41
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan
dengan keluarga atauteman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan
seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas.
49
Fryback 1992 menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan
dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan
perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual. Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan
tertentu,sehingga perawat hams memahami dimensi spiritual klien sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Faktor Eksternal a.
Praktik di Keluarga Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya
mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya:
Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya
anak tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa. Klien juga
49
ibid
42
kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajakorang tuanya untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.
50
b. Faktor Sosio ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan
dari kelompoksosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya.
c. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan perilaku dan bahasa yang digunakan.
51
50
ibid
51
Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http:www.scribd.comdoc8343666Konsep-Sehat , pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.
43
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LAYANAN KESEHATAN CUMA-
CUMA
A. Latar Belakang Berdirinya
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma LKC Dompet dhuafa Republika merupakan lembaga non profit pertama di Jabodetabek Jakarta-Depok-Bogor-
Tangerang-Bekasi yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi kaum miskin yang didirikan pada tanggal 6 November 2001 dan diresmikan oleh wakil
Presiden RI Bapak DR. Hamzah Haz. Pelayanan diberikan secara paripurna melalui klinik gratis di Ciputat-Tangerang dan Bekasi serta pelayanan kesehatan
keliling di daerah kumuh. Seluruh pelayanan diberikan dalam sistem kepesertaan membership.
1
Hingga saat ini, member yang terdaftar berjumlah 14.250 kepala keluarga miskin dengan jumlah populasi 71.250 jiwa yang telah mendapatkan
manfaat Layanan Kesehatan Cuma-Cuma dengan memanfaatkan dana sebesar 6,5 Milyar setiap bulannya.
Selain itu LKC juga membantu kesehatan ribuan jiwa korban bencan alam dan konflik, seperti banjir nasional 2002 dan 2007, konflik Ambon, bencana tanah
longsor Bandung dan bencana tsunami Aceh dan gempa Nias. Serta tsunami Yogya dan Pangandaran, longsor di kabupaten Karanganyar,banjir di Jawa
Tengah dan Jawa Timur awal tahun 2008, dan Gempa Padang Sumatra Barat.
1
Home LKC, yang diakses di http:www.lkc.or.idindex.phptentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
LKC merupakan alternatif solusi atas permasalahan kaum miskin.
2
Dasar pemikirannya adalah memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru.
LKC telah berevolusi menjadi sebuah model yang melibatkan partisipasi aktif seluruh masyarakat. Gambarannya, kaum miskin dapat berobat gratis sementara
pembiayaan kesehatannya didanai oleh seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu sampai perusahaan. Selain dana, masyarakat juga membantu dari
berbagai sisi, seperti tenaga dengan menjadi relawan LKC.
Dengan model ini, besar biaya kesehatan per keluarga miskin yang ditanggung pun menjadi murah. Layanan Kesehatan Cuma-Cuma LKC
merupakan lembaga non profit jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di bidang kesehatan yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui
pengelolaan dana sosial masyarakat ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf dan dana sosial perusahaan.
3
B. Perkembangan LKC
Pada tahun 2001, LKC diresmikan oleh Bapak Wapres Hamzah Haz. LKC lahir sebagai kepedulian Dompet Dhuafa dalam membantu dhuafa dengan
mengelola dana ZISWAF. LKC memeberikan layanan rawat jalan umum, gigi, spesialis, KIA, rawat inap, pendampingan rujukan, persalinan dan kegiatan aksi
layan sehat. LKC turut membantu korban banjir besar di Jabodetabek pada Februari 2002.
2
Home LKC, yang diakses di http:www.lkc.or.idindex.phptentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
3
Home LKC, yang diakses di http:www.lkc.or.idindex.phptentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
Memasuki tahun 2003 LKC bekerjasama dengan RSPP mendirikan Gerai Sehat Cipulir GSC. Di tahun 2004 LKC juga bekerja sama dengan PG dan
Yayasan Bani Saleh Bekasi untuk mendirikan Gerai Sehat Bekasi GSB. Di tahun yang sama, LKC mengadakan seminar penanganan kanker payudara.
LKC membantu korban tsunami aceh dan gempa di Nias. LKC bekerjasama dengan EMOI untuk program recovery kesehatan di Aceh Utara.
LKC mengadakan seminar penanganan gizi buruk. LKC bekerja sama dengan GF ATM untuk program ekspansi DOTS TB di LKC dan GSB pada tahun 2005
sampai dengan sekarang.
4
Selanjutnya pada 2006 LKCmembina daerah binaan dengan pendekatan promotif preventif berupa pendampingan posyandu. LKC bekerjasama dengan
EMOI untuk program Community development di Bojinegoro. LKC mersmikan TB center LKC di Ciputat dan Bekasi. LKC memberikan buku 5 tahun LKC. LKC
mendapat pimpinan baru. LKC mendapat Eramuslim Award.LKC bekerja sama dengan PPA pedul untuk ALS daerah kumis. LKC paembang berdiri.
LKC membantu korban banjir di Jabodetabek, Aceh Tamiang dan Daerah Lainnya. LKC mengadakan bikes Againts TB untuk mengkapanyekan pengobatan
TB. LKC mengadakan temu kader posyandu daerah binaan LKC. LKC turut membidangi konsep lahirnya Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa
September 2007.
4
Home LKC, yang diakses di http:www.lkc.or.idindex.phptentang-kami
pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
Tahun 2008, LKC menyelenggarakan pelatihan Peningkatan Kinerja Organisasi PKOPO di 11 Puskesmas serta pembangunan PolindesPustuPKM di
26 titik dalam rangka recovery pasca banjir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Disamping itu LKC mendirikan LKC cabang di Makasar serta menggagas
untuk merelokasi pelayanan medik LKC di Rumah Sehat Terpadu, konsep rumah sakit dengan pelayanan terpadu untuk penyembuhan pasien secara paripurna yang
direncanakan bergabung di Zona Madina Dompet Dhuafa di Parung-Bogor.
5
Dompet Dhuafa Republika diresmikan tanggal 2 Juli 1993 dan menjadi lembaga sosial sesuai Akta Notaris No 41 tanggal 14 September 1994 oleh H.
Abu Jusuf, SH, Notaris Jakarta. Pada Tahun 2000, Eri Sudewo, perintis Dompet Dhuafa republika dan dr. Piprim Yanuarso SpA membuat konsep layanan
kesehatan gratis untuk kaum dhuafa, bulan September 2001 perijinan teknis ke Departemen Kesehatan RI. 17 Oktober 2001, LKC mulai menerima pasien
dhuafa, 3 November 2001, LKC mengundang sejumlah masyarakat sekitar Ciputat untuk doa bersama, 6 November 2001, LKC diresmikan oleh Wakil
Presiden RI Hamzah Haz.
6
C. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi
Menjadi institusi yang mampu mengembangkan program pelayanan kesehatan secara profesional bagi dhuafa di Indonesia pada tahun 2012.
7
5
Home LKC, yang diakses di http:www.lkc.or.idindex.phptentang-kami
pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
6
Dompet Dhuafa Republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2010, h.5.
7
Dompet Dhuafa Republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2010, h.4.