menurunkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik, yang mengakibatkan turunnya produktivitas.
f. pH Air
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai pH pada masing-masing stasiun penelitian maka diperoleh rata-rata pH perairan berkisar antara 5,5-6,03. Nilai pH
tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 6,03 dan terendah pada stasiun 1 sebesar 5,2. Penyebaran nilai pH mulai dari permukaan sampai kedalaman 1,5 meter tidak begitu
berbeda, hal ini terjadi karena pencampuran air yang merata, dan akibat aktifitas transportasi terjadi pengadukan air dari dasar perairan. Secara keseluruhan kisaran
nilai pH sudah di bawah standar baku mutu air untuk biota perairan berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP No.51MNLHI2004, bahwa
kisaran pH normal perairan yang dapat menopang kehidupan organisme perairan adalah 6.50-8.50 MNLH, 2004. Menurut Barus 2004, organisme air dapat hidup
dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah.
g. Salinitas
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai salinitas pada masing-masing stasiun penelitian maka diperoleh rata-rata nilai salinitas tertinggi terdapat pada
stasiun 3 yakni 26,8
00
, penyebaran nilai salinitas mulai dari permukaan sampai kedalaman 1,5 meter tidak sama. Rata-rata nilai salinitas terendah terdapat pada
Universitas Sumatera Utara
stasiun 1 yakni 12.83
00
. Kisaran ini masih sesuai dengan standar baku mutu air untuk biota perairan berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP
No.51MNLHI2004, bahwa kisaran salinitas normal perairan yang dapat menopang kehidupan organisme perairan adalah sampai dengan 34
00
MNLH, 2004. Menurut Nybakken 1992, gambaran dominan lingkungan estuari ialah berfluktuasinya
salinitas. Secara defenitif, suatu gradien salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu, tetapi pola gradien bervariasi bergantung pada musim, topografi estuari,
pasang surut, dan jumlah air tawar. Tetapi ada juga faktor lain yang berperan dalam mengubah pola salinitas. Pasang surut merupakan salah satu faktornya.
Sebagaimana suhu, salinitas secara tidak langsung mempengaruhi fitoplankton melalui pengaruhnya terhadap densitas air dan stabilitas kolom air.
Salinitas secara langsung memengaruhi laju pembelahan sel fitoplankton, juga keberadaan, distribusi, dan produktivitas fitoplankton. Salinitas dapat mengubah
karakter fotosintesis melalui perubahan sistem karbon dioksida atau perubahan tekanan osmotik Kennish, 1990.
h. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen