Syarat untuk menjadi pembina rohani
d. Catatlah hal-hal yang dianggap perlu pada lembaran yang telah
dipersiapkan e.
Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa empati
f. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan
tetapi tidak menggurui g.
Anjurkan untuk tetap melaksanakan sholat praktekan tata cara tayamum dan sholat sekemampuan pasien
h. Bacakan beberapa ayat al-Qur’an dengan suara lembut
i. Bacakan do’a dengan bahasa Arab dan Indonesia untuk kesembuhan
pasien. j.
Berikan buku bimbingan rohani Islam k.
Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15 menit
l. Apabila memungkinkan pasien menandatangani lembar kunjungan
dapat diwakilkan oleh keluarganya atau suster yang merawat m.
Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam.
4
Seperti yang telah dijelaskan diatas, dari pra pelayanan sampai proses
pelayanan metode yang digunakan dalam model ini adalah metode direktif kenapa direktif karena pendekatan yang digunakan secara langsung, jadi
kita langsung dateng pasien kemudian kita beri bimbingan dan
4
BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi
Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 3-4.
arahan.
5
Seperti kegiatan yang dilakukan awal sebelum bimbingan dimulai. Yang ada dalam kutipan dibawah ini:
“hmmm pendekatannya ya biasa aja, datengin perkamar kita data, kemudian kita tanya keluhannya, bertanya tentang kabar hari ini,
perkembangannya sudah sejauh mana, nanty dari jawaban itu kan bisa di lihat disebut positif atau secara kejiwaan. Nah setelah itu
baru kita kasih bimbingan.”
6
Selain menggunakan metode direktif model ini juga menggunakan Metode
dzikir, Seperti yang dibilang oleh pembina Rohani di dalam melakukan bimbingan.
“Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa
kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita
sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah, disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan diri kepada
Alla h.”
7
Pendekatan dalam model ini lebih condong ke Pendekatan psikodiagnostik
adalah memahami kepribadian pasien melalui penafsiran terhadap tanda- tanda tingkah laku, gerak tubuh, sikap, penampilan, suara dll. Dengan
tujuan untuk dapat memberikan pertolongan dengan lebih tepat.
8
Seperti dalam kutipan wawancara dibawah ini:
”Yaa sebelum bimbingan kita kan mendengarkan keluhan pasien, kemudian tanya perkembangan keadaan pasien, nah dari jawaban
itu kemudian kita bisa tahu kondisi pasien tersebut baru deh kita kasih bimbingan.
”
9
Materi yang digunakan Dalam kegiatan Bimbingan Rohani mencakup pada aspek rohani yaitu:
5
Wawancara pribadi dengan bapak Iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00
6
Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00.
7
Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00
8
Muhammad Rofiq Lubis, Tehnik Berkomunikasi dengan Pasien, Ciputat 2008.
9
Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00.