Analisis TEMUAN dan ANALISA
senyum kita buatlah senormal mungkin, Ekspresi perhatian terhadap pasien, Diharapkan dapat menenangkan pasien.
d. Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat
dan ramah. Sebelum melakukan bimbingan terlebih dahulu memperkenalkan diri
agar bisa lebih dekat dengan pasien atau lebih kenal. e.
Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk bersilaturahmi dengan pasien.
Setiap pembina rohani meminta izin kepada keluarga atau penunggu untuk melakukan bimbingan rohani kepada pasien.
f. Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan
dapat dimulai. g.
Usahakan sudah dapat mengetahui nama pasien. Sebelum melakukan bimbingan perlu mengetahui data pasien. Agar
lebih mudah untuk mengenal pasien dan penyakit pasien. Proses pelayanan:
a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien
Artinya kita perlu memperkenalkan dahulu siapa diri kita dan kita datang untuk apa agar pasien merasa lebih nyaman dengan kedatangan kita.
Seperti 5 hal yang harus di perhatikan yaitu
b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit atau aktifitas pasien
dengan bersahabat dan penuh empati c.
Tidak larut dalam kesedihan pasien
Kita boleh berempati kepada pasien tapi tidak boleh terlalu larut nanti yang ada pasien merasa sedih.
d. Catatlah hal-hal yang dianggap perlu pada lembaran yang telah
dipersiapkan. Mencatat perkembangan pasien agar bisa mengetahui sudah sejauh mana
kesembuhan pasien. e.
Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa empati
f. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan
tetapi tidak menggurui g.
Anjurkan untuk tetap melaksanakan sholat praktekan tata cara tayamum dan sholat sekemampuan pasien
h. Bacakan beberapa ayat al-Qur’an dengan suara lembut
i. Bacakan do’a dengan bahasa Arab dan Indonesia untuk kesembuhan
pasien. j.
Berikan buku bimbingan rohani Islam k.
Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15 menit
l. Apabila memungkinkan pasien menandatangani lembar kunjungan
dapat diwakilkan oleh keluarganya atau suster yang merawat m.
Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam.
26
Point utama dalam hal santun adalah : dalam menyikapi pasien tanpa ada rasa atau gaya yang menggurui walaupun kita sedang mengurai suatu
26
BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi
Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 3-4.
materi keagamaan di hadapan pasien.
27
Hak seorang muslim yang lain adalah jika bertemu saling memberi salam hadits , dalam salam
terkandung syiar dan dalam salam bermakna ketenangan dan ketentraman hati.
28
Adapun fungsinya yaitu Syi’ar , Antisipasi jika
ternyata pasien yang kita kunjungi adalah non muslim atau salah satu keluarga ada yang non muslim, salam bisa menjadi kunci berharga
dalam komunikasi sesama muslim sehingga sudah dari awal jika ada kesalahan data agama atau semacamnya pasien akan sadar bahwa
bimbingan rohani ini bukan untuknya, kalaupun ada penolakan dari pasien
sudah diidentifikasi
sejak dini,
Menenangkan dan
Menantramkan, Menambah wawasan dalam mengucap salam dianjurkan tidak ragu-ragu atau sangat pelan, ucapkan salam secara jelas
dan jernih dengan suara yang dalam dan wibawa.
29
Bimbingan rohani memang dibutuhkan pasien karena untuk mengurangi kecemasan, kegelisahan, ketegangan pasien. Biasanya pasien yang sedang
sakit itu sering mengalami kecemasan dan kegelisahan, makanya disinilah perlu dibimbing secara spiritualnya agar lebih baik lagi dan lebih pasrah
bahwa semuanya itu akan kembali kepada sang pencipta Allah SWT. Metode yang digunakan dalam bimbingan rawat inap ini adalah metode
direktif metode yang bersifat mengarahkan, metode ini bersifat mengarahkan kepada klien untuk berusaha mengatasi kesulitan
problema yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien ialah dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap
27
BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi
Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 22.
28
BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi
Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 15
29
BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan
Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 22.
permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang dihadapidialami klien.
30
Kenapa dibilang direktif karena secara langsung ke pasien dimana seorang ustadz atau pembina rohani memberikan bimbingan langsung kepada pasien,
materi yang diberikan juga sesuai dengan penyakit pasien misalnya seperti Sabar, ikhtiar berobat, memberikan harapan kesembuhan, dzikir dan doa.
Sabar itu penting karena: “Sabar dapat menjauhkan perasaan cemas, gelisah dan frustasi. Bahkan
sebaliknya akan membawa kepada ketentraman batin .”
31
Ikhtiar berobat, sakit memang cobaan dari Allah dan kita sebagai manusia berusaha untuk menyembuhkan rasa sakit tersebut yaitu dengan cara berobat
kepada dokter. Ada yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu seperti, Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang
dibutuhkan, membawa buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien, menjaga hubungan baik dengan pihak rumah sakit, Saat menuju ruang
pasien mengucapkan salam kepada para pengunjung atau keluarga pasien dengan tersenyum, mengetuk pintu dengan lembut dan memperkenalkan diri
dengan singkat dan ramah, Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk bersilaturahmi dengan pasien, Apabila pasien dalam keadaan siap dan
tidak mengganggu pelayanan dapat dimulai, dan diusahakan sudah dapat mengetahui nama pasien.
Kenapa dibilang cluster karena model ini adalah merupakan konsep atau ide untuk pasien rawat inap dimana di LKC hanya ada
9 bed atau cluster makanya sering disebut model cluster.
30
H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6, h-1
31
Zakiah darajat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang , 2002, h. 136.
Adapun Kelebihan dari model bimbingan ini adalah bimbingan model cluster ini sudah bagus, artinya sudah bisa menjawab kebutuhan pasien selain
itu pasien juga bisa lebih mengungkapkan keluhan keluhannya. Bimbingan ini diberikan secara langsung atau face to face jadi bisa lebih empatik. Karena
seperti yang dibilang ketika orang sakit itu banyak mengalami kegelisahan dan kecemasan disinilah bimbingan rohani berperan dalam membantu proses
kesembuhan pasien bukan hanya sehat secara fisik tapi juga sehat secara spiritual.
Kekurangan dari model ini adalah layanan bimbingan rohani ini hanya diberikan kepada rawat inap dan biasanya waktunya pun tidak terlalu lama
karena ditakutkan menganggu waktu istirahat pasien. Dan kebanyakan ketika penyakit pasien menular maka pasien tersebut tidak bisa mendapat bimbingan
rohani ditakutkan bisa menular ke pembina rohaninya. 2.
Bimbingan Rohani bagi pasien rawat jalan Ini adalah bimbingan yang diberikan kepada pasien yang berobat jalan
atau pasien yang bukan rawat inap, bimbingan ini diberikan kepada pasien yang sedang berobat jalan. Biasanya ini dilakukan setelah pembina rohani
melakukan bimbingan regular atau cluster. Bimbingan rawat jalan ini sifatnya temporer yaitu waktunya tidak tentu,
sesekali setelah pembina rohani selesai memberikan bimbingan rohani bagi pasien rawat inap kemudian melanjutkan bimbingan dengan pasien rawat
jalan, atau ketika ada orang butuh bimbingan dan konsul kemudian pembina rohani atau ustadz dipanggil untuk memberikan bimbingan.
Kelebihan dari model ini adalah siapa saja bisa mendapat bimbingan rohani, misalnya pada waktu kita berobat sambil menunggu antrian bisa dapat
bimbingan rohani, jadi bimbingan rohani ini bisa mengisi waktu luang pasien tapi kekurangannya yaitu kurang mendalam untuk mengetahui kondisi pasien,
kurang rinci dan mendetail karena waktunya pun cenderung sedikit dan frekuensi pertemuannya pun hanya sebentar.
Bimbingan Rohani bagi pasie Rawat jalan mengadakan kegiatan bimbingan rohani berupa pengajian member LKC yang dilakukan setiap
sebulan sekali, pengajian ini wajib diikuti oleh semua member LKC, karena pengajian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama bagi para
member LKC. Bimbingan ini dilakukan di masjid binaan LKC yaitu di 11 kelurahan antara lain: Kedaung, Ciputat, Sarua indah, Pisangan, Pondok
Pinang , Jombang 1, Jombang 2, Cipayung, Rengas, Pondok Ranji, Cempaka Putih.
Kegiatan ini wajib dilakukan oleh member LKC karena layanan ini merupakan konsep Bimbingan Rohani yang dilakukan diluar, bentuk
bimbingannya pun berbeda dengan bimbingan Rohani yang diberikan dalam model cluster atau bimbingan per-kamar, kalau dalam pengajian Rohani itu
bentukya ceramah kemudian tanya jawab, selain itu juga ada penyuluhan kesehatan. Pengajian ini bermaksud untuk menambah pengetahuan agama
dengan para member LKC jadi mereka dibekali pengetahuan agama yang cukup.
Dan pengajian bina rohani ini bisa diikuti siapa saja termasuk yang rawat inap atau rawat jalan, mereka yang pernah mendapat bimbingan cluster atau
bimbingan regular rawat inap pun bisa ikut pengajian bina rohani ini, yang dilakukan sebulan sekali.
Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan
di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja, Pembicara eksternal LKC
yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC, Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC, Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus
memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan.
Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum
mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian bulanan
peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya, Resepsionis di
haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat. Pengajian bina rohani menyiapkan kegiatan pengajian mulai dari :
a. Mengundang pembicara
Maksud mengundang pembicara disini adalah untuk mengisi materi ceramah atau pengajian, kadang pengajian ini diisi oleh pembina rohani
atau ustadz kadang kadang juga mengundang pembicara. b.
Membuat pengumuman peserta Biasanya seminggu sebelum diadakan pengajian para member LKC sudah
diberitahu bahwa ada pengajian mengenai tempat dan waktunya, pengajian ini dilakukan bergilir di 12 kelurahan yang sudah disebutkan diatas.
c. Menunujuk tugas moderator
Seperti acara ceramah pada umumnya di pengajian ini juga ada moderator yang mengatur acara dan materi yang disampaikan.
d. Menyiapkan daftar hadir
Setiap peserta atau member LKC yang ikut pengajian wajib mengisi daftar hadir karena sebagai bukti kalau sudah mengikuti pengajian.
e. Konsumsi sncak
Seperti biasa setiap ada pengajian atau ceramah pasti selalu ada konsumsi atau snack, karena pengajian ini berlangsung lumayana lama yaitu sekitar
dua jam. Pengajian ini dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan membaca surat
yasin, penyampaian materi pengajian kemudian doa dan penutup. Biasanya setelah pengajian selesai banyak member LKC yang curhat, sharing
tentang maslahnya, kemudian dari tim pembina rohani berusaha mengarahkan dan membimbing agar member LKC itu bisa menemukan jalan keluarnya
sendiri dan menjadi orang yang lebih baik. Adapun metode yang digunakan yaitu:
“Metode Group Guidance bimbingan secara berkelompok, yakni cara pengungkapan jiwabatin oeh klien serta pembinaannya melalui kegiatan
kelompok seperti ceramah, diskusi, seminar,simposium, atau dinamika kelompok group dynamic
s, dan sebagainya.”
32
Pengajian ini menggunakan group guidance karena pengajian ini adalah bimbingan yang dilakukan secara kelompok bukan perorangan lagi, dengan
cara ceramah yang disampaikan oleh pembina rohani LKC. pendekatan yang dilakukan disini adalah
32
H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6, h-1
pendekatan psikoterapi yaitu proses pengobatan dan penyembuhan penyakit mental, spiritual, moral maupu fisik dengan bimbingan dan
pengajaran sesuai dengan petunjuk Al- qur’an dan sunnah.
33
Karena disini dilakukan pendekatan bukan hanya orang yang sedang sakit saja tetapi orang yang sehat juga bisa ikut pengajian tersebut karena tujuan
dari pengajian ini adalah untuk membantu member LKC menjadi orang yang lebih baik sesuai dengan pedoman Al-q
ur’an dan sunnah.
Kelebihan dari pengajian ini adalah bimbingan bisa dilakukan secara kelompok atau sekaligus yaitu dengan menentukan tema yang ingin
disampaikan, selain itu semua member bisa menambah pengalaman tentang agama bagi semua member LKC, bukan hanya yang dirawat inap atau rawat
jalan tetapi mereka yang sudah resmi menjadi member. Kelemahannya adalah kurang fokus atau tidak terlalu mendetail pada permasalahan yang dimiliki
oleh pasien dikarenakan bimbingan ini diberikan secara kelompok bukan individu lagi.
Adapun deskripsi dari 2 kegiatan yang dilakukan dalam Bimbingan Rohani mencakup pada aspek rohani yaitu:
a. Bimbingan ibadah wajib.
Yaitu bimbingan yang diberikan kepada pasien dalam melakukan ibadah kepada Allah, seperti halnya shalat, dzikir, dan lain sebagainya seperti
yang dikatakan oleh pembina Rohani yaitu: Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan
ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat
33
Muhammad Rofiq Lubis, TehnikBerkomunikasi dengan Pasien, Ciputat, 5 juli 2008.
kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah,
disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan dari Allah.
34
b. Bimbingan membaca al-Qur’an.
Dalam bimbingan ini pasien juga diajarkan mengaji, karena dengan mengaji bisa membuat hati kita lebih tenang, dengan mengkaji al-Quran
kita juga bisa tahu mana yang baik dan mana yang tidak. c.
Bimbingan fiqh sakit. Definisi dari bimbingan fiqih sakit itu sendiri adalah suatu Ilmu
tentang hukum Islam yang berlaku bagi orang yang sakit.
35
Secara harfiah fiqih sakit terdiri dari dua kata: yaitu Fiqih dan Sakit. Fiqih berarti ilmu
tentang hukum islam, sedangkan sakit berarti tidak terasa nyamannya tubuh bagian tubuh karena menderita sesuatu demam, sakit perut, dan
sebagainya. Untuk memahami fiqh sakit yaitu Pengetahuan tentang hukum Islam yang berlaku bagi orang yang sedang sakit, diberikannya
kekhususan ibadah bagi orang sakit dikarenakan adanya kemudahan dari Allah SWT kepada hamba-Nya sehingga selama sakit tidak ada yang
menghalanginya secara syar’i untuk menjalankan ibadah sebagai kewajibannya, misalnya dalam hal bersuci bagi orang yang sedang sakit
juga diberi kemudahan misalnya bagi orang Sakit yang mampu berwudhu orang sakit yang tidak mendapatkan kesulitan di luar batas kemampuannya
saat berwudhu, tidak mendapatkan mudharat atau bahaya, tidak merasa
34
Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00
35
Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIENTuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit, 2008, h.2
sakit.
36
Sakitnya tidak bertambah parah berdasarkan rekomendasi seorang dokter atau berdasarkan pengalaman pribadi atau dia tidak mampu namun
mendapatkan orang yang membantunya untuk berwudhu tanpa mendapatkan mudharat dan bentuk lain dari bentuk-bentuk kemampuan.
Orang seperti ini wajib berwudhu yang dengannya akan diberi pahala jika melakukannya dan berdosa bila tidak melakukannya serta
sholatnya tidak sah. Nabi bersabda: “ALLAH tidak menerima Sholat salah
seorang di antara kamu jika berhadats hingga dia berwudhu ”, Ketika
berwudhu ia wajib mengerjakan seluruh fardu wudhu, yaitu : mulai dari niat, membasuh wajah, membasuh tangan hingga sikut.
37
Adapun Sholat untuk orang sakit yaitu Syarat sah sholat: Suci dari najis
badan,pakaian,tempat, suci dari hadats besar, kecil , menutup aurat, menghadap kiblat, masuk waktu sholat. Dan tata cara bersuci yaitu Orang
sakit yang mampu berwudhu; wajib seluruh fardhu wudhu sebagaimana orang sehat, Orang sakityang tidak mampu berwudhu; diwajibkan kepada
mereka untuk melakukan tayammum, Orang sakit yang tidak mampu berwudhu
tayammum dikarenakan tidak menemukan debu
menjadikannya berbahaya, diperbolehkan melaksanakan shalat tanpa berwudhu tayammum.
Orang yang sedang sakit wajib melaksanakan shalat fardhu walaupun harus membungkuk atau berpegang pada dinding tongkat, Jika
36
Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIENTuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit, 2008, h.2-3.
37
Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIENTuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit, 2008, h.2-3.
tidak sanggup berdiri, boleh melakukannya dalam keadaan duduk, jika tidak sanggup, berbaring pada lambungnya dalam keadaan menghadap
kiblat, jika tidak sanggup, telentang dengan kedua kaki ke arah kiblat. Untuk gerakan ruku’ dan sujud boleh menggunakan isyarat. Orang sakit
wajib melakukan shalat di setiap waktunya. Jika merasa kepayahan ia boleh menjama’ baik jama’ taqdim maupun jama’ ta’khir.
Yang perlu diperhatikan ketika kita sedang sakit adalah Sabar dalam menghadapi musibah, Berbaik sangka kepada Allah, tawakal atau
berserah diri, banyak bersyukur kepada Allah, memperbanyak istighfar menghisab diri.
38
d. Bimbingan Akhlaq.
Yaitu bimbingan tentang akhlaq dan perilaku yang disesuaikan dengan al- quran dan Sunnah.