Pembatasan dan Perumusan Masalah

4 Penempatan dana over likuiditas pada SBIS dan keuntungan yang diperoleh bank dalam peminjaman dana pada PUAS merupakan salah satu pilihan bank dalam menempatkan dana yang menganggur. Hal ini dikarenakan penempatan pada SBIS maupun PUAS merupakan penempatan dana jangka pendek sehingga lebih liquid jika dibandingkan dengan berinvestasi pada instrument lain. Namun, penempatan dana pada SBIS dan PUAS yang berlebihan dapat memudarkan fungsi bank yaitu sebagai lembaga intermediasi. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan perbankan konvensional tidak terlalu ekspansif melakukan program penyaluran kredit kepada sektor rill dan lebih memilih menempatkan dananya pada instrumen investasi yang aman, seperti SBI. Apakah pada saat terjadi krisis keuangan global 2008 bank syariah juga lebih memilih menempatkan dana pada SBIS dan PUAS atau tidak? Hal tersebut telah menarik penulis untuk melakukan penelitian pada instrumen-instrumen jangka pendek yang telah disediakan oleh Bank Indonesia tersebut. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi “RESPON PERBANKAN SYARIAH TERHADAP KRISIS KEUANGAN GLOBAL 2008 DALAM PENEMPATAN DANA PADA SBIS DAN PUA S”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah yang akan diteliti, penulis akan memberikan batasan dan perumusan masalah terhadap objek yang dikaji. Batasan masalah ini bertujuan untuk membatasi objek penelitian yang terlalu luas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 5 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia tidak termasuk BPRS. 2. Perbankan syariah dapat melakukan penempatan dana diberbagai instrument. Pada penelitian ini yang dibahas hanya penempatan dana pada SBIS 7 dan PUAS. 3. Lingkup penelitian dimulai dari Januari 2007 sampai April 2010 dimana data tersebut telah mengakomodasi gambaran data kondisi ketika menuju dan saat terjadinya krisis keuangan global 2008, dengan perincian: a. Data SBIS dan PUAS bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Agustus 2008 adalah data SBIS dan PUAS ketika menuju terjadinya krisis keuangan global 2008. 8 b. Data SBIS dan PUAS bulan September 2008 sampai dengan April 2010 adalah data SBIS dan PUAS saat terjadinya krisis keuangan global 2008. 9 c. Jumlah data SBIS dan PUAS ketika menuju dan saat krisis keuangan global 2008 adalah sama yaitu 20 data menuju krisis dan 20 data saat 7 Sebelum adanya Peraturan Bank Indonesia nomor : 10 11 PBI2008, instrument ini dikenal dengan istilah SWBI Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Namun setelah adanya peraturan tersebut semua istilah SWBI yang selama ini digunakan, harus dibaca sebagai Sertifikat Bank Indonesia Syariah Pasal 17 PBI nomor : 10 11 PBI2008. 8 Pengambilan data Januari 2007 sebagai data kondisi menuju krisis berdasarkan saat mulai terjadinya krisis subprime mortgage ─yang merupakan sumber terjadinya krisis keuangan global 2008─yaitu pada awal tahun 2007. Lihat Azhari Firmansyah dan Sari H. Binhadi, “Krisis Subprime Mortgage : Sudut Pandang IMF”, Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional: 2007 dan http:id.wikipedia.orgwikiKredit_subprimaKrisis_KPR_subprima_di_Amerika 9 Bulan September 2008 merupakan puncak terjadinya krisis. Pengambilan data bulan September 2008 ini sebagai batas saat terjadinya krisis adalah berdasarkan kondisi perekonomian AS dimana pada September 2008 perusahaan dan bank-bank terkemuka Lehman Brothers, Merryl Linch, AIG, dst yang menjadi lambang keperkasaan ekonomi AS mengalami kebangkrutan Faisal Basri dan Haris Munandar, Lanskap Ekonomi Indonesia Jakarta: Kencana, 2009, h.545. 6 krisis keuangan global 2008. Sehingga total keseluruhan data adalah 40 data. Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut antara lain: 1. Bagaimana secara teoritis respon perbankan konvensional Indonesia dan Dunia terhadap krisis keuangan global 2008 dalam penempatan dana pada Treasury Bills Surat Berharga Pemerintah Jangka Pendek dan Interbank Call Money Market Pasar Uang AntarBank? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata kuantitas penempatan dana pada SBIS antara menuju hingga saat terjadinya krisis keuangan global 2008? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata kuantitas penempatan dana pada PUAS antara menuju hingga saat terjadinya krisis keuangan global 2008? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah memperhatikan judul dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara teoritis respon perbankan konvensional Indonesia dan Dunia terhadap krisis keuangan global 2008 dalam penempatan dana perbankan pada Treasury Bills Surat Berharga Pemerintah Jangka Pendek dan Interbank Call Money Market Pasar Uang AntarBank, untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata kuantitas penempatan dana pada SBIS antara menuju hingga saat terjadinya krisis keuangan global 2008 serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan 7 yang signifikan rata-rata kuantitas penempatan dana pada PUAS antara menuju hingga saat terjadinya krisis keuangan global 2008. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan sehingga penulis memahami lebih mendalam mengenai teori dan fakta yang terjadi pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dan Pasar Uang AntarBank Berdasarkan Prinsip Syariah PUAS. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai SBIS dan PUAS. Informasi dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya, yang meneliti SBIS dan PUAS, sebagai bahan informasi pembanding dengan penelitian lainnya. 3. Bagi Perbankan Syariah Memberikan informasi tentang respon perbankan syariah terhadap krisis keuangan global 2008 dalam penempatan dana pada SBIS dan PUAS yang dapat dijadikan salah satu dasar pengambilan kebijakan. 4. Bagi Masyarakat Memberikan informasi, gambaran dan pengetahuan kepada masyarakat tentang penggunaan instrument SBIS dan PUAS bagi perbankan syariah. Informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam menginvestasikan dana di Bank Syariah. 8

D. Review Studi Terdahulu

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum Dan Sesudah Krisis Keuangan Global

4 78 79

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL SEBELUM DAN SETELAH KRISIS GLOBAL

0 7 5

Analisis vector auto regressive (VAR) transaksi instrumen moneter syariah terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia

1 13 115

Analisis inlfansi, Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBSIS) dan pasar uang antra bank syariah (PUAS) tehadap financing deposit ratio (FDR) serta inplikasinya kepada return on assets (ROA) Bank Syariah di Indonesia

2 10 155

Pengaruh penempatan dana sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS) dan pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah (PUAS) terhadap Financing To Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah

2 18 104

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Respon Stakeholders Lembaga Keuangan Syariah Terhadap Kualitas Alumni Konsentrasi Perbankan Syariah

8 194 109

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syari

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014 SKRIPSI.

0 1 9