Temuan TEMUAN dan ANALISA

arahan. 5 Seperti kegiatan yang dilakukan awal sebelum bimbingan dimulai. Yang ada dalam kutipan dibawah ini: “hmmm pendekatannya ya biasa aja, datengin perkamar kita data, kemudian kita tanya keluhannya, bertanya tentang kabar hari ini, perkembangannya sudah sejauh mana, nanty dari jawaban itu kan bisa di lihat disebut positif atau secara kejiwaan. Nah setelah itu baru kita kasih bimbingan.” 6 Selain menggunakan metode direktif model ini juga menggunakan Metode dzikir, Seperti yang dibilang oleh pembina Rohani di dalam melakukan bimbingan. “Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah, disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan diri kepada Alla h.” 7 Pendekatan dalam model ini lebih condong ke Pendekatan psikodiagnostik adalah memahami kepribadian pasien melalui penafsiran terhadap tanda- tanda tingkah laku, gerak tubuh, sikap, penampilan, suara dll. Dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan dengan lebih tepat. 8 Seperti dalam kutipan wawancara dibawah ini: ”Yaa sebelum bimbingan kita kan mendengarkan keluhan pasien, kemudian tanya perkembangan keadaan pasien, nah dari jawaban itu kemudian kita bisa tahu kondisi pasien tersebut baru deh kita kasih bimbingan. ” 9 Materi yang digunakan Dalam kegiatan Bimbingan Rohani mencakup pada aspek rohani yaitu: 5 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 6 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. 7 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 8 Muhammad Rofiq Lubis, Tehnik Berkomunikasi dengan Pasien, Ciputat 2008. 9 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. a. Bimbingan ibadah wajib b. Bimbingan membaca al-Quran surat-surat pendek. c. Bimbingan fiqih sakit d. Bimbingan Akhlaq. 10 2. Bimbingan Rohani Pasien bagi Rawat Jalan Selain Bimbingan Rohani pasien bagi pasien rawt inap ada juga Bimbingan bagi pasien rawat jalan, yaitu Bimbingan Rohani yang diberikan kepada pasien tidak menginap di LKC atau yang hanya berobat jalan. Terdapat poli Bimbingan Rohani Pasien setiap Selasa dan Kamis jam 08.00-10.00 WiB, dilaksanakan oleh ustadz atau pembinaan aspek rohani atau spiritual, dapat mendaftar langsung atau rujukan dari poli umum atau spesialis. 11 Tetapi sekarang ini sudah tidak berdasarkan jadwal yang ditentukan karena rawat jalan ini: “Sesekali pas gak ada pasien rawat inap atau setelah bimbingan rawat inap selesai, saya keliling dibawah bagian pendaftaran sambil mereka menunggu, saya kasih bimbingan rohani, jadi bimbingan rohani ini bukan untuk yang rawat inap saja ya, tapi yang berobat jalan juga kita kasih, sebenernya kalu rawat jalan itu temporer saja kalu ada orang yang butuh bimbingan dan konsul kita di panggil oleh dokter kemudian kita datengin pasiennya .” 12 Dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien Rawat Jalan diadakan pengajian member LKC. Pengajian member LKC ini adalah salah satu program Bimbingan Rohani bagi pasien rawat jalan yang dilakukan di luar atau non reguler yang berkerja sama dengan masjid- 10 Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC 11 Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC 12 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 masjid binaan yang ada di kelurahan Ciputat dan sekitarnya, yaitu masjid binaan mitra LKC yang terbagi di 11 kelurahan yaitu Kedaung, Ciputat, Sarua indah, Pisangan, Pondok Pinang , Jombang 1, Jombang 2, Cipayung, Rengas, Pondok Ranji, Cempaka Putih, untuk bina rohani pasien yang dilakukan diluar yaitu pengajian bina rohani pasien yang wajib diikuti oleh member LKC 13 Adapun langkah langkah dalam bimbingan rohani bagi pasien rawat jalan ini adalah seperti halnya pengajian biasa atau ceramah agama yang diikuti dengan diskusi yang dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali. Setiap member LKC wajib mengikuti pengajian binaan masjid binaan LKC ini. Karena pengajian tersebut merupakan salah satu program dari layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di LKC. Adapun Rincian kegiatannya sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang 2. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja. 3. Pembicara eksternal LKC yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC. 4. Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC. 5. Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan. 6. Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian 13 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 bulanan peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya 7. Resepsionis di haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat. 14 Metode yang digunakan dalam bimbingan ini adalah metode group guidance karena bimbingan rohani ini diberikan secara kelompok bukan dengan perorangan, biasanya dilakukan dengan cara ceramah dan semacam diskusi kepada para member LKC yang mengikuti pengajian binaan di masjid binaan LKC. Seperti yang dikatakan oleh ustad yazid: “untuk bina rohani pasien yang dilakukan diluar yaitu pengajian bina rohani pasien yang wajib diikuti oleh member LKC , dalam pengajian tersebut diberikan bimbingan agama dan pelayanan kesehatan, adapun materi yang diberikan adalah materi yang berhubungan dengan agama dalam pemberian materi diberikan waktu satu jam kemudian setelah itu tanya jawab tentang materi yang disampaikan, banyak mereka yang responnya bagus, bahkan kadang-kadang ketika pengajian itu selesai banyak yang ingin bercerita kepada saya.” 15 Adapun pendekatan yang dilakukan juga secara kelompok. Dan lebih mengarah ke pendekatan psikoterapi yaitu proses pengobatan dan penyembuhan penyakit mental, spiritual, moral maupun fisik dengan bimbingan dan pengajaran sesuai dengan petunjuk Al- qur’an dan sunnah . 16 Untuk penyampaian materi yang pasti berhubungan dengan agama karena bermaksud untuk menambah pengetahuan agama para member LKC agar hidupnya terarah lebih baik lagi. Dan melihat dari kebutuhan para member yang mengikuti pengajian. 14 LKC, SOP pelayanan terhadap pasien dan keluarga, 15 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 16 Muhammad Rofiq Lubis, TehnikBerkomunikasi dengan Pasien, Ciputat, 5 juli 2008.

II. Keadaan Pasien sebelum dan Sesudah mendapat Bimbingan Rohani

Pasien. 1. Keadaan pasien sebelum mendapat Bimbingan Rohani Pasien Sebelum mendapat bimbingan kebanyakan pasien merasakan kegelisahan dan kecemasan seperti yang telah dikatakan dari beberapa pasien dibawah ini: Menurut Mulyati sebelum mendapat bimbingan dia merasa gelisah dan putus asa. Menurutnya tidak ada jalan lain lagi selain menunggu keajaiban, seperti yang dikatakan mulyati: sebelum itu saya hampir berputus asa karena penyakit saya, saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. tapi alhamdulillah pak ustadz mengingatkan saya kalau semuanya ini pasti akan kembali kepada yang menciptakan. 17 Menurut pak Wawan sebelum mendapat bimbingan dia bingung harus ngapain seperti yang dikatakannya sebelum dapet bimbingan kan saya hanya diem ya bingung mau ngerjain apa, sedangkan saya hanya terbaring di tempat tidur . yasudah saya Cuma diem saja saya juga bingung ketika mau melaksanakan sholat harus gimana 18 Menurut ibu Yustinah sebelum mendapat bimbingan rohani ia merasa kurang meng ontrol emosinya: “sebelum saya dapet bimbingan rohani saya itu orangnya suka marah, terus rada emosian apalagi kan saya sering sakit-sakitan kan, jadi bawaaannnya itu gimana gitu ka 19 Menurut Herlan sebelum mendapat bimbingan dia merasa hampa : “sebelum saya dapat bimbingan rohani saya Cuma diem aja, sesekali 17 Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 18 Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 19 Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00 sambil melamun memikirkan masa depan saya gimana nasibnya, jadi saya bukannya tambah sembuh malah kepikiran yang enggak-enggak. 20 2. Keadaan pasien setelah Bimbingan Rohani Pasien Setelah bimbingan, pasien merasa lebih nyaman dan lebih pasrah kepada Tuhan bahwa semuanya akan kembali kepadaNya. Seperti ungkapan dibawah ini: Menurut Mulyati setelah mendapat bimbingan ia merasa lebih tenang dan lebih nyaman. “Perasaan saya pertamanya sih biasa aja ya dan saya sedikit tenang, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu kan bakal kembali kepada Allah ya.” 21 Menurut pak Wawan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa menadi lebih baik dari sebelumnya. “Setelah dapet bimbingan saya merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa-dosa saya, heheh .” 22 Menurut bu Yustinah setelah mendapat bimbingan merasa lebih banyak mendapat tentang pengetahuan agama. “Alhamdulillah ya setelah saya ikut pengajian ini saya merasa senang saya merasa lebih tambah pengetahuan yaaa, jadi ngerti gitu man a yang baik dan mana yang tidak” 23 Menurut Herlan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa lebih nyaman dan sadar akan dosa-dosa dia seperti yang dia katakan: Perasaan saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar 20 Wawancara pribadi dengan Herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 21 Wawancara pribadi dengan Mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 22 Wawancara pribadi dengan pak Wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 23 Wawancara pribadi dengan ibu Yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00 kalau yang ngasih kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha dengan berobat 24 Berdasarkan wawancara diatas, maka dapat dilihat bahwa empat pasien yang telah diwawancarai ternyata sudah membantu proses dalam kesembuhan pasien masing-masing walaupun dengan cara yang berbeda- beda.

B. Analisis

I . Analisis Model kegiatan Bimbingan Rohani Pasien di LKC Adapun bentuk kegiatan Bimbingan Rohani di LKC itu ada 2 macam yaitu : 1. Bimbingan Rohani bagi Pasien Rawat jalan dan Rawat inap a. Bimbingan Rohani yang diberikan kepada pasien rawat inap . Bimbingan rohani dilakukan untuk menghilangkan persaan-perasaan tidak nyaman,gelisah, cemas, putus asa, perasaan ingin mengakhiri hidup dan perasaan ini yang sering pasien rasakan. Sehingga perasaan-perasaan tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, untuk menghilangkan atau meminimalisir sikap yang pasien rasakan pada umumnya, dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah atas dasar keimanan dan keyakinan pasien terhadap Allah SWT. Sehingga pasien dapat merasakan dan memperoleh ketenangan dalam hidup sesuai dengan harapannya. Karena: Bimbingan Rohani pasien yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinyaselfunderstanding, mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan serta menyadari keberadaan orang lain berkepribadian dan berketuhanan, 24 Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. serta bertanggung jawab atas segala tingkah laku. Karena menurut penulis teori tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien. 25 Seperti halnya dalam bimbingan yang diberikan bagi pasien yang menginap di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, Bimbingan ini dulu rutin dilakukan setiap hari oleh ustadz pada jam 15.00-17.00, tapi sekarang sudah tidak terjadwal lagi dikarenakan ustadz atau pembina rohani tinggal satu orang saja. Bimbingan ini biasanya disebut dengan bimbingan cluster yaitu bimbingan perkamar. Maksudnya disini adalah setiap kamar di didatangi oleh satu pembina rohani untuk membimbing pasien yang sedang sakit dan memberikan siraman rohani . Di LKC tersebut untuk ruang rawat inap sendiri ada sembilan bed atau tempat tidur. Bimbingan ini diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah shalat saat sedang sakit, yang dilakukan oleh ustdaz atau pembina rohani datang ke kamar kemudian melakukan komunikasi dengan pasien seperti menanyakan kabar pasien, terus keadaan pasien, dan perkembangan pasien, mendengar keluhan pasien sesekali diberikan sentuhan sentuhan, kemudian memberi nasihat, membacakan beberapa ayat-ayat suci al-Quran atau surat- surat pendek, kemudian mendoakan pasien agar pasien cepat sembuh, bimbingan bukan diberikan hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga yang menunggu. 25 Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Bandung: CV. Ilmu, 1975, h.25. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap adalah sebagai berikut : Pra pelayanan: a. Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan. Sebelum melakukan bimbingan perlu diperhatikan pakaian dan peralatan yang dibutuhkan karena penampilan juga penting. Kalau kita rapi dan sopan pasti pasien akan ramah menerima kehadiran kita. b. Bawalah buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien Sesekali membawa buku kecil panduan doa-doa untuk diberikan kepada pasien yang sakit. c. Saat menuju ruang pasien ucapkan salam kepada para pengunjung atau keluarga pasien dengan tersenyum. Karena Senyum adalah daya pikat nomor satu dalam perbedaan mendasar antara senyum komunikasi, perlu diingat bahwa seorang konselor agama pembimbing rohani dengan senyum-senyum yang lain, adalah senyum yang tulus dan terpancar dari hati semua ini tergantung dari keberhasilan dan tingginya keimanan kita saat itu sebelum bimbingan akan sangat membantu untuk senyum yang sangat tulus. Fungsinya yaitu : Membantu menghilangkan kecurigaan berlebihan dari pasien, Menarik perhatian si pasien dan mau bertanya dengan kita, perlu diingat bahwa pertanyaan dari pasien adalah kunci awal komunikasi konselor dan pasien, tapi jangan buat pasien bertanya-tanya dengan senyum kita buatlah senormal mungkin, Ekspresi perhatian terhadap pasien, Diharapkan dapat menenangkan pasien. d. Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat dan ramah. Sebelum melakukan bimbingan terlebih dahulu memperkenalkan diri agar bisa lebih dekat dengan pasien atau lebih kenal. e. Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk bersilaturahmi dengan pasien. Setiap pembina rohani meminta izin kepada keluarga atau penunggu untuk melakukan bimbingan rohani kepada pasien. f. Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan dapat dimulai. g. Usahakan sudah dapat mengetahui nama pasien. Sebelum melakukan bimbingan perlu mengetahui data pasien. Agar lebih mudah untuk mengenal pasien dan penyakit pasien. Proses pelayanan: a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien Artinya kita perlu memperkenalkan dahulu siapa diri kita dan kita datang untuk apa agar pasien merasa lebih nyaman dengan kedatangan kita. Seperti 5 hal yang harus di perhatikan yaitu b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit atau aktifitas pasien dengan bersahabat dan penuh empati c. Tidak larut dalam kesedihan pasien