Nilai Produktivitas Primer, Konsentrasi Klorofil a, dan Kelimpahan Fitoplankton Produktivitas Primer

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Produktivitas Primer, Konsentrasi Klorofil a, dan Kelimpahan Fitoplankton

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai produktivitas primer, konsentrasi klorofil a, kelimpahan fitoplankton pada setiap stasiun pengamatan seperti pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Nilai Produktivitas Primer, Konsentrasi Klorofil a, dan Kelimpahan Fitoplankton Produktivitas Primer mgCm 3 hari Klorofil a mgm 3 Kelimpahan Fitoplankton indL Stasiun 1 Kedalaman 0 meter 262,752 2,486 1.836,736 1,2 meter 225,216 1,791 2.204,082 1,5 meter 225,216 13,124 3.591,837 Rata-rata 237,726 5,800 2.544,218 Stasiun 2 Kedalaman 0 meter 300,288 2,913 6.571,431 1,2 meter 225,216 2,673 7.306,124 1,5 meter 150,144 0,214 16.081,326 Rata-rata 225,216 1,933 9.986,294 Stasiun 3 Kedalaman 0 meter 375,360 15,824 13.714,286 1,2 meter 300,288 22,533 28.816,326 1,5 meter 262,752 1,737 36.653,061 Rata-rata 312,800 13,365 26.394,560 Keterangan: Stasiun 1: Daerah Mangrove Stasiun 2: Daerah Pelabuhan dan Pemukiman Stasiun 3: Muara Universitas Sumatera Utara

a. Produktivitas Primer

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai produktivitas primer pada masing-masing stasiun penelitian berkisar antara 150,144 – 375,360 mg Cm 3 hari. Nilai produktivitas primer tertinggi terdapat pada stasiun 3 yaitu pada permukaan dengan nilai sebesar 375,360 mg Cm 3 hari dan nilai produktivitas primer terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu pada kedalaman 1,5 meter dengan nilai sebesar 150,144 mgCm 3 hari. Dari data yang diperoleh, diketahui nilai rata-rata produktivitas primer tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai rata-rata sebesar 312,800 mgCm 3 hari dan terendah pada stasiun 2 dengan nilai sebesar 225,216 mgCm 3 hari. Tingginya nilai produktivitas primer pada stasiun 3 disebabkan kelimpahan fitoplankton dan nilai klorofil a yang cukup tinggi sehingga nilai oksigen terlarut pada stasiun ini cukup tinggi. Hasil analisis korelasi menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan memiliki korelasi yang positif searah antara produktivitas primer dengan suhu, penetrasi cahaya, TDS, pH, salinitas, DO, fosfat, klorofil a, dan kelimpahan fitoplankton. Nilai produktivitas primer terendah yang terdapat pada stasiun 2. Rendahnya nilai produktivitas primer di stasiun 2 dapat disebabkan oleh kandungan nutrisinya yang rendah yaitu nitrat 0,106 mgl dan fosfat 0,108 mgl. Menurut Millero dan Sohn 1991, bila konsentrasi nitrat di perairan di bawah 0,0434 mgl maka pembelahan sel fitoplankton akan berhenti. Untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat 0,90-3,50 mgl. Dari data yang diperoleh kandungan nitrat di Universitas Sumatera Utara stasiun 2 menunjukkan angka di bawah optimal, sehingga kurang mendukung bagi kehidupan fitoplankton yang melakukan fotosintesis. Variasi nilai produktivitas primer fitoplankton secara vertikal atau antar kedalaman pada setiap stasiun umumnya menunjukkan adanya penurunan dari permukaan hingga kedalaman yang paling bawah yaitu 1,5 m. Variasi nilai yang serupa mirip dengan konsentrasi klorofil a yang menujukkan adanya penurunan dari permukaan hingga kedalaman yang paling bawah yaitu 1,5 m pada setiap stasiun. Sedangkan kelimpahan fitoplankton menunjukkan adanya peningkatan dari permukaan hingga kedalaman paling bawah yaitu 1,5 m. Dari hasil uji analisis varian produktivitas primer antar kedalaman tidak berbeda signifikan. Hal ini dapat disebabkan faktor fisik dan kimia peraiaran tidak berbeda jauh dan masih cocok bagi pertumbuhan fitoplankton yang masih dalam kisaran batas toleransi yang mendukung kehidupan fitoplankton yang melakukan fotosintesis, sehingga laju produktivitas primer antar kedalaman tidak berbeda signifikan. Dari hasil uji analisis varian produktivitas primer antar stasiun tidak berbeda signifikan. Hal ini disebabkan faktor fisik kimia oksigen terlarut, suhu, salinitas, BOD, nitrat dan fosfat perairan antar stasiun tidak berbeda jauh dan masih dalam kisaran batas toleransi yang masih mendukung bagi kehidupan fitoplankton yang melakukan fotosintesis, sehingga laju produktivitas primer antar stasiun tidak berbeda signifikan. Menurut Barus 2004, perubahan keanekaragaman plankton di suatu ekosistem perairan dapat menyebabkan laju fotosintesis yang tinggi sehingga Universitas Sumatera Utara menghasilkan produktivitas primer yang tinggi. Pada fotosintesis terjadi proses penyerapan energi cahaya dan karbondioksida serta pelepasan oksigen yang berupa salah satu produk fotosintesis tersebut.

b. Konsentrasi Klorofil a