Konsep Sehat Konsep Sehat dan Sakit

37 itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan. b. Asal atau Jenis penyakit Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan. Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama 6 bulansehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada. 41 Syariat Islam membagi tipikal orang sakit menjadi tiga tipe atau tiga bagian : 1. Orang yang sakit ringan 2. Orang sakit Keras 3. Orang yang dalam sakaratul maut Dari tiga tipe tersebut yang pertama dan kedua yang umumnya ada di rumah sakit manapun, sedangkan tipe ketiga tak banyak terjadi dirumah sakit kecuali Allah menakdirkan kita menanganinya dan kalaupun terjadi sangat jarang sekali. 42 1. Orang yang sakit ringan umumnya memiliki masalah serius dalam komunikasi karena indra pendengaran penglihatan, dan pengucapan tak 41 Ibid 42 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.h.6 38 memiliki masalah. Akan tetapi kondisi psikis dan sifat dasar alami pasien menjadi faktor kedua dalam proses konseling. 2. Adapun tipe sakit keras. tipe kedua umumnya pasien kondisi kritis umumnya berada di ICU, pasien pasca operasi dan pasien yang divonis dengan penyakit menahun TBC, tumor, kanker.dll . Pada pasien tipe kedua, jangan dulu berharap menjalin komunikasi langsung dan aktif pada pertemuan pertama kali, hubungan yang intens dan berkelanjutan menjadi kunci dalam proses konseling tipe kedua. 3. Pasien fase atau tipe ketiga, penanganan pasien haruslah sesuai dengan syari’at islam, proses talqin harus tetap diupayakan seiring bantuan CPR, kejut listrik, tidak mengganggu proses talqin untuk pasien. 43

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan dan Tindakan

Kesehatan 1. Faktor Internal 1. Tahap Perkembangan Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia bayi-lansia memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. 44 Untuk itulah seorang tenaga kesehatan perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan tindakan.Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal 43 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.h.6 44 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http:www.scribd.comdoc8343666Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 39 keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit.. 2. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit latar Belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya. 45 3. Persepsi tentang fungsi Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya.Contoh, seseorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing- masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya. Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif yiatutentang cara klien merasakan fungsi fisiknya tingkat keletihan, sesak napas, ataunyeri, juga data objektif yang aktual seperti, tekanan darah, tinggi badan, 45 Ibid