ATURAN TAMBAHAN DAN ATURAN PERALIHAN ATURAN PENUTUP

1. Kongres dihadiri oleh delegasi dari anggota Dewan Buruh Nasional, Pengurus Pusat, Pengurus Konfederasi KASBI wilayah dan Serikat Buruh Anggota 2. Setiap Dewan Buruh Nasional dan Pengurus Pusat mempunyai hak suara dan bicara, mempunyai hak untuk memilih dan dipilih. 3. Peserta peninjau hanya mempunyai hak bicara. 4. Serikat buruh anggota mendapatkan hak mengirimkan delegasinya dalam kongres 5. Penyelenggara kongres : a. SC sebagai pengarah penyelenggaraan kongres memiliki hak bicara, hak suara sejumlah 5 suara, hak memilih dan hak dipilih. b. SC sebagai pelaksana penyelenggaraan kongres memiliki hak bicara, hak suara sejumlah 3 suara, hak memilih dan hak dipilih. Pasal 6. SYARAT SAHNYA KONGRES Kongres dinyatakan Quorum sah oleh pimpinan sidang, apabila jumlah delegasi yang hadir minimal 23 dari jumlah seluruh delegasi yang berhak mengikuti kongres atau apabila jumlah delegasi yang hadir minimal ¾ dari jumlah seluruh delegasi yang memiliki hak suara. Pasal 7 a. Pengambilan keputusan dalam kongres dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. b. Apabila musyawarah mufakat tidak mencapai kesepakatan maka atas permintaan delegasi, kongres dapat memutuskan pengambilan keputusan ini dengan mekanisme pemungutan suara. c. Dalam hal pengambilan keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, tiap utusan delegasi berhak atas satu suara. d. Pengambilan keputusan dalam kongres melalui pemungutan suara dilakukan secara terbuka kecuali ditetapkan lain oleh pimpinan sidang Pasal 8 1. Tiap delegasi haruslah merupakan pengurus atau anggota dari serikat buruh anggota yang diwakilinya berdasarkan rapat Anggota. 2. Setiap serikat buruh anggota diharapkan memenuhi menyertakan anggota buruh perempuan didalam pengiriman delegasinya. 3. tiap utusan delegasi harus dinyatakan secara tertulis yang ditandatangai oleh Ketua dan Sekretaris Serikat buruh anggota Pasal 9 Biaya Kongres ditanggung oleh Anggota Konfederasi KASBI Pasal 10. Agenda dan wewenang kongres meliputi : 1. Mengesahkan tata tertib kongres 2. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat, Dewan Buruh Nasional dan badan-badan khusus Konfederasi KASBI 3. Membahas dan menganalisis situasi nasional dan internasional 4. Membuat garis besar program perjuangan. 5. Menetapkan strategi dan taktik perjuangan 6. Memutuskan resolusi yang diajukan Anggota dan badan-badan khusus Konfederasi KASBI 7. Mengubah Anggaran dasar Anggaran Rumah Tangga jika diperlukan 8. Dapat memberhentikan Anggota 9. Menetapkan Dewan Buruh Nasional 10. Memilih dan menetapkan Pengurus Pusat 11. Membuat dan mengesahkan keputusan-keputusan lain sebagai bagian tak terpisahkan dari anggaran dasaranggaran rumah tangga

BAB II KONGRES LUAR BIASA

Pasal 11 1. Atas permintaan 50 + 1 dari jumlah seluruh Serikat buruh anggota, kongres luar biasa dapat diselenggarakan. 2. Dalam kondisi dan situasi tertentu, Pengurus Pusat bersama Dewan Buruh Nasional juga berwenang menyelenggarakan kongres luar biasa atas persetujuan 50 + 1 dari jumlah seluruh serikat buruh anggota. Pasal 12 Kongres luar biasa dengan alasan-alasan diantaranya adalah 1. Perubahan struktur menyeluruh dari susunan Pengurus Pusat ; 2. Perubahan Anggaran dasar Anggaran Rumah Tangga 3. Pemberhentian atau pembebastugasan ketua umum atau Sekretaris jenderal Pasal 13 1. Serikat Buruh Anggota yang meminta kongres luar biasa harus mengajukan alasan penyelenggaraan, waktu dan tempat sesegera mungkin. 2. Jika diadakan atas permintaan Serikat Buruh Anggota, kongres luar biasa harus diselenggarakan dalam waktu 3 bulan sejak permintaan tersebut diterima oleh Pengurus Pusat dan Dewan Buruh Nasional. Pasal 14 Kongres luar biasa diselengarakan oleh Pengurus Pusat dan atau bersama Dewan Buruh Nasional. Pasal 15 Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dalam kongres luar biasa sama dengan ketentuan penyelenggaraan kongres.

BAB III DEWAN BURUH NASIONAL

Pasal 16

Dokumen yang terkait

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

3 82 143

Tugas Dan Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Menyelesaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

0 24 5

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 4 15

IMPLEMENTASI UNDANG - UNDANG NOMOR 21 TAHUN TENTANG SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MENUNJANG PERAN SERIKAT PEKERJA/BURUH

0 3 15

Buruh dan politik: studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (K.KASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourching dan kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2013

8 89 177

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM MENCEGAH PENGATURAN PENGUPAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) DI PT.SURYA SATRIA TIMUR GROUP.

0 4 12

Pola gerakan KSPSI (konfederasi serikat pekerja seluruh indonesia) cabang kota Surabaya dalam proses bargaining tuntutan kenaikan UMK tahun 2017 di kota Surabaya.

1 1 95

Resistensi Buruh Terhahap Kebijakan Sistem Outsourcing ( Studi kasus : Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) di kota Medan)

0 0 9

Undang-undang yang Baru tentang Serikat Pekerja Serikat Buruh

0 0 45

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA/BURUH YANG AKAN MEMBENTUK SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DALAM PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH (STUDI KASUS PADA

0 1 50