meter tidak sama. Rata-rata nilai BOD
5
terendah terdapat pada stasiun 3 yakni 0,76 mgl. Nilai BOD5 pada perairan ini masih sesuai dengan baku mutu air untuk biota
yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP No-51MNLHI2004 bahwa nilai BOD
5
yang masih dapat menopang kehidupan biota adalah 25 mgl MNLH, 2004.
Menurut Sastrwijaya 1991, perairan alami memiliki nilai BOD antara 0.5-7.0 mgl. Perairan yang memiliki nilai BOD5 lebih dari 10 mgl dianggap
tercemar. Menurut Effendi 2003, BOD
5
merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan
organik menjadi karbondioksida dan air. BOD
5
hanya menggambarkan bahan organik yang dapat diuraikan secara biologis. Bahan organik ini dapat berupa lemak, protein,
glukosa dan sebagainya. Bahan organik dapat berasal dari pembusukan tumbuhan dan hewan yang mati atau hasil buangan limbah dari domestik dan industri.
j. Chemical Oxygen Demand COD
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai COD tertinggi pada stasiun 2 yaitu 54,4 mgl dan terendah pada stasiun 3 yaitu 25,6 mgl. Tingginya nilai
COD pada stasiun 2 menunjukkan bahwa limbah cair yang berasal dari pemukiman dan dermaga mengandung banyak senyawa organik dan anorganik yang harus
diuraikan secara kimia karena tidak dapat diuraikan hanya secara biologis saja. Nilai COD pada perairan ini masih sesuai dengan baku mutu air untuk biota yang
ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP No-51MNLHI2004 bahwa
Universitas Sumatera Utara
nilai COD yang masih dapat menopang kehidupan biota adalah 80 mgl MNLH, 2004.
Menurut Kristanto 2002, untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan,
misalnya Kalium Dikromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Banyaknya bahan organik yang tidak mengalami penguraian biologis
secara cepat berdasarkan pengujian BOD
5
, tetapi senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air. Bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan
mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.
k. Nitrat
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai nitrat pada masing-masing stasiun penelitian maka diperoleh rata-rata nilai nitrat tertinggi terdapat pada stasiun 1
yakni 0,123 mgl, penyebaran nilai nitrat mulai dari permukaan sampai kedalaman 1,5 meter tidak sama. Rata-rata nilai nitrat terendah terdapat pada stasiun 3 yakni
0,085 mgl. Kisaran Nitrat pada Perairan muara sungai Asahan sudah berada dibawah kisaran normal baku mutu kualitas air untuk biota yang ditetapkan oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup melalui KEP No-51MNLHI2004 yaitu 0,008 mgl MNLH, 2004. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh adanya bahan organik
maupun anorganik yang berasal dari daratan yang terkikis dan menjadi mineral terlarut yang terbawa oleh aliran sungai. Menurut Andriani 2004 nitrat dengan
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi lebih dari 0,1 mgl tidak menjadi pembatas produktivitas primer fitoplankton.
Menurut Kennish 1990, di perairan estuari dan laut, nitrogen lebih dianggap sebagai elemen pembatas untuk pertumbuhan alga, jika dibandingkan
dengan pospor. Kennish 1992 menambahkan bahwa nitrogen pada umumnya adalah elemen pembatas utama untuk produksi primer di estuari dan perairan pantai,
pospor mungkin membatasi pertumbuhan tanaman selama musim-musim tertentu dalam beberapa sistem. Konsentrasi pospor melebihi konsentrasi nitrogen selama
masa puncak produktivitas di ekosistem estuari.
l. Fosfat