Pengertian Pasien LANDASAN TEORI

34 psikomotor, yaitu pelaksanaan sholat fardhu, sunnah, dzikir, doa, puasa dan sebagainya. Setelah itu akan terlihat aspek afektif yaitu kesabaran, kejujuran, kepatuhan, kedisiplinan dan amanah. 33

D. Konsep Sehat dan Sakit

1. Konsep Sehat

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO 1947 Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan WHO,1947. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif Edelman dan Mandle. 1994: 1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. 2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. 34 UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. 33 Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa , Jakarta: Dana Bhakti Prisma Yasa, 1996, h. 133. 34 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http:www.scribd.comdoc8343666Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 35 Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal psikologis,intelektual, spiritual dan penyakit dan eksternallingkungan fisik, social, dan ekonomi dalam mempertahankan kesehatannya. 35 Dalam pengertian lain Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja. Health is defined as a state of complete physical, mental, and social well being and not marely absence of disease and infirmity. Yang dimaksud dengan kesehatan ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan,rohani mental, dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat, dan kelemahan UU RI No. 91960. 36 Sehat adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologis, dan sosial, tetapi sehat dalam arti spiritual agama. Empat dimensi sehat : bio – psiko – sosio – spiritual WHO, 1984. Seseorang dikatakan sehat apabila ia memiliki tubuh jasmaniah yang sehat, tidak berpenyakit, gizi yang baik, psike mental rukhaniyah yang tenang, tidak gelisah, mempunyai kedudukan sosial yang baik, mempunyai kehidupan dan rumah berlindung, serta dihargai sebagai manusia. 37 Kesehatan adalah keadaan 35 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http:www.scribd.comdoc8343666Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 36 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008. H.2-6. 37 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008. H.2-6. 36 sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 38

2. Konsep Sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. 39 Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik. Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping. 40 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit 1. Faktor Internal a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderita sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti 38 ibid 39 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http:www.scribd.comdoc8343666Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 40 Ibid 37 itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan. b. Asal atau Jenis penyakit Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan. Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama 6 bulansehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada. 41 Syariat Islam membagi tipikal orang sakit menjadi tiga tipe atau tiga bagian : 1. Orang yang sakit ringan 2. Orang sakit Keras 3. Orang yang dalam sakaratul maut Dari tiga tipe tersebut yang pertama dan kedua yang umumnya ada di rumah sakit manapun, sedangkan tipe ketiga tak banyak terjadi dirumah sakit kecuali Allah menakdirkan kita menanganinya dan kalaupun terjadi sangat jarang sekali. 42 1. Orang yang sakit ringan umumnya memiliki masalah serius dalam komunikasi karena indra pendengaran penglihatan, dan pengucapan tak 41 Ibid 42 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.h.6