46
BAB III SBIS DAN PUAS
A. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1011PBI2008, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai salah satu instrument operasi pasar terbuka
dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad
ju’alah. Instrument SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan mekanisme
lelang dan memiliki karakteristik diantaranya:
1
a. Memiliki satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 satu juta rupiah. b. Berjangka waktu paling kurang 1 satu bulan dan paling lama 12 dua
belas bulan. c. Diterbitkan tanpa warkat scriptless.
d. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia. e. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder
1
Surat Edaran Bank Indonesia No. 1016DPM tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Melalui Lelang.
47
2. Fungsi Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
SBIS merupakan instrument yang dapat digunakan perbankan syariah sebagai alternatif pengelolaan dana. Instrument ini mempunyai fungsi menjaga
likuiditas dan profitabilitas perbankan syariah. Sedangkan dari sudut pandang Bank Sentral Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
memiliki fungsi dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah melalui operasi pasar terbuka.
3. Landasan Hukum Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
Payung hukum Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS telah terbit pada 31 Maret 2008, ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia PBI
No.10112008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4835 oleh Bank Indonesia. Dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia tersebut, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 67PBI2004 tanggal 16 Februari
2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. SBIS diterbitkan menggunakan akadkontrak transaksi
ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau komitmen iltizam untuk memberikan imbalan tertentu
‘iwadhju’l atas pencapaian hasil natijah ditentukan dari suatu pekerjaan. Kemudian dengan dikeluarkan peraturan tersebut, maka diperlukan pula
surat edaran yang mengatur dan menjelaskan perihal mekanisme dan operasionalisasi instrument SBIS ini. Sehingga Bank Indonesia mengeluarkan
Surat Edaran SE BI No.1016DPM tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat
48
Bank Indonesia Syariah Melalui Lelang dan Surat Edaran SE Bank Indonesia No.1017DPM tentang Tata Cara Repo Sertifikat Bank Indonesia Syariah dengan
Bank Indonesia. Selain itu, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS ini juga telah
memiliki Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI, yaitu Fatwa DSN-MUI No.63DSN-MUIXII2007 tentang Sertifikat Bank
Indonesia Syariah SBIS dan Fatwa No.64DSN-MUIXII2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah Ju’alah SBIS Ju’alah. Kedua Fatwa tersebut
merupakan Fatwa terbaru mengenai Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dimana sebelum Fatwa tersebut telah ada Fatwa DSN-MUI Nomor 36DSN-
MUIX2002 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Fatwa No.64DSN-MUIXII2007 ini dikeluarkan dengan pertimbangan
bahwa instrumen pengendalian moneter yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan
wadi’ah berupa Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia SWBI yang telah terbit sebelumnya,
dipandang belum sepenuhnya dapat menjadi instrumen pengendalian moneter secara optimal. Oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI kemudian
menetapkan fatwa tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS untuk dijadikan pedoman
nya. Dalam SBIS Ju’alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja’il pemberi pekerjaan, Bank Syariah bertindak sebagai maj’ullah penerima
pekerjaan, dan objekunderlying Ju’alah mahall al-‘aqd adalah partisipasi Bank
Syariah untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter
49
melalui penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Kemudian Bank Indonesia
dalam operasi moneternya melalui penerbitan SBIS mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah sebagai upaya pengendalian
moneter dan menjanjikan imbalan reward ‘iwadhju’l tertentu bagi yang turut
berpartisipasi dalam pelaksanaannya.
4. Tata Cara Pelaksanaan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS