi. 5. Pengurus pusat mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam Kongres. 6. Wewenang dan tanggung jawabnya: a. Melaksanakan keputusan Kongres dan Dewan Buruh Nasional. b. Memberikan arahan teknis kepada organ-organ di bawahnya. c. Menyelenggarakan rapat pleno reguler Pengurus Pusat sekurang- kurangnya sebulan sekali. d. Membuat laporan hasil kerjanya kepada Dewan Buruh Nasional dan Kongres. e. Membantu asistensi penyelesaian persoalan Serikat Buruh Anggota. f. Pada saat yang mendesak Pengurus Pusat memiliki kewenangan mengundang anggota Dewan Buruh Nasional. g. Untuk membantu memperlancar kerja dan tugas-tugasnya, Pengurus Pusat dapat mengangkat staff sesuai dengan kebutuhan Pasal 22 STRUKTUR PENGURUS PUSAT Struktur Pengurus Pusat setidak-tidaknya terdiri dari : 1. Seorang Ketua Umum 2. Seorang Sekretaris Jenderal : - Biro kesekretariatan 3. Koordinator Departemen dan staf meliputi :

Dokumen yang terkait

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

3 82 143

Tugas Dan Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Menyelesaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

0 24 5

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 4 15

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 3 15

Buruh dan politik: studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (K.KASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourching dan kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2013

8 89 177

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM MENCEGAH PENGATURAN PENGUPAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) DI PT.SURYA SATRIA TIMUR GROUP.

0 4 12

Pola gerakan KSPSI (konfederasi serikat pekerja seluruh indonesia) cabang kota Surabaya dalam proses bargaining tuntutan kenaikan UMK tahun 2017 di kota Surabaya.

1 1 95

Resistensi Buruh Terhahap Kebijakan Sistem Outsourcing ( Studi kasus : Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) di kota Medan)

0 0 9

Undang-undang yang Baru tentang Serikat Pekerja Serikat Buruh

0 0 45

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA/BURUH YANG AKAN MEMBENTUK SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DALAM PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH (STUDI KASUS PADA

0 1 50