menghasilkan produktivitas primer yang tinggi. Pada fotosintesis terjadi proses penyerapan energi cahaya dan karbondioksida serta pelepasan oksigen yang berupa
salah satu produk fotosintesis tersebut.
b. Konsentrasi Klorofil a
Dari hasil pengukuran terhadap nilai konsentrasi klorofil a diketahui bahwa nilai konsentrasi klorofil a dari setiap stasiun penelitian berkisar antara 0,214 –
22,533 mgm
3
. Nilai konsentrasi klorofil a tertinggi terdapat pada stasiun 3 pada kedalaman 1,2 meter dengan nilai 22,533 mgm
3
dan konsentrasi klorofil a terendah terdapat pada stasiun 2 pada kedalaman 1,5 meter dengan nilai 0,214 mgm
3
. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi konsentrasi klorofil a
terdapat pada stasiun 3 dengan nilai rata-rata 13,365 mgm
3
dan nilai rata-rata konsentrasi klorofil a terendah terdapat pada stasiun 2 dengan nilai rata-rata sebesar
1,933 mgm
3
. Di stasiun 3 di kedalaman 1,2 meter, konsentrasi klorofil a jauh lebih besar dari konsentrasi klorofil a di kedalaman yang sama pada kedua stasiun yang
lain. Fluktuasi konsentrasi klorofil a perkedalaman tidak menunjukkan kesamaan dengan besarnya nilai kelimpahan fitoplankton, yang berarti walaupun kelimpahan
fitoplankton tinggi tidak berarti konsentrasi klorofil a tinggi. Hal seperti ini bisa dilihat dari data di stasiun 2 kedalaman 1,5 meter dan di stasiun 3 kedalaman yang
sama ditemukan kelimpahan fitoplankton paling tinggi untuk setiap stasiun. Sebaliknya konsentrasi klorofil a yang didapatkan justru yang paling rendah. Hal
demikian diduga berkaitan dengan ukuran fitoplankton. Ukuran sel akan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi jumlah klorofil a yang dikandung masing-masing sel fitoplankton, sehingga diduga hal ini menyebabkan tinggi rendahnya kandungan klorofil a
Madubun, 2008. Perbandingan konsentrasi klorofil a antar stasiun menunjukkan adanya perbedaan nutrisi di stasiun 3, hal ini ditunjukkan dengan tingginya
kandungan nutrisi fosfat. Kondisi yang serupa ini dijumpai juga oleh Nontji 1984 pada perairan pantai Bekasi yang tercatat konsentrasi klorofil a sebesar 14,28 mgm
3
. Pada stasiun dekat muara sungai nilai tersebut dua kali lebih tinggi dari nilai yang
diukur pada stasiun yang jauh dari pantai. Tingginya nilai klorofil a tergantung pada jenis fitoplankton. Menurut Nybakken 1992, kandungan klorofil berbeda menurut
spesies fitoplankton, dan bahkan berbeda pada individu-individu dari spesies yang sama, karena kandungan klorofil bergantung pada kondisi individu. Tingginya
konsentrasi klorofil a pada stasiun 3 dapat disebabkan jenis fitoplankton pada stasiun ini memiliki konsentrasi klorofil a yang paling banyak. Berdasarkan hasil analisis
korelasi, bahwa produktivitas primer berkorelasi positif dengan konsentrasi klorofil a. Klorofil a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan
produktivitas primer di perairan. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil sangat terkait dengan kondisi lingkungan suatu perairan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Wehlr 1991 dalam Wang et al. 1997, bahwa pola distribusi ukuran fitoplankton juga sangat berhubungan dengan kondisi trofik. Fitoplankton
dengan ukuran besar sering di temukan di perairan eutrofik. Beberapa parameter fisik kimia yang mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil a. Berdasarkan hasil
penelitian Sediadi dan Edward 2003, terdapat perbedaan kandungan klorofil a pada
Universitas Sumatera Utara
perairan laut, keadaan ini berkaitan dengan kondisi masing-masing perairan dan proses percampuran air dari bawah ke permukaan upwelling di laut.
c. Fitoplankton