Amerika Serikat Tinjauan Respon Perbankan Konvensional Indonesia dan Dunia Terhadap

31 mutasi dari uang kartal. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak injeksi penambahan likuiditas maupun absorpsi pengurangan likuiditas di pasar uang. 25

C. Tinjauan Respon Perbankan Konvensional Indonesia dan Dunia Terhadap

Krisis Keuangan Global 2008 Dalam Penempatan Dana Pada Treasury Bills dan Interbank Call Money Market

1. Amerika Serikat

Federal Reserve System The Fed adalah bank sentral Amerika Serikat. The Fed adalah badan pemerintah yang bertanggungjawab bagi pengelolaan sistem moneter dan perbankan Amerika Serikat yang dibentuk pada tahun 1913. 26 Terdapat banyak instrument moneter di Amerika. Instrument moneter di Amerika memiliki fungsi hampir serupa dengan Pasar Uang AntarBank PUAB adalah Federal Fund Rate. The Federal Funds Rate adalah tingkat bunga pinjaman overnight antar bank. Pinjaman ini paling sering digunakan untuk memenuhi reserve requirement giro wajib minimum. 27 The Fed telah meningkatkan perhatian pada The Federal Fund Rate suku bunga jangka waktu satu malam atas cadangan pinjaman dari satu bank ke bank lainnya sebagai 25 “Penjelasan Operasi Moneter yang Dilakukan Bank Indonesia” diakses pada tanggal 27 Mei 2011 dari http:www.bi.go.idwebidmoneteroperasi+moneterpenjelasan+operasi+moneter 26 Frank J. Fabozzi, dkk, Pasar dan Lembaga Keuangan, ed.1, Jakarta: Salemba empat, 1999, h.86. 27 “Federal Funds Rate Fed Funds Rate” diakses pada tanggal 20 Juni 2011 dari http:www.econmodel.comclassictermsfedfunds.htm 32 indikator utama dari keberadaan kebijakan moneter. 28 Tingkatan dari suku bunga ini digunakan oleh The Fed untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika uang yang beredar terlalu banyak maka The Fed akan meningkatkan The Federal Fund Rate untuk menarik uang di masyarakat. Hal ini akan mengurangi pinjaman kredit dalam perekonomian. Namun jika peredaran uang terlalu sedikit dalam perekonomian, The Fed akan menurunkan The Federal Fund Rate. Hal ini akan membuat perkreditan menjadi lebih tersedia dalam perekonomian. Ketika suku bunga rendah, ekonomi akan bergairah dan konsumen akan lebih mudah mengakses jasa dan produk. Pada akhir 2007, The Federal Funds Rate naik sehingga bank menjadi takut memberikan pinjaman. Untuk tetap menggairahkan prospek ekonomi, The Fed telah mengambil kebijakan untuk melakukan pemangkasan The Fed Fund Rate beberapa kali, sejak tingkat 4,75 persen pada September 2007 menjadi 3 persen pada Januari 2008, dan 2,25 pada Maret 2008. 29 Namun kondisi ini tidak juga memperbaiki kepercayaan pasar yang ditandai dengan bangkrutnya Lehman Brother serta di bail out-nya Bear Stearn dan AIG. Pada oktober 2008, The Federal Fund Rate menjadi 1. Pada maret 2009, The Federal Fund Rate berada 28 Frederic S. Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, jil.2, Jakarta: Salemba Empat, 2008, h. 29. 29 “Perkembangan Asumsi Dasar APBN dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2008” diakses pada 28 Juli 2011 dari http:www.anggaran.depkeu.go.idContent08-02- 26,200320Bab20I.pdf 33 pada kisaran 0-0,25. 30 Penurunan The Federal Fund Rate yang dilakukan terus-menerus ini bertujuan untuk merangsang perekonomian. Sedangkan instrumen yang memiliki fungsi hampir serupa dengan SBI adalah U.S. Treasury Bills atau yang sering disebut T-Bills. U.S. Treasury Bills merupakan surat utang jangka pendek Departemen Keuangan AS. Surat berharga ini sangat likuid dan mempunyai volume perdagangan terbesar. Pasar surat berharga ini mempunyai kapasitas untuk menyerap volume transaksi dari bank sentral tanpa mengalami fluktuasi harga yang berlebihan yang mengganggu pasar. Pada saat terjadi krisis keuangan global, bank lebih memilih untuk menempatkan dananya pada surat berharga pemerintah. Bahkan pada akhir tahun 2008 dimana The Fed menetapkan yield T-Bills sebesar 0, bank masih lebih memilih menempatkan uang pada T-Bills walaupun tidak mendapatkan return. Hal ini dikarena T-Bills merupakan instrument bebas resiko. Pada Desember 2008, yield Treasury Bills 1 bulan adalah nol dan menjadi negatif jika biaya administrasi dimasukkan. Sebanyak 30 milyar US Treasury Bills 1 bulan laku dengan yield nol dalam pelelangan tanggal 9 Desember 2008. 31 Yield 0 pada 30 Rosemary Peavler , “The Federal Reserve and Interest Rates; How the Federal Reserve Affects the Economy by Controlling Interest Rates” diakses pada 20 juli 2011 dari http:bizfinance.about.comoddebtandequityqtfedinterestrate.htm 31 Imam Semar, “Ekonomi dan Moneter 2008-2009” diakses pada 28 Juli 2011 dari http:ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com200812ekonomi-dan-moneter-2008- 2009.htmlixzz1TQf2TOiW 34 T-Bills ini menunjukkan tingginya ketidakpercayaan pada asset beresiko seperti saham dan obligasi. 32 Pada gambar 2.2 terlihat pergerakan Yield T-Bills berjangka tiga bulan dan bunga pada Overnight Index Swap berjangka tiga bulan pada saat terjadi krisis global 2008 . “Overnight Index Swap rate” adalah alat ukur dari The Federal Funds Rate yang diharapkan. Yield T-bills mengalami penurunan signifikan pada Maret 2008 dimana disaat tersebut Bear Stearns mengalami kebangkrutan. 33 Penurunan yang signifikan juga terjadi pada September dan Oktober yakni pada saat kebangkrutan Lehman Brothers. Gambar 2.2 Yield pada Treasury Bill berjangka 3 bulan dan suku bunga The Federal Funds Overnight Index Swap OIS pada saat Krisis Keuangan Global 34 Sumber: Bloomberg 32 “Investor Buy 32 Billion in Treasury Bills with Zero Yield” diakses pada 20 Juli 2011 dari http:www.chartingstocks.net200812investors-buy-32-billion-in-treasury-bills-with-zero-yield 33 Arvind Krishnamurthy, “How Debt Markets Have Malfunctioned in the Crisis”, Journal of Economic Perspectives , Vol.24, No.1 2010: h.16 34 Ibid., h.17 35

2. Inggris

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum Dan Sesudah Krisis Keuangan Global

4 78 79

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL SEBELUM DAN SETELAH KRISIS GLOBAL

0 7 5

Analisis vector auto regressive (VAR) transaksi instrumen moneter syariah terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia

1 13 115

Analisis inlfansi, Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBSIS) dan pasar uang antra bank syariah (PUAS) tehadap financing deposit ratio (FDR) serta inplikasinya kepada return on assets (ROA) Bank Syariah di Indonesia

2 10 155

Pengaruh penempatan dana sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS) dan pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah (PUAS) terhadap Financing To Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah

2 18 104

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Respon Stakeholders Lembaga Keuangan Syariah Terhadap Kualitas Alumni Konsentrasi Perbankan Syariah

8 194 109

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syari

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014 SKRIPSI.

0 1 9