kondisi masing-masing perairan dan proses percampuran air dari bawah ke atas upwelling di laut.
2.4 Fitoplankton
Plankton merupakan organisma yang berukuran sangat renik yang hidup melayang-layang dalam air dan memiliki kemampuan gerak yang sangat lemah
sehingga perpindahannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan massa air. Plankton yang berukuran mikroskopis meliputi tumbuhan dan hewan. Golongan dari tumbuhan
disebut fitoplankton dan dari hewan disebut zooplankton Odum, 1971; Nybakken, 1992.
Pengelompokan plankton biasanya didasarkan pada ukuran net dan net-net plankton, habitat haliplankton dan limnoplankton dan daur hidup holoplankton
dan meroplankton. Berdasarkan ukurannya, Levinton 1982 dan Nybakken 1992 mengelompokkan plankton atas ultraplankton 2 µm, nanoplankton 2-20
ȝm, mikroplankton 20-200
ȝm, makroplankton 0,2-2 mm, dan megaplankton 2 mm. Menurut Levinton 1982, komponen-komponen fitoplankton terutama terdiri
dari Diatom kelas Bacillariophyceae, Dinoflagellata, Cocolithopore dan alga coklat emas lainnya kelas Heptophyceae, blue green alga kelas Cyanophyceae disebut
juga Cyanobacteria, alga hijau kelas Chlorophyceae dan Flagellata Cryptomonas kelas Cryptophyceae. Masing-masing komponen tersebut memiliki ukuran tubuh
serta bentuk-bentuk sel yang berbeda dan menyumbangkan komposisi yang bervariasi
Universitas Sumatera Utara
pula terhadap struktur komunitas fitoplankton, serta kehadirannya dapat mencirikan kondisi lingkungan tertentu.
Kennish 1992 menyatakan bahwa diatom kelas Bacillariophyceae, dinoflagellata kelas Dinophyceae, cocolitthopor kelas Prymnesiophyceae,
silicoflagellata kelas Chrysophyceae, dan blue-green kelas Cyanophyceae adalah taksa utama dari produser planktonik di laut. Organisme autotrof ini mempunyai
peranan penting di laut karena melakukan paling sedikit 90 fotosintesis di laut. Oleh karena laut menutupi 72 permukaan bumi, fitoplankton merupakan produser
primer yang paling penting. Menurut Kennish 1992, Mallin 1994, dan Thoha 2003, fluktuasi kondisi
lingkungan estuari seperti salinitas, musim dan zat makanan menyebabkan fitoplankton membelah dengan laju yang bervariasi, akibatnya produktivitas primer
berbeda dari satu wilayah geografi dengan wilayah geografi lainnya, serta berbeda menurut musim di wilayah geografi yang sama. Faktor alam dan antropogenik dapat
mengatur faktor lingkungan yang akhirnya mempengaruhi kelimpahan dan suksesi fitoplankton di estuari Kepel et al., 1999. Hubungan antara keragaman fitoplankton
dan faktor kualitas air memperlihatkan bahwa keragaman fitoplankton memiliki keterkaitan dengan alkalinitas dan bahan organik terlarut BOT Pirzan dan Petrus
2008.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Faktor Fisik Kimia Perairan