Stasiun 3 Faktor Biologi yang Diukur a. Pengukuran Nilai Produktivitas Primer Klorofil a Kelimpahan Fitoplankton

c. Stasiun 3

Stasiun ini secara geografis terletak pada 03 o 3’33,8” LU – 99 o 51’22,3” BT. Daerah ini merupakan muara. Denah dan lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran H dan I.

3.5 Faktor Biologi yang Diukur a. Pengukuran Nilai Produktivitas Primer

Pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan metode botol winkler terang dan gelap. Masing-masing botol tersebut diberi label dan ditandai dengan kedalaman serta ulangannya. Untuk memperoleh sampel air dari kedalaman 1,2 m dan 1,5 m dilakukan dengan menggunakan lamnot. Sampel air yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian ditutup rapat dan dilakban, lalu diikat dengan tali, ukuran tali disesuaikan berdasarkan kedalaman setiap sampel. Sebelum perendaman botol dilakukan, DO awal masing-masing sampel setiap kedalaman dihitung terlebih dahulu. Perendaman botol-botol winkler dimulai pada pukul 09.00 – 15.00 WIB. Setelah 6 jam lamanya, botol-botol yang sudah direndam diangkat kembali kemudian diukur nilai DO akhir dan dihitung nilai produktivitas primernya Barus et al., 2008.

b. Klorofil a

Air laut diambil sebanyak 1000 ml dari kedalaman 0 meter, 1,2 meter, 1,5 meter pada ketiga stasiun pengamatan. Sampel air dibawa ke Laboratorium Pusat Universitas Sumatera Utara Penelitian USU dan diukur konsentrasi klorofil a dengan menggunakan spektrofotometer. Bagan kerja terlampir Lampiran G.

c. Kelimpahan Fitoplankton

Air laut diambil sebanyak 25 liter untuk setiap kedalaman. Untuk memperoleh sampel air pada kedalaman 0 meter dipergunakan ember kapasitas 5 liter, sedangkan kedalaman 1,2 meter dan 1,5 meter dipergunakan lamnot kapasitas 5 liter, pengambilan air diulang sebanyak 5 kali dari setiap kedalaman. Air disaring dengan menggunakan plankton net ukuran mata 25 µm. Air yang telah disaring ditampung dalam botol bucket selanjutnya dimasukkan kedalam botol film kemudian diawetkan dengan lugol sebanyak 2-3 tetes setiap botol film. Sampel plankton yang diperoleh dari lapangan dibawa ke Laboratorium Ekologi Tumbuhan FMIPA USU dengan menggunakan termos es yang berisi es agar suhu tidak terlalu tinggi, kemudian disimpan di lemari es, selanjutnya diamati di bawah mikroskop. Jumlah plankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Hemositometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut Isnansetyo dan Kurniatuty 1995, yaitu : N = W v V p P L T 1 × × × Keterangan: N = jumlah plankton per liter T = luas penampang permukaan Hemositometer mm 2 L = luas satu lapang pandang mm 2 Universitas Sumatera Utara P = jumlah plankter yang dicacah p = jumlah lapang yang diamati V = volume konsentrasi plankton pada bucket ml v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml W = volume air media yang disaring dengan plankton net Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus ini telah diketahui pada Hemositometer, yaitu T = 196 mm 2 dan v = 0,0196 ml 19,6 mm 3 dan luas penampang pada Haemocytometer sama dengan hasil kali antara luas satu lapang pandang l dengan jumlah lapang yang diamati. Sehingga rumusnya menjadi: K = W PV 0196 , ind.l

3.6 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan