44
Dilain pihak, Dr. Sri Adiningsih mengindikasikan hal lain yaitu ada beberapa bank katagori A sebenarnya hanya hidup dari keuntungan yang
diperoleh dari transaksi pinjam-meminjam dana di Pasar Uang AntarBank interbank call money market dengan suku bunga overnight yang tinggi.
Pendapatan bank dari SBI dan call money itu sah-sah saja. Dari aspek mikro perbankan masih dianggap produktif. Namun tidak demikian halnya dengan
perspektif makro. Secara makro, bank-bank seharusnya menjalankan fungsi intermediasi, yaitu menyalurkan dana pihak ketiga menjadi investasi yang
produktif, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
54
Pada krisis ekonomi 1997-1998, perbankan syariah belum memiliki instrument moneter. Fenomena krisis global 2008 merupakan fenomena pertama
yang dialami oleh perbankan syariah setelah memiliki instrument moneter syariah.
5. Kesimpulan Tinjauan Respon Perbankan terhadap Krisis Keuangan
Global 2008 dalam Penempatan Dana pada Treasury Bills dan Interbank
Call Money Market Kasus: Amerika Serikat, Inggris, Jepang
Kesimpulan yang dapat diambil dari kondisi tiga negara Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang yang menjadi gambaran kondisi ekonomi global pada saat
terjadi krisis keuangan global 2008 adalah perbankan negara-negara tersebut
54
Ibid., h.294
45
merespon keadaan krisis ini dengan lebih memilih untuk mengamankan cadangan keuangan daripada meminjamkan uang ke bank lainnya sehingga terjadi
peningkatan permintaan dan penurunan penawaran pinjaman likuiditas pada Pasar Uang Antarbank. Kelangkaan likuiditas ini mengakibatkan kenaikan suku bunga
Pasar Uang Antarbank pada masing-masing negara tersebut. Hal tersebut kemudian mendorong bank sentral masing-masing negara untuk melakukan
intervensi dengan melakukan pemangkasan rate. Tidak hanya itu, penempatan dana pada instrument Treasury Bills pada masing-masing negara mengalami
kenaikan, sehingga membuat bank sentral negara-negara tersebut menurunkan yield Treasury Bills.
46
BAB III SBIS DAN PUAS
A. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1011PBI2008, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai salah satu instrument operasi pasar terbuka
dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad
ju’alah. Instrument SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan mekanisme
lelang dan memiliki karakteristik diantaranya:
1
a. Memiliki satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 satu juta rupiah. b. Berjangka waktu paling kurang 1 satu bulan dan paling lama 12 dua
belas bulan. c. Diterbitkan tanpa warkat scriptless.
d. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia. e. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder
1
Surat Edaran Bank Indonesia No. 1016DPM tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Melalui Lelang.