50
Gambar 3.1
Skala Likert Bobot
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Ragu-Ragu Setuju
Sangat Setuju 1
2 3
4 5
2. Data Sekunder
Metode dalam pengumpulan data sekunder tersebut antara lain: a. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip
langsung data yang telah diperoleh dari perusahaan, yang terdiri dari profil, sejarah perusahaan dan lain sebagainya.
b. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mendalami, menelaah, mencermati, dan mengidentifikasi
pengetahuan yang ada dalam kepustakaan sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain untuk menunjang penelitian.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas Data Menurut Ghozali 2005 : 40, suatu alat ukur dikatakan valid
apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur.
51
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut. Pengujian valliditas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
valid dan sebaliknya.
b. Liabilitas Data Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS Ver 17.0
dengan uji statistic Cronbach Alpha α. Suatu konstruksi atau Variabel
dikatakan Reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha α 0,60.
Nunally dalam Ghazali, 2005:42.
52
2. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah
untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya Ghozali, 2005:110. b. Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
53
dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1 Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen. 2 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas
0,90, maka
hal ini
merupakan indikasi
adanya multikolonieritas. Jika dibawah 0,90, maka tidak adanya
multikolonieritas. Multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang
masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95 Ghozali, 2005:91.
54
c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang, dan besar. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas, dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di studentized. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105.
3. Uji Hipotesis